Berawal dari sebuah strategi pemerintah demi mengurangi dan menghentikan penyebaran virus COVID-19, Work From Home atau bekerja dari rumah kemudian menjadi salah satu bagian dari strategi tersebut.
Demi menunjang kegiatan bekerja dari rumah tersebut, salah satu aplikasi yang digunakan agar pekerjaan tetap berjalan lancar adalah aplikasi “Zoomâ€. Yaitu sebuah aplikasi video call yang bisa digunakan banyak orang sekaligus dalam satu kanal. Sehingga ketika ada pekerjaan yang memang harus dilakukan secara teamwork namun dalam keadaan terpisah oleh jarak antar anggota timnya, aplikasi ini jadi solusi untuk masalah jarak tersebut. Dengan begitu komunikasi antar anggota tim masih bisa terhubung walaupun bekerja dari rumah masing-masing.
Aplikasi “Zoom†sendiri tergolong sangat lengkap. Ketika menggunakan aplikasi ini, penggunanya akan dapat berbicara dengan banyak orang layaknya sebuah aplikasi video teleconference. Tidak hanya itu, kelebihan lain yang menjadi andalan dari aplikasi ini adalah latensi atau delay yang rendah sehingga pembicaraan tidak akan terganggu oleh jeda. Selain itu juga aplikasi ini memiliki server yang bisa diandalkan dengan jarang terjadinya server down atau crash setiap para penggunanya menggunakan aplikasi ini dalam keadaan internet tidak stabil. Serta kelebihan terakhirnya yang menjadikan “Zoom†ini menjadi primadona di kalangan para pengguna aplikasi video teleconference adalah kemampuan aplikasi ini dalam menampung hingga 100 orang di dalam satu kanal atau channel-nya.
Dibalik semua kelebihannya tersebut, sebuah berita tentang aplikasi “Zoomâ€Â di internet yang bisa dibilang kurang mengenakkan muncul. Aplikasi yang dikembangkan oleh Zoom Video Communications, Inc. di Amerika Serikat, tepatnya San Jose, California ini dikabarkan tidak aman digunakan. Apalagi bagi mereka yang memang menjaga kerahasiaan meeting yang dilakukan di aplikasi tersebut.
Bahkan menurut salah seorang penggunanya, nomor teleponnya diretas oleh pihak tidak bertanggung jawab, kemudian digunakan untuk menipu kontak yang ada di nomor telepon tersebut. Selain itu juga, banyak pengguna lain yang kanal atau ruangan tempat video teleconference-nya kebobolan atau dimasuki orang yang entah siapa.
Mulai dari situlah “Zoom†kemudian mulai ditakuti dan kehilangan para penggunanya termasuk penulis. Mungkin hal tersebut dikarenakan “Zoom†itu terlalu santai dalam mengurus aplikasinya dimana mereka sudah berbahagia dengan hanya 10 juta penggunanya. Sehingga ketika lonjakan pengguna “Zoom†meningkat ke 200 juta pengguna, mereka kewalahan mengurus pengguna-pengguna tersebut, termasuk didalamnya ancaman-ancaman yang muncul dari masalah sekuritas “Zoom†yang memang terlalu memiliki banyak celah untuk disusupi. -BB-
Â
Â