Semua orang mungkin akan sepakat bila bermain media sosial berlebihan tidak baik dan merupakan perbuatan yang sia-sia. Bahkan pengguna medsos juga mungkin akan setuju dengan pernyataan demikian.
Tapi sayang kita sebagai pengguna media sosial tidak bisa meninggalkan begitu saja hiruk pikuk dunia maya, sekalipun kita tahu itu kurang baik bila dilakukan berlebihan.
Mungkin ini akan terdengar berlebihan. Tapi rasanya ada benarnya jika dikatakan saat ini kita sebagai Manusia Cyborg atau manusia setengah mesin atau robot. Manusia kini susah lepas dari gadgetnya, apabila jauh dari internet apalagi sampai tertinggal smartphone miliknya. Rasanya seperti ada salah satu anggota tubuh yang hilang.
Begitu kata Elon Musk. "Kita sebenarnya adalah cyborg. Semua orang tidak menyadarinya, kita adalah cyborg karena manusia sudah sangat terintegrasi dengan telefon genggam dan komputer mereka. Coba pikir, kalau telefon genggam kalian tertinggal, kalian pasti seolah-olah merasa anggota tubuh kalian tertinggal," tutur Musk dalam konferensi di Shanghai, China yang juga dihadiri pendiri Alibaba Jack Ma seperti dikutip dari Business Insider, Jakarta, Senin (2/9/2019).Â
Seperti ungkapan klasik selama ini. Penggunaan berlebihan pada Gadget ataupun smartphone membuat menurunkan produktifitas, jadi suka rebahan, mageran dan pemalas.
Lantas apakah gadget benar-benar membuat orang menjadi demikian seperti disebutkan diatas?
Jika kita melihat faktanya sekarang maka jawabannya iya. Â Karena semakin candu seseorang pada dunia maya maupun gadget, membuat orang lupa diri pada dunia nyata, mager, pemalas dan rebahan terus.
Tapi apakah kamu yakin gadget menjadi sumber dari semua masalah ini? Mungkin jika benar iya, maka rasanya ingin kita melawan takdir. Dengan kembali ke masa lalu, menemui para ilmuwan gadget dan melakukan perubahan kecil disana. Ah ini terlalu, lupakan saja.
Seolah melawan ketetapan yang sudah diyakini banyak orang. Mari kita berpikir out of the box. Bahwa sebenarnya prilaku seseorang yang berubah karena gadget bukan karena alatnya, tapi memang dasar dari orangnya.
Bicara soal pemalas dan gadget. Sebelum adanya "kerajaan Android". Orang-orang dulu juga sering malas-malasan. Duduk di warung seharian, main catur, ngopi, rokok dan sejenis kegiatan sia-sia lainya. Tapi disini bukan soal ngopi dan main caturnya yang salah. Melainkan memang orangnya yang punya bakat malas.
Sekalipun saat ini tidak ada gadget, Android, Iphone, bahkan internet. Nantinya akan muncul perangkat atau sesuatu apapun itu sebagai alasan orang untuk malas-malasan. Artinya gadget disini bukan sesuatu yang membuat orang malas. Tapi sebagai alasan orang untuk malas.
Karena jika diandaikan gadget ataupun alat elektronik sejenisnya tidak ada dimuka Bumi ini. Juga bukan berarti orang-orang yang sekarang jadi pemalas karena kecanduan gadget, lantas menjadi rajin.
Jika memang sudah bakatnya pemalas. Maka Ia akan selalu cari alasan untuk malas-malasan.
Artikel ini barangkali bisa menjadi alternatif untuk membantu kamu menyikapi suatu masalah. Seperti kecanduan gadget ini. Jangan terlalu fokus pada gadgetnya sebagai sumber masalah.
Seumpama gadget yang membuat orang pemalas. Tapi sementara itu ada juga orang yang semakin maju dan berkembang karena gadget. Tergantung orangnya juga kan.
Dan mengurangi kecanduan gadget pada seseorang juga tidak serta merta mengambil gadgetnya lalu dipaksa melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat. Tidak semudah itu. Karena bila prilaku malasnya masih belum diubah. Maka sekalipun dia tidak memegang gadget, tidak lantas membuat orang tersebut berubah 180° jadi rajin.
Fokusnya ialah merubah orangnya. Bukan sekedar mengambil perangkat atau gadget dari dirinya. Butuh dukungan lingkungan dan orang-orang sekitar.
Hidup tanpa gadget juga bukan ide baik dewasa ini. Mengingat kebutuhan jaman sekarang. Gadget bukan narkoba, meski sama-sama punya efek candu. Tapi gadget tidak serta merta berbahaya. Pakai saja gadget sesuai kebutuhan.
Orang lain saja bisa jauh berkembang hidupnya dengan memanfaatkan gadget. Lantas mengapa kita masih berkutat pada stigma gadget itu bikin malas, gadget itu gak bermanfaat. Please, jangan salahkan alatnya. Kamu sendiri yang menentukan mau jadi apa.Â
Jujur saja pada diri sendiri. Jika sifat malas itu tetap dibawa. Maka sekalipun tidak ada gadget, pemalas tetap jadi pemalas.