Mengapa Seseorang Bisa Menjadi Psikopat?

16 Mar 2020 19:10 2736 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Psikopat dapat diartikan sebagai gangguan kejiawaan atau kepribadian yang ditandai dengan ciri di antaranya yaitu perilaku antisosial,  tidak memiliki empati, dan memiliki temperamen yang sulit diprediksi.

Ditengah isu virus Korona yang menggemparkan dunia. Di Tanah Air, perhatian publik juga tersita pada kabar mengejutkan seorang remaja putri membunuh balita.

Sebuah kejadian yang terasa begitu janggal. Dimana dorongan yang membunuh dipengaruhi film, motif dan proses pembunuhannya juga bikin geger. Terakhirnya yang bikin publik terkaget-kaget, justru pelakunya sendiri yang mengakui perbuatannya dengan mendatangi kantor polisi.

Bagi nalar publik itu amat diluar kebiasaan. Dari motif  pembunuhan hingga pelaku yang tampak tidak menyesali perbuatannya. Juga didukung dari sejumlah temuan gambar sketsa dan tulisan diary yang dibuat oleh pelaku.

Maka lumrah, bila publik menilai ada yang gak beres dibalik pembunuhan. Berkembang teori ditengah masyarakat yang menduga pelaku yang masih usia belia ini seorang psikopat.

Secara sekilas ciri-ciri psikopat tampak ada pada diri pelaku pembunuhan tersebut. Tapi teori ini belum dapat dipastikan. Meski persepsi ini sudah lanjur berkembang dipublik.

Namun sekali lagi belum ada yang memastikan terkait hal ini. Disamping kasusnya yang masih dalam penyelidikan hingga kini. Terkait psikopat sendiri juga sesungguhnya belum bisa pasti diidentifikasi penyebabnya.

Tapi sekedar pemahami apa itu psikopat tentu gak masalah kan. Asal ingat, tidak bisa kita sembarangan menuding seseorang mengalami gangguan kejiwaan psikopat. Mengetahui lebih jauh dan mendalam tentang ciri-ciri psikopat bagus untuk meningkatkan kewaspadaan kita pada sekitar.

Psikopat dapat diartikan sebagai gangguan kejiawaan atau kepribadian yang ditandai dengan ciri di antaranya yaitu perilaku antisosial,  tidak memiliki empati, dan memiliki temperamen yang sulit diprediksi.

 

Apa penyebab seseorang Psikopat

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya. Psikopat tidak bisa dipastikan apa sesungguhnya yang menjadi penyebabnya.

Di dunia medis sendiri, dokter tidak memvonis pasiennya sebagai psikopat. Para dokret akan menyebut psikopat sebagai gangguan kepribadian.

Pada umumnya prilaku psikopat muncul diprediksi sebab 2 hal. Pertama karena faktor genetik dan trauma. Paling populer seorang psikopat sering digambarkan sebagai seseorang yang tersakiti dimasa lalu.

Penyebabnya beragam misalnya penelantaran oleh orang tua, pelecehan, kondisi keluarga yang tidak harmonis dan sebagainya. Umumnya kondisi psikopat lebih sering terjadi pada pria.

 

Ciri-ciri psikopat

Mengutip dari website alodokter.com (15/3/2020) ciri-ciri psikopat meliputi sebagai berikut:

  • Antara psikopat dan orang normal memiliki pembeda yakni dasar moral dan hati nurani. Psikopat kesulitan menggunakan nurani atau empatinya. Sehingga setiap perbuatannya dapat merugikan orang lain
  • Tidak memiliki emosi sosial layak orang normal seperti rasa malu dan bersalah
  • Tidak mengakui kesalahan
  • Tidak memiliki rasa tanggung jawab. Bahkan justru menyalahkan orang lain atas perbuatannya.
  • Tidak percaya diri
  • Tidak mawas diri
  • Kata-kata yang diucapkan tidak tulus
  • Tidak bisa memahami kata-kata bersifat abstrak atau metafora
  • Suka berbohong
  • Bahkan kebohongan yang dilakukan seorang psikopat cukup konsisten. Sehingga memungkinkan untuk memanipulasi orang lain dengan kepalsuan yang dimiliki psikopat.
  • Sifat egois yang tinggi
  • Sering melakukan pelanggaran atau kesalahan berulang.
  • Sering salah mengartikan kejadian sekitarnya. Atau dapat dikatakan orangnya suka salah paham dan tersinggung. Padahal maksud orang sekitarnya tidak berniat demikian.
  • Suka bertindak spontan dan merasa suporioritas. Bahkan tidak segan menyakiti orang lain.
  • Umumnya gejala psikopat muncul pada umur 20 - 30 tahun
  • Gejala psikopat juga bisa muncul sejak kanak-kanak. Ditandai dengan emosi yang suka meledak-ledak, kejam pada hewan, tidak mau bergaul dan suka mengintimidasi atau melakukan "bullying" pada teman-temannya.

Tapi kita semua tidak perlu ketakutan berlebih. Karena sebenarnya sifat suka melakukan kekejaman tidak sering ditemukan pada psikopat.   Mungkin kalau di film banyak ya yang seperti itu. Itu tadi difilm. Namun secara keseluruhan, seorang psikopat lebih dikenal dengan sifat egois yang tinggi dan manipulatif demi mencapai tujuannya.

 

Lantas bagaimana menentukan seseorang adalah psikopat atau tidak?

Dalam banyak kasus, gejala awal psikopat sulit dikenali. Karena yang merasakan adalah individu itu sendiri. Sayang seseorang yang mengalami gangguan kepribadian ini kesulitan memahami dirinya sendiri dan keluhan yang muncul.

Sehingga bagi psikopat mereka tidak merasa harus memeriksakan ke dokter. Dan mereka biasanya baru diperiksa dokter setelah melanggar hukum.

Pemeriksaan dan menentukan seseorang adalah psikopat atau tidak juga harus dilakukan pihak ahli. Meskipun terdapat ciri-ciri. Namun kita tidak sembarangan menentukan kejiwaan status seseorang. Intinya bukan lagi soal status kejiwaannya, namun perlakukan terhadap penderita.

Karena itu demi tidak terjadi kesalahpahaman. Secara keilmuwan, sejumlah ahli memiliki pandangan yang berbeda terhadap psikopat.

Dan bagi kita para awam sebaiknya kita mencari dan menggunakan pemahaman tentang psikopat untuk meningkatkan kewasdapaan. Dan jangan bertindak terlalu jauh.

Ditakutkan terjadi kesalahpahaman. Psikopat tidak melulu soal perbuatan sadis seperti di film-film. Namun terkadang psikopat juga tampak biasa saja, berkumpul dan bekerja layaknya normal.

Maka itu hati-hati mengambil kesimpulan. Jangan membangun persepsi dan asumsi hanya berdasarkan film yang ditonton.

Tags

About The Author

Rianda Prayoga 48
Ordinary

Rianda Prayoga

Gak banyak bicara, sedikit cuek tapi lumayan ramah
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel