Dokter itu Malas Nulis atau Memang Sengaja Tulisannya Jelek?

27 Jul 2020 10:30 2951 Hits 1 Comments Approved by Plimbi
Tulisan resep dokter jelek, demi kebaikan pasien

Dokter itu kan pendidikannya tinggi kan ya? Tapi kok tulisannya jelek? Tulisan ceker ayam. Sebenarnya dokter itu malas menulis atau memang sengaja supaya pasien tidak bisa baca resep obat.

Fakta tulisan dokter jelek ini sudah banyak diketahui banyak orang. Jawabannya sebenarnya gampang saja, supaya pasiennya tidak bisa membaca atau mengetahui isi dari resep obat yang dibuat dokter.

Dan itu demi kebaikan dari para pasien. Karena sebuah obat medis belum tentu cocok untuk mengobati penyakit yang sama secara berkali-kali atau untuk pasien lainnya. Jadi bahaya sekali jika pasien sampai menyalahgunakan resep obat.

Tentu dokter tidak sembarangan memberi resep obat, meski tulisan resep terlihat seperti asal-asalan. Sangking jeleknya tulisan dokter, sampai tidak bisa terbaca oleh pasien. Tapi Apoteker dapat memahaminya.

Pemberian resep dokter tidak sembarangan. Jangan dikira kita bisa mengkonsumsi obat yang sama secara berulang. Karena dokter buat resep obat juga memperhatikan aspek umur, gejala, jenis kelamin, riwayat penyakit pasien dan sebagainya.

Jadi itu tujuan resep dokter ditulis dengan tulisan yang jelek. Karena ini berkaitan dengan obat pemulihan pasien ya bersifat rahasia. Biarkan menjadi sandi antara dokter dan apoteker.

Dan beberapa teori lain, menyebutkan tulisan dokter yang jelek pada secarik kertas resep obat. Dilakukan guna mempermudah tugas dokter.

Bayangkan saja, tugas dokter itu berat sekali. Misal dalam sehari seorang dokter melayani 100 pasien. Dalam 8 jam kerja sehari, artinya seorang dokter melayani 1 pasien per 5 menit.

Sungguh pekerjaan yang berpacu dengan waktu dalam mengobati pasien. Setelah memeriksa pasien, diagnosa, kemudian menulis resep obat sambil ngobrol sama pasien terkait penyakitnya.

Jadi wajar saja tulisan dokter jadi tidak rapi. Selain memang tujuannya agar hanya diketahui oleh orang tertentu saja, yaitu apoteker. Dan seorang dokter juga disebut sudah terbiasa menulis cepat karena semenjak kuliah terbiasa merangkum buku terkait Fisiologi Kedokteran yang tebal bukan main tersebut.

Tulisan resep dokter seperti cakar ayam memang sudah jadi cerita lama. Kebiasan tersebut sudah mulai ditinggalkan. Alasannya karena semakin majunya teknologi komunikasi dan media tulis. Juga meminimalisir kemungkinan miskomunikasi antara dokter dan apoteker.

Resep dokter kini juga ditulis secara komputerisasi. Meskipun demikian kode-kode dalam obat juga tetap njlimet. Jadi jangan sok tahu membaca resep obat.

Beruntungnya kini sudah tersedia sejumlah aplikasi telemedicine. Dimana kita bisa berobat lewat perangkat gawai. Dalam kondisi normal atau penyakit ringan. Kita bisa konsultasi sama dokter secara online dan obat bisa langsung diantarkan ke rumah pasien.

Tags

About The Author

Rianda Prayoga 48
Ordinary

Rianda Prayoga

Gak banyak bicara, sedikit cuek tapi lumayan ramah
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel