Langkah keliru menjadi kesalahan klasik kebanyakan investor saham yang terpaksa bangkrut atau merugi dalam investasi sahamnya. Kalau pun tidak bangkrut, bisa jadi perolehan cuannya hanya sedang-sedang saja.
Tak hanya yang awam atau pemula dalam investasi saham, langkah keliru kerap dilakukan secara berulang-ulang justru oleh mereka yang notabene sudah bertahun-tahun menggeluti investasi saham.
Jika ingin jadi investasi saham yang sukses maka wajib menghindari tiga (3) kesalahan klasik yang berikut ini.
Â
1. Sepelekan Kerugian
Mentang-mentang duitnya lagi banyak, tidak sedikit investor saham yang khilaf dan menyepelekan kerugian sekecil apa pun dengan kesalahan klasiknya yakni tidak mematok batas toleransi kerugian. Ketika kerugian belum terlalu dalam, perlu ada ketegasan pada diri sendiri untuk cut loss pada batas kerugian tertentu, karena pada dasarnya tidak ada kepastian bahwa harga saham tidak akan pernah turun setelah dibeli. Patokan batas kerugian perlu ditaati. Cara mengendalikan emosi agar tidak terjebak kerugian lebih dalam tentunya konsisten dengan patokan batas kerugian yang telah dibuat.
Â
2. Koleksi saham saat anjlok
Membeli saham saat anjlok kerap dianjurkan analis saham didasarkan pada momen terbaik untuk mengoleksi saham. Namun, saham-saham yang sedang turun tidak serta-merta harus diborong tanpa analisis yang komprehensif. Penurunan harga saham harus dilihat dengan seksama apakah penurunannya normal atau tidak normal. Harga yang anjlok sangat dalam bisa menjadi indikator perusahaan yang tidak beres. Oleh sebab itu, analisis fundamental dan teknikal wajib diterapkan saat ingin mengoleksi saham yang sedang turun dan jangan semata-mata karena emosi ingin mendapatkan cuan tinggi berdasarkan spekulasi. Memanfaatkan fitur-fitur lengkap seperti yang ada di aplikasi IPOTGO untuk menganalisis saham secara fundamental dan teknikal tentu akan sangat membantu. Aplikasi investasi saham ini dilengkapi fitur-fitur yang memudahkan investor dalam mendulang cuan dalam investasi saham.
Â
3. Membeli saham-saham murah
Karena ingin cuan dari banyak saham, investor kerap melakukan kesalahan klasik dengan membeli saham-saham yang murah dan hanya mengoleksi saham-saham blue chip. Tidak sedikit investor yang konyol dalam hal ini. Mereka membeli saham yang murah, misalkan di harga Rp.100/lembar dibanding membeli saham yang sudah di Rp.3.000/lembar dengan spekulasi akan dapat cuan banyak dan masih mungkin naik menjadi Rp.3.000/lembar dibanding saham yang per lembarnya Rp.3.000 sudah kemungkinan kecil akan naik lagi. Perlu dicamkan, kenaikan harga saham banyak faktornya, bukan semata-mata karena spekulasi dangkal soal harga seperti ini. Lagi-lagi, analisis fundamental dan teknikal tentu wajib hukumnya.