EMMY SAELAN...
Demikian namanya dikenal, itupun kita kenal hanya dari nama jalan kan?
tidak banyak yang tahu, siapa dia sebenarnya...padahal Emmy Saelan adalah salah seorang pejuang yang gugur di medan perjuangan melawan belanda pada tahun 1947.
Â
Emmy Saelan ; seorang gadis yg lahir di Malangke Luwu pada 15 Oktober 1924, merupakan bagian dari keluarga kerajaan Luwu, ia hijrah ke kota Makassar bersama keluarganya pada usia 5 tahun. Ayahnya, Amin Saelan, adalah tokoh pergerakan taman siswa di Makassar dan sekaligus penasehat organisasi pemuda. Salah seorang adiknya; Maulwi Saelan, adalah tokoh pejuang dan pernah menjadi pengawal setia Bung Karno.
Â
Tahun 1946, ia bergabung dengan pasukan Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi atau LAPRIS di bawah pimpinan Ranggong Daeng Romo yang meneruskan perjuangan gerilya di hutan-hutan.
Â
Di saat agresi militer ke dua Belanda terjadi, Emmy Saelan bergabung ke dalam Laskar perjuangan yang diberi nama Harimau Indonesia yang dikepalai oleh Robert Wolter Monginsidi. Di laskar ini, Emmy berperan memimpin laskar perempuan yang sekaligus juga bertugas sebagai perawat di palang merah.
Aksi laskar perjuangan Harimau Indonesia tidak main-main, dari menembak hingga melempar granat ke rumah-rumah pembesar Belanda. Karena gerah dengan aksi-aksi laskar pejuang ini, Belanda pun mendatangkan Kapten Westerling yang terkenal kejam dan akhirnya mempersempit ruang gerak kaum muda pejuang Nasional. Penangkapan pun dilakukan secara besar-besaran.
Â
Bersiap menghadapi Belanda, Laskar inipun kemudian mempersiapkan sebuah operasi melawan Belanda. Kala itu, 23 Januari 1947, Emmy Saelan memimpin 40 orang bertempur di sebuah Kampung, Kasi Kasi. Dari 40 orang yang dipimpin oleh Emmy, hanya 1 regu yang bersenjata api, sedang yg lainnya masih menggunakan senjata tradisional. Emmy dan rombongan terkepung oleh pasukan tank Belanda dan dihujani tembakan. padahal saat itu mereka juga sedang membawa korban-korban luka.
Â
Tentara Belanda memerintahkannya untuk menyerah, namun tidak diindahkan, ia tak peduli dengan perintah Belanda, untuk terakhir kalinya, Emmy melemparkan granat ke tengah-tengah tentara Belanda, puluhan tentara Belanda tewas terbunuh, termasuk Emmy Saelan sendiri... Jenazah Emmy Saelan lalu dikuburkan oleh Belanda saat itu juga di lokasi pertempuran.
Â
Tgl 23 Januari 1947 pun segera diumumkan sebagai hari berkabung seluruh pasukan dalam lingkungan operasi III yang dipimpin oleh Wolter, karena hari itulah gugurnya seorang perempuan pejuang tanpa kenal takut memimpin pasukannya bertempur. Seusai situasi di Makasar pulih, kuburannya digali kembali. Pihak keluarga masih bisa mengenali jenazahnya dari konde dan giginya yang cacat. Dari kemeja dan celana panjangnya yang lusuh tercabik, baju yang kerap ia kenakan kala bergerilya.
Â
Perjuangan Emmy Saelan pun dikenang sebagai salah satu pahlawan nasional. Jasanya diabadikan dalam bentuk monumen dan nama jalan. Jenazah Emmy Saelan kemudian dikuburkan di Taman Makam Pahlawan, Panaikang, Makassar.