Milenial dalam sorotan dan perbincangan publik akhir-akhir ini  setelah sejumlah milenial masuk ke lingkaran istana dan Presiden Jokowi menunjuk 7 anak muda untuk menjadi staf khusus PresidenÂ
Terdengar unik istilah milenial masuk ke dalam lingkaran istana memang baru terjadi pada masa pemerintahan periode ke-2 Presiden Jokowi Penduduk 2019-2024.Ke tujuh milenial yang ditunjuk oleh Presiden Jokowi usianya 20 - 30 tahunan.
Ke tujuh milenial yang ditunjuk sebagai staf khusus Presiden dan mereka adalah: Adamas Belva Syah Devara (founder dan CEO Ruang Guru), Putri Tanjung (Founder dan CEO Creativepreneur), Ayu Kartika Dewi (Perumus Gerakan Sabangmerauke), Andi Taufan Garuda Putra (Founder dan CEO Amartha), Amiruddin Ma'ruf (aktivis kepemudaan, mantan ketua umum PB PMII), Gracia Billy Mambrasar (Pendiri Yayasan Kitong Bisa,Duta pembangunan Berkelanjutan Indonesia), dan Angkie Yudistia (Pendiri Thisable Enterprise,Kader PKPI).
Belum lagi ada 3 generasi milenial masuk ke kabinet Indonesia maju yaitu Nadiem Makarim (CEO Gojek) menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan, Angela Tanoesoedibyo seorang politisi Partai Persatuan Indonesia (Perindo) sebagai wakil menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Jerry Sambuga seorang politisi partai Golkar yang ditunjuk sebagai wakil menteri Perdagangan .Anak muda ini memang sengaja ditunjuk untuk mengembangkan inovasi diberbagai bidang .
Ke tujuh milenial yang ditunjuk oleh Presiden Jokowi memiliki latar belakang yang berbeda sesuai keahlian dan bidangnya .Sebagian besar ke tujuh milenial ini bekerja sebagai entrepreneur,socipreneur hinggaedupreneur.
Penunjukan ke 7 anak muda menjadi staf khusus Presiden tersebut bukan tanpa alasan banyak pertimbangan hingga akhirnya Presiden mengambil keputusan untuk mengangkat 7 milenial menjadi staf khusus Presiden Jokowi .
Langkah pemerintah saat ini yang dipandang berani menggandeng generasi milenian masuk dalam lingkaran istana dinilai sebagian masyarakat merupakan sejarah baru dalam pemerintahan Indonesia .
Langkah pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang begitu berani menggandeng generasi milenial masuk dalam lingkaran istana menimbulkan pro dan kontra dikalangan sebagian masyarakat .
Sejumlah generasi milenial yang ada dilingkaran istana menjadi semangat baru membangun bangsa dengan memberi masukan baru yang kreatif ,inovatif segar kepada presiden terkait kebijakan-kebijakan pemerintah. Cara ini dipandang menht solusi yang tepat dan lebih cepat tanpa harus terhambat oleh birokrasi.
Sisi lain dibalik masuknya generasi milenial dalam lingkaran istana dinilai adanya kaderisasi kepemimpinan bangsa yang mungkin belum pernah terjadi pemerintahan sebelumnya.
Kaderisasi kepemimpinan bangsa oleh Presiden Jokowi tersebut tidak sembarangan dalam menunjuk generasi milenial yang membantu kerjanya .Anak muda yang ditunjuk Jokowi itu bukan anak muda biasa ,tetapi memiliki prestasi di dunia masing-masing.
Tidak sedikit sebagian masyarakat yang berpendapat keberadaan generasi milenial tersebut efektif dalam arti pemikiran - pemikiran mereka nanti apakah didengar oleh Presiden yang kemudian dimanifestasikan dalam kebijakan-kebijakan yang produktif.
Berbagai pendapat terus bermunculan, bahkan terus mendapat sorotan dari publik dan tidak sedikit keberadaan generasi milenial dalam lingkaran istana menimbulkan polemik di tengah masyarakat.
Dan timbul pertanyaan kontribusi apa yang bisa dilakukan generasi milenial terhadap pemerintah. Sementara pengalaman mereka dibidang pemerintahan dan politik masih dinilai belum memadai.
