Ahoy Plimbers ...
Ketika kamu hendak mendaftar ke sebuah aplikasi, apakah kamu sering malas untuk mengetikan beberapa informasi yang dibutuhkan untuk membuat akun? Seperti email dan password?
Â
Apakah kamu pernah mencoba daftar menggunakan akun Google atau Facebook?
Sehingga kamu cukup melakukan satu kali klik dan otomatis terdaftar di aplikasi tersebut menggunakan data yang telah kamu isi sebelumnya ketika membuat akun Google atau Facebook.
Â
Tapi, tahu kah kamu?
Untuk bisa daftar dan login ke sebuah aplikasi menggunakan akun Google atau Facebook, aplikasi tersebut biasanya telah mengimplementasikan Firebase di dalamnya.
Â
Apa itu Firebase?
Firebase adalah sebuah layanan dari Google yang memudahkan para developer dalam mengembangkan aplikasi. Dengan adanya Firebase, para developer tanpa harus memberikan effort yang lebih pada bagian backend, karena Firebase ini menerapkan Backend as a Service atau BaaS sehingga developer bisa fokus ke bagian frontend (User Interfaces and User Experiences).
Firebase ini sangat support banyak platform, diantaranya adalah Android, iOS, Web, Unity, dan C++ .
Berdasarkan sejarah, Firebase dikembangkan oleh James Tamplin dan Andrew Lee pada September 2011. Yang pertama kali mereka kembangkan adalah Realtime Database.
Â
Fitur yang ditawarkan Firebase
Ada banyak fitur yang bisa digunakan oleh para developer di Firebase ini, antara lain:
- Realtime Database. Fitur ini adalah sebuah database berbasis NoSQL berbentuk JSON dimana kamu bisa menyimpan, menyingkronkan (sync) baik itu dalam keadaan online maupun offline, dan juga meminta (request) data.
- Cloud Firestore. Fitur ini adalah pengembangan dari Realtime Database, dimana dapat mengkoleksikan data dalam jumlah yang lebih besar.
- ML (Machine Learning) Kit. Sekarang fitur ini masih dalam tahap beta, tapi kamu masih tetap bisa menggunakannya. Fitur ini adalah sebuah mobile SDK (Software Development Kit) untuk menerapkan Machine Learning pada aplikasi berbasis Android maupun iOS.
- Cloud Functions. Berfungsi sebagai trigger untuk merespon backend code secara otomatis.
- Authentication. Fitur ini berfungsi untuk mengetahui identitas pengguna yang telah terdaftar di sebuah aplikasi, sehingga bersifat secure atau aman dari peretasan atau pembajakan dari oknum yang tidak bertanggung jawab. Dimana auhtentication juga bisa menggunakan akun Google maupun Facebook.
- Hosting. Fitur Hosting ini dapat berguna bagi aplikasi web yang kamu bangun yang ingin akses secara public atau dengan kata lain bisa diakses oleh siapa saja. Karena selain gratis dan cepat, aplikasi web kamu juga di upload atau deploy hanya dengan satu perintah saja.
- Cloud Storage. Berguna bagi aplikasi yang menyediakan fitur foto atau video, sehingga kamu bisa menyimpannya di cloud storage ini.
Fitur di atas adalah fitur yang membantu pengembangan aplikasi dari sisi backend. Namun, selain itu juga ada fitur untuk menguji aplikasi (testing), dimana akan mengecek ada bug atau tidak untuk menjadikan kualitas aplikasi kamu lebih baik lagi. Fiturnya antara lain:
- Crashlytics. Sesuai dengan namanya Crashlytics (Crash and Analytic) dimana fitur untuk mengecek crash pada aplikasi kamu sehingga bisa diperbaiki sebelum di deploy ke public.
- Performance Monitoring. Untuk menjadikan aplikasi cepat diakses dan sangat responsive bagi penggunanya atau dengan kata lain bisa ringan untuk digunakan.
- Test Lab. Untuk fitur ini, aplikasi yang kamu bangun bisa dicoba diberbagai device terlebih dahulu untuk mengetahui pada device mana aplikasi kamu tidak bisa digunakan
- App Distribution (Beta). Adalah the next dari Crashlytics dimana untuk sekarang masih bisa digunakan oleh aplikasi dengan platform Android dan iOS
Â
So...
Terima kasih sudah membaca artikel ini,
Â
Salam dari Bandung.