Ahoy Plimbers ...
Down Syndrome merupakan kelainan genetik yang dimana menyebabkan penderitanya memiliki tingkat kecerdasan yang rendah dan fisik yang khas.
Kenapa bisa terjadi down syndrome pada anak?
Pada dasarnya, down syndrome ini bukanlah penyakit keturunan, melainkan karena gagalnya pembelahan sel gamet (sel telur atau sperma) sehingga mengakibatnya terjadinya kelebihan kromosom nomor 21 (menjadi 3 sel / trisomi).
Faktor yang menyebabkan kelebihan kromosom 21 pada anak, antara lain:
Â
1. Usia Ibu saat Hamil
Down syndrom bisa terjadi di berapapun ibu mengandung, namun lebih tinggi resikonya seiring dengan bertambah usianya ibu. Ibu yang lebih beresiko, pada usia 35 tahun atau lebih tua saat mengandungnya sang anak.
Â
2. Pernah melahirkan bayi down syndrome sebelumnya
Ibu atau wanita yang pernah melahirkan anak down syndrome memiliki perbandingan 1:100 terhadap resiko kelahiran bayi selanjutnya yang juga mengidap down syndrome.
Â
3. Jumlah saudara kandung dan jarak lahirnya
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Markus Neuhauser dan Sven Krackow dari Institute of Medical Informatics, Biometry and Epidemilogy di University Hospital Essen, Jerman, resiko bayi lahir dengan kondisi down syndrome juga bergantung pada seberapa banyak saudara kandung dan seberapa besar jarak usia antar anak paling bungsu dengan bayi yang sedang dikandung atau sudah lahir.
Â
WHO (World Health Organization) memperkirakan bahwa penderita down syndrome terjadi pada 3000 hingga 5000 anak yang terlahir setiap tahunnya.
Gejala down syndrome ini bisa dideteksi sebelum anak lahir, yaitu dengan berikut ini:
1. Melakukan test screening dan diagnostik prenatal untuk pengecekan down syndrome dan kelainan lainnya (biasanya dilakukan sekitar 10 – 13 minggu masa kehamilan)
2. Tes darah yang dikombinasikan dengan USG (ultrasonografi) untuk memeriksa ketebalan leher belakang pada janin untuk mendeteksi down syndrome hingga 82 – 87 persen
3. Memiliki ukuran kepala lebih besar
4. Bagian belakang kepala datar
5. Sudut mata luar naik ke atas
6. Bentuk telinga kecil atau tidak normal seperti pada umumnya
Â
Namun, dengan penanganan yang tepat dan lingkungan yang mendukung, penderita down syndrome dapat hidup sehat dan mandiri, walapun kelainan belum dapat disembuhkan.
Penanganan yang tepat untuk anak penderita down syndrome ini adalah terapi secara rutin. Banyak terapi yang bisa dilakukan oleh anak, antara lain:
Â
1. Fisioterapi
Merupakan proses merehabilitasi seseorang agar terhindar dari cacat fisik melalui serangkaian pencegahan, diagnosis, dan penanganan untuk menangani ganguan fisik seseorang.
Â
2. Terapi Bicara
Terapi ini juga diperlukan untuk melatih anak penderita down syndrom yang tujuannya melatih bicara agar para orang tua mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan atau dibutuhkan oleh anak dan juga bisa berkomunikasi dengan orang lain.
Â
3. Terapi Okupasi
Okupasi merupakan bentuk pelayanan kesehatan pada masyarakat yang mengalami gangguan fisik dan atau mental dengan melakukan latihan atau aktivitas mengerjakan sasaran, untuk melatih kemandirian individu pada kehidupan sehari hari, produktivitas dan pemanfaatan waktu luang.
Â
4. Terapi Perilaku
Terapi perilaku ini dilakukan untuk mengubah perilaku negatif, pikiran negatif dan perasaan yang dapat membahayakan orang lain maupun anak itu sendiri.
Â
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik. –D’Masiv
Dan jangan menyerah untuk para orang tua, karena setiap anak pasti memiliki rezekinya masing masing.
Sekian penjelasan mengenai down syndrome.
Â
Salam dari Bandung.