Sisi lain keberadaan staf khusus Presiden perlu diappresiasi terlepas dari pro dan kontra bisa jadi pemerintah saat ini menempatkan mereka dalam lingkaran istana agar ikut ambil bagian dalam mengatasi persoalan bangsa.
Polemik keberadaan staf khusus Presiden hingga saat ini masih terjadi polemik dikalangan masyarakat apalagi gaji mereka yang dinilai fantasis 51 juta per bulan yang kerjanya tak full time.
Ada sebagian masyarakat berpendapat staf khusus milenial perlu kerja secara full time dengan menunjukan kompetensi dan kinerja yang sesungguhna apalagi mereka diberi kesempatan masuk ke penentu kebijakanpublik.Keberadaan milenial dalam lingkaran istana dapat mempengaruhi kebijakan presiden di bidang ekonomi.
Beragam pendapat dikalangan masyarakat atas keberadaan staf khusus Presiden di lingkaranistana.Staf khusus Presiden tersebut diharapkan tidak jadi komoditas pencitraan semata dari Presiden atau pengalihan isu-isu penting lainnya yang terjadi saat ini.
Namun staf khusus milenial ini perlu diberi tugas dan fungsi yang jelas sehingga potensi yang mereka miliki dioptimalkan untuk kepentingan bangsa dan negara.
Staf khusus milenial yang telah masuk dalam lingkaran istana saat ini tugasnya memberi masukan pendapat terhadap kebijakan presiden, namun disisi lain pendapat berasal dari staf khusus ini belum tentu diterima oleh Presiden ,karena bisa jadi pendapat dari staf khusus Presiden tersebut belum sesuai dengan persoalan saat ini.
Staf khusus Presiden dari kalangan milenial masih diperlukan dalam memberi ide-ide segar dan kreatif ke Presiden terutama menyangkut generasi milenial kapan saja dan dimana saja tanpa terbatasi oleh kepentingan penguasa.
Keberadaan milenial di dalam lingkaran istana ini diharapkan memberi atmosfir dan inovasi yang lebih segar terhadap Presiden dalam mengambil kebijakan terhadap persoalan bangsa yang terjadi saat ini.
Staf khusus Presiden dari milenial yang berjumlah 7 orang tersebut diharapkan juga bisa melengkapi pembantu Presiden yang bekerja secara birokrasi di dalam kementerian.
Mereka para milenial yang masuk dalam lingkaran istana bekerja sesuai latar belakang pendidikan dan keahlian yang mereka miliki dengan melihat area-area yang tidak dilihat oleh kementerian atau lembaga lain.
Namun keberadaan staf khusus milenial pilihan presiden tersebut tidak membebankan keuangan negara saja ,tetapi mampu menunjukan kontribusi dan prestasi mereka yang inovasi dan kreatif sesuai keahlian yang mereka miliki hanya waktu yang bisa menjawabnya apakah keberadaan mereka benar-benar mampu memberi kontribusi kepada bangsa dan negara.
Mereka bukanlah orang biasa, tetapi para milenial ini adalah orang-orang berprestasi di bidangnya .
Milenial dalam lingkaran istana bisa menjadi amunisi dan sumber daya bagi presiden. Mereka bisa menjadi teman diskusi dan memberi masukan yang inovasi kepada Presiden Jokowi.
Hal ini menjadi unik dan berbeda dari pemerintahan sebelumnya yang tidak pernah melibatkan anak milenial dalam lingkaran istana dan saat ini milenial tersebut dinanti gebrakan ,kiprahnya dalam pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Jokowi.
Terlepasnya itu semua apakah keberadaan ke tujuh milenial ini di lingkaran istana mumpuni atau malah menjadi sensasi? Hal ini terjadi karena ke tujuh milenial ini belum berpengalaman dalam politik dan pemerintahan ,namun kini mereka telah masuj ke lingkaran istana sebagai staf khusus Presiden.
Sisi lain dari ke tujuh milenial yang masuk ke dalam lingkaran istana tidak dipungkiri menjadi kebutuhan presiden dalam mengambil keputusan atau kebijakan dari apa yang diusulkan, masukan segar dari ketujