The Power of Forgiveness

11 Jun 2020 10:10 1624 Hits 1 Comments Approved by Plimbi
Telah kita ketahui bersama pula, bahwa pemaaf bukan saja sebagai ciri khas muslim, namun sikap mau memaafkan ini pun banyak dimiliki oleh orang-orang yang istimewa dalam menjalani kehidupan, biasanya kita bisa menyebut golongan orang ini dengan sebutan orang yang "eling". Mereka adalah orang yang matang sikap mentalnya sehingga sadar dan tahu benar mengapa memilih untuk mudah membukakan pintu maaf. 

Akhirnya Hari Raya Idul Fitri di tahun 2020 ini berhasil juga kita lalui sekitar hampir tiga minggu lalu setelah kita awali dengan satu bulan penuh menjalani puasa di Bulan Ramadhan. Hari Raya Lebaran kali ini amat berbeda dari biasanya dan bahkan mungkin baru pertama kali kita rasakan seumur hidup karena kita harus merayakannya dalam kondisi yang serba dibatasi untuk bersuka-cita bersilaturahmi dalam rangka saling memaafkan dikarenakan terjadinya pandemi virus Covid-19 dan adanya peraturan pemerintah untuk menjalani karantina wilayah, PSBB, atau apa pun itu sebutan istilahnya.  

Kebiasaan mudik atau pulang kampung sebagai tanda perayaan Hari Raya Idul Fitri pun tidak bisa dilakukan oleh sebagian besar orang. Rasa haru dan sedih karena tidak bisa melakukan sungkem permohonan maaf kepada orang tua dan kerabat banyak terlihat di unggahan sosial media para perantau. Dalam hal ini seyogyanya kita tetap bersyukur karena teknologi canggih video call telah mampu mengurangi kerinduan peluk-cium dan kata maaf yang tidak bisa dilakukan secara langsung. 

 

Mengapa Memaafkan Itu Penting ? 

Setelah menjalani ibadah puasa di Bulan Ramadhan, tentunya kita makin memahami bahwa salah satu ciri khas seorang muslim adalah mau meminta maaf dan mau pula membuka hati untuk memaafkan. 

Telah kita ketahui bersama pula, bahwa pemaaf bukan saja sebagai ciri khas muslim, namun sikap mau memaafkan ini pun banyak dimiliki oleh orang-orang yang istimewa dalam menjalani kehidupan, biasanya kita bisa menyebut golongan orang ini dengan sebutan orang yang "eling". Mereka adalah orang yang matang sikap mentalnya sehingga sadar dan tahu benar mengapa memilih untuk mudah membukakan pintu maaf. 

 

Berikut adalah beberapa rangkuman penulis yang menjawab betapa pentingnya memiliki sikap dan sifat mudah memaafkan:

1.    Mengurangi stres dan kecemasan
Dikutip dari Mayo Klinik (10/9/2010), memaafkan adalah sebuah proses perdamaian dengan diri sendiri. Seseorang yang memberi maaf justru akan merasa lebih rileks untuk menerima kondisinya, sehingga mengurangi stres dan cemas, sehingga bisa terhindar dari risiko penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang. 

 

2.    Menyehatkan jantung
Universitas Massachusetts mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa memaafkan bisa menurunkan tekanan darah dengan lebih cepat, sehingga mengurangi risiko tekanan darah tinggi dan menyehatkan jantung. 

 

3.    Meningkatkan imun tubuh
Menurut Journal of Behavioral Medicine yang diterbitkan tahun 2005, memaafkan juga memiliki hubungan dengan kualitas tidur. Saat kita melepaskan emosi negatif, tekanan darah dan denyut jantung kita akan lebih normal. Tanpa kita sadari hal ini membuat tubuh rileks dan membuat kita mudah terlelap di malam hari. Kondisi tidur yang baik juga diketahui dapat meningkatkan produksi antibodi, sehingga meningkatkan sistem imun tubuh. 

 

4.    Meningkatkan kemampuan kognitif
Menurut salah satu penelitian dari University of Pisa, emosi negatif salah satunya kemarahan menyebabkan menurunnya kemampuan berfikir rasional. Dengan memaafkan, kita membantu mengembalikan kondisi cara berfikir dengan lebih rasional. 

 

5.    Menguatkan ikatan pernikahan      
Dalam buku The Science of Trust, Dr. John M. Gottman menjelaskan bahwa hanya dengan memaafkan, pasangan suami istri mampu memroses sebuah masalah dan beralih dari peristiwa yang kurang baik menuju ikatan yang lebih kuat. Para ilmuwan dan psikolog telah sepakat bahwa memaafkan adalah kontributor terpenting untuk hubungan yang sehat. Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang tidak sulit memaafkan, cenderung akan menikmati hubungan romantis yang lebih lama dan memuaskan.

Tidak semua orang mudah untuk memaafkan. Namun, tidak mudah bukan berarti tidak bisa. Setelah melewati masa pendekatan dan perenungan diri kepada Sang Pencipta selama satu bulan penuh di Ramadhan lalu, ayo kita gunakan momen suci Hari Raya Idul Fitri dan Bulan Syawal ini untuk makin mudah membuka hati nurani dalam memaafkan kesalahan-kesalahan diri kita sendiri juga memaafkan orang lain. 

Akhirnya,  penulis juga ingin memanfaatkan waktu yang tersisa sekitar sebelas hari lagi di Bulan syawal ini untuk mengucapkan minal Aidzin wal Faidzin, mohon maaf lahir-batin. 

Jangan lupa follow LAKSMITHA PODCAST di Spotify, Radio Public, The Breaker Official atau di Anchor FM untuk mendengarkan edisi ini serta untuk mengetahui lebih dalam tulisan-tulisan saya yang lainnya.

Tags

About The Author

Laksmitha 22
Novice

Laksmitha

Beauty Influencer & Writer. PLEASE FOLLOW : LAKSMITHA PODCAST 💟 Available on : ANCHOR, SPOTIFY , RADIOPUBLIC & BREAKER 💟
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel