Dalam riwayat kerajaan jawa khususnya di seputar provinsi Yogyakarta (jogja) tidak dapat dilepaskan dari yang namanya kerajaan mataram islam, yang sekarang ini semakin diketahui dengan keraton Yogyakarta serta Keraton Surakarta.
Nah, menceritakan mengenai jogja karena itu tidak dapat dipisah dari kehadiran penciptaan arsitektur yang sangatlah baik di seputar keraton Jogja, selaini bangunan Keraton sendiri ada juga bangunan yang menarik, warga biasa mengatakan dengan Tamansari.Â
Tamansari berada di tengah kota Jogjakarta. Jika kalian berencana untuk berlibur di Jogjakarta, kalian bisa memanfaatkan rental mobil Jogja. Untuk mengantar dan juga menemani liburan kalian selama di Jogja termasuk ke Tamansari.
Sejarah Tamansari
Tamansari sebuah komplek skemaatis yang semakin banyak menonjolkan artistik di bagian kolam serta air. Hal sama saat Petualang berjalan di seputar Sumur Gemuling (Gumuling) dimana nilai artistik pada bagunan itu semakin banyak memberikan bagian kesejukan air.
Tamansari selanjutnya banyak dikatakan sebagai Istana Air (water castle) yang sebab nilai arsitektur serta kekhasan pada lekukan bangunan serta air yang terisi dikolam kolam. Dalan sejarahnya yang dikatakan oleh sebagian orang sebagai guide Istana Air Tamansari mengatakan jika Taman ini dipakai oleh Raja Mataram (Jogja) untuk lakukan mandi pada bulan-bulan spesifik.
Sedikit ada kemistikan yang berlangsung di seputar ruang kolam saat itu. Saat Raja akan masuk dalam Istana Air Tamansari karena itu diterima dengan musik gamelan yang dilagukan dari bangunan-bangunan kecil di kanan serta kiri yang berada di depan Istana Air Tamansari. Lalu ada upacara spesifik untuk menyongsong Raja serta beberapa orang yang akan masuk dalam Istana Air Tamansari.
Istana Air Tamansari ini dibuat saat di tahun 1758-1769 oleh Raja Mataram (Jogja) yang namanya Sultan Hamengku buwono I. Meskipun keadaannya tidak sama dengan saat Istana Air Tamansari ini dibikin, tetapi keadaannya tetap terbangun serta masih terlihat sejumlah besar yang dapat jadi lambang kekhasan serta artistik dari bangunan itu.
Sisa Bangunan yang Ada Di Tamansari
Bangunan-bangunan yang masih tetap sisa contohnya Sumur Gemuling (Gumuling), Gedhong Gapura Hageng ( Hageng = besar) didekat pintu masuk, Umbul Pasiraman (yang saat ini ada kolam-kolam saat pertama masuk), Gedhong Gapura Panggung ( Kolam yang ada bangunan kembar disamping kanan serta kiri berekatan dengan kolam), serta beberapa bangunan yang akan ke arah Sumur Gemuling yang saat ini jadi tempat buat warga jogjakarta.
Dahulu, di antara Istana Air Tamansari serta Sumur Gemuling adalah taman-taman yang memanjakan mata serta sejuk, tetapi saat ini cuma sisa taman kecil yang ada di paling belakang Istana Air Tamansari.
Meskipun tidak seindah serta sesejuk saat dahulu kala Istana ini dibikin, tetapi kekhasan serta artistik dari bentuk bangunan Tamansari dapat membahagiakan untuk di nikmati.
Cuaca yang panas tidak jadi masalah, ditambah lagi saat lihat kolam-kolam air yang beri kesegaran serta menyejukan seakan menyebut untuk selekasnya berendam. Tetapi sebab memang Istana Air Tamansari ini adalah bangunan cagar budaya, tidak diperkenankan untuk beberapa Petualang nyegur serta berendam.
Istana Air Tamansari benar-benar cocok untuk dibuat pilihan penambahan saat ingin telusuri Jogja untuk lihat keelokan serta kekhasan Jawa dijamannya sampai saat ini.
Waktu Berkunjung Ke Tamansari
Jika berpetualang hari ahad, tips-nya ialah tiba pagi ke Istana Air Tamasari lalu berjalan beberapa mtr. mengarah belakang ke arah Sumur Gumuling. Nah, sebelum jam memberikan jam 10.00 pagi silahkan untuk selekasnya bertandang ke Keraton Jogjakarta untuk lihat tari serta iringan musik gamelan yang mengugah rasa. Kecuali pergerakan tarian yang sangatlah baik, tabuhan musik gamelan yang membuat pendengarnya untuk selalu terdiam nikmati.