Mengapa Bisa Muncul Virus Menular Baru Seperti Korona?

20 Mar 2020 13:55 2644 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Jika benar Covid-19 berasal dari virus yang disebarkan dari hewan. Maka sebenarnya dugaan tersebut bukannlah sesuatu yang baru. Sebelumnya juga ada virus bemula dari unggad, babi, ular, kera dan lain sebagainya.

Saat ini kamu membaca artikel tentang virus Korona jenis baru ini, mungkin ada rasa khawatir pada dirimu akan wabah penyakit ini. Hal ini wajar terjadi. Tapi jangan panik ya.

Artikel ini sebisa mungkin ditulis dengan kata-kata yang santai, atau minimal tidak bikin gaduh. Jadi daripada kita debat dan asumsi gak jelas di media sosial. Alangkah baiknya kita menambah wawasan terhadap virus menular, tidak hanya Covid-19.

Ada yang bilang bila pengetahuan seseorang memadai. Maka orang tersebut gak gampang panik atau sumbu pendek. Gak percaya? Coba saja.

Baiklah. Covid-19 tentu tidak muncul secara tiba-tiba. Banyak dugaan, Covid-19 berasal dari hewan liar Kelelawar, ular dan lainnya. Namun secara pastinya belum diketahui asal-usul pastinya. Sabar, ilmuwan kita sedang bekerja.

Jika benar Covid-19 berasal dari virus yang disebarkan dari hewan. Maka sebenarnya dugaan tersebut bukannlah sesuatu yang baru. Sebelumnya juga ada virus bemula dari unggad, babi, ular, kera dan lain sebagainya.

 

Perubahan iklim mempercepat proses penularan penyakit dari hewan ke manusia

Disebut animal-borne disease yakni penyakit yang timbul dari hewan. Mungkin dimasa depan masalah ini menjadi lebih besar seiring krisis iklim dan globalisasi yang mengubah pola interaksi manusia dan hewan.

Selama 50 tahun terakhir penularan penyakit dari hewan ke manusia telah berkembang lebih cepat.

Krisis HIV/Aids pada dekade 1980-an berasal dari kera besar , kemudian pada tahun 2004-07 terjadi avian flu yang berasal dari unggas , sedangkan babi menghasilkan pandemi flu babi tahun 2009.

Belakangan kita temukan penyakit severe acute respiratory syndrome atau SARS berasal dari kalelawar, melalui musang, sementata kalelawar juga memberi kita Ebola .

sebelumnya juga ada sejumlah pandemi lainnya seperti Flu Spanyol, Black Death, Cacar, hingga Campak. Dimasa lalu pandemi tersebut secara jumlah korban memang besar. Namun jarak waktu kemunculannya tidak sesering sekarang. Meski kondisi demikian bukan berarti lebih baik.

Saat ini kita akui pandemi maupun wabah penyakit lebih sering muncul dalam bentuk yang baru. Penularan penyakit dari hewan sudah ada sejak dulu.

Namun perubahan iklim mempercepat proses ini. Serta mobilitas tinggi manusia ditambahan urbanisasi membuat penyebaran penyakit jauh lebih cepat.

 

Bagaimana mungkin penyakit dari hewan dapat menginfeksi manusia?

Sebelum itu kita kenali dulu apa itu Patogen. Patogen (Bahasa Yunani: παθογένεια, "penyebab penderitaan") adalah agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya. Sebutan lain dari patogen adalah mikroorganisme parasit. Umumnya istilah ini diberikan untuk agen yang mengacaukan fisiologi normal hewan atau tumbuhan multiselular.

Banyak hewan membawa patogen atau virus yang mengakibatkan penyakit menular.

Sederhananya patogen ini merupakan parasit yang menempel pada inangnya atau sel induk untuk bertahan hidup. Dengan menginfeksi berbagai spesies sebagai inangnya agar mencapai tujuan dari patogen ini. Konsepnya sama seperti "parasit" dalam sosok manusia yang menggantungkan hidupnya pada orang lain.

Tapi pada prakteknya. Sel induk atau inangnya memiliki sistem kekebalan tubuh. Sistem inilah yang mencoba menghalau bahkan membasmi patogen atau virus tadi.

Jadi seperti virus Korona jenis baru ini. Saat menginfeksi tubuh manusia. Sistem Immun atau kekebalan tubuh pada diri manusia yang menjadi benteng pertahanan. Bagi mereka yang kekebalan tubuhnya baik mungkin tampak sehat saja. Namun Ia sesungguhnya masih menyimpan virus tersebut dalam dirinya dalam masa tertentu dan bisa menularkannya pada orang lain. Atau biasa disebut sebagai kurir virus.

Jadi mengapa virus Korona kali mejadi berbahaya? Karena virus ini Korona jenis baru. Belum ada vaksinnya. Sistem kekebalan tubuh manusia belum mengenal betul karakter virus.

Berbeda bila dibanding pandemi yang sudah ada vaksinnya seperti: cacar, campak, sars, mers, flu biasa dan lainnya. Tingkat kematian dan penularan dapat ditekan.

Kembali lagi ke patogen. Jadi mengapa patogen dari hewan menginfeksi manusia. Karena tempat tinggal manusia dan hewan liar pembawa patogen kini sangat dekat. Maka gak heran terjadi penularan antar kedua spsies ini.

Manusia telah banyak melakukan perubahan lingkungan dan iklim. Memusnahkan hutan, menggusur dan mengubah habitat hewan. Ini mengubah cara hidup, tempat tinggal dan pola makan pada hewan tersebut.

Disaat bersaaman cara hidup manusia juga berubah. Sekitar 55% populasi manusia tinggal di kota. Kondisi ini meningkat 35% dibanding 50 tahun lalu.

Kota-kota besar kini juga menjadi rumah bagi hewan liar seperti tikus, musang, kelelawar, ular, monyet, anjing liar, tupai, unggas yang bisa hidup diruang terbuka hijau dan memakan sampah hasil manusia.

Terkadang hewan-hewan ini justru lebih senang hidup di kota yang menyediakan pasokan makanan.  Walhasil, ruang kota menjadi tempat pertemuan evolusi penyakit.

Sementara penyebaran penyakit semakin dipercepat ketika orang-orang di kota menghirup udara berpolusi dan menyentuh benda yang sama.

Dan sebagain masyarakat menangkap dan memakan daging hewan liar yang didapat diarea perkotaan. Makin jadi!

 

Jadi sekarang apa yang bisa kita lakukan?

Kalau sebelumnya orang mengira "berdiam diri di rumah" tidak mengubah apapun. Maka sekarang putar balik logika itu.

Ketika telah terjadi pandemi Korona seperti saat ini. Demi kepentingan bersama. Batasi mobilitas atau pergerakanmu untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit.

Pandemi Korona memang telah memaksa kita mengubah kebiasaan. Harus terbiasa dengan lebih banyak batasan. Mulai lebih peduli kesehatan dan kebersihan. Membiasakan hidup lebih sederhana dengan adanya "lockdown". Dan mengubah kebiasaan berkomunikasi. Maksudnya berkata dan menyebarkan kabar yang benar. Ditengah dunia diambang krisis masa iya kamu masih tega menyebar hoax?

Tapi ada satu yang terlupakan saat terjadi pandemi. Kita melupakan atau pura-pura lupa pada penyebab dasar wabah penyakit jenis baru menyebar.

Masyarakat dan pemerintah cenderung untuk memperlakukan penyakit menular baru sebagai krisis terpisah, daripada melihatnya sebagai gejala perubahan dunia.

Semakin banyak kita mengubah lingkungan kita, semakin mungkin kita mengganggu ekosistem dan menyediakan peluang munculnya penyakit baru.

Sudah waktunya mengubah cara kita memperlakukan lingkungan dan pola hubungan kita dengan alam sekitar.

Saat ini atau dimasa depan mungkin teknologi kesehatan semakin canggih. Dan vaksin lebih cepat diperoleh. Sejumlah pihak juga mengklaim dapat menaklukan penyakit menular.

Tapi laju krisis iklim, urbanisasi dan semakin tingginya mobilitas manusia telah banyak mengubah ekosistem kita. Dan kita harus mengakui kondisi ini sebagai bagian dari resiko yang tumbuh.

Tags

About The Author

Rianda Prayoga 48
Ordinary

Rianda Prayoga

Gak banyak bicara, sedikit cuek tapi lumayan ramah
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel