Kita kerap mendengarkan ungkapan "nabung saja tidak cukup" ini. Kalau mau jujur, ungkapan ini sebenarnya lahir dari keprihatinan akan kebutuhan hidup sehari-hari yang dari hari ke hari kian meningkat, tetapi di sisi lain uang yang dimiliki tidak berkembang maksimal karena kebanyakan sekadar ditabung secara konvensional.
Ungkapan di atas sebenarnya juga mau mengatakan kalau uang tidak bisa berkembang secara maksimal, karena pilihan pengembangannya yang tidak tepat.
Pada dasarnya, bunga tabungan yang dipakai untuk memarkirkan uang memang tidak berbanding lurus dengan yang namanya inflasi.
Bunga tabungan jauh di bawah inflasi. Makanya, berbagai kebutuhan mulai hari ini hingga ke depan agak sulit dipenuhi kalau hanya mengandalkan pengembangan nilai uang dengan tabungan.
Kalau diulik lebih dekat maka bunga tabungan itu secara umum paling gede palingan 2% saja dan kalau mau jujur maka persentase ini tentu jauh di bawah tingkat inflasi yang biasanya di angka 4%. Cukup signifikan perbedaannya, yakni setengahnya.
Ungkapan "nabung saja tidak cukup" tentu tidak mau menegasi keberadaan menabung secara tradisional untuk pengembangan uang. Pada dasarnya model pengembangan duitnya lah yang perlu divariasi semisal dengan investasi, agar hasilnya maksimal. Dengan begitu, nilai uang yang dimiliki tidak tergerus momok inflasi.
Karenanya, investasi telah menjadi kebutuhan, bukan lagi alternatif di samping tabungan konvensional. Investasi wajib berjalan beriringan dengan tabungan konvensional karena yang namanya inflasi sebagai "musuh bersama" itu harus ditaklukkan.
Ada pun alternatif investasi yang memberikan rata-rata cuan lebih bagus dan bisa menaklukkan inflasi misalnya saham (lebih dari 9%), obligasi (8%), deposito (6%). Khusus untuk investasi saham yang saat ini sudah sangat mudah semisal dengan aplikasi IPOT besutan Indo Premier Sekuritas, saham tentu bisa memberikan potensi cuan lebih besar dari dari 9% asal pilihannya tepat.
Dan pada praktiknya, pilihan saham yang tepat memang membutuhkan skill analisis mulai dari analisis fundamental dan teknikal.
Dua skill ini kini juga mudah dipelajari secara online di tengah pandemi Covid-19 yang biasanya diberikan secara gratis.
Kendati demikian, wajib disadari pula bahwa di saham juga berlaku high return high risk. Jadi, potensi rugi itu juga ada dalam investasi saham. Oleh karenanya, analisis fundamental dan teknikal menjadi kuncinya, terutama agar potensi rugi itu benar-benar diminimalkan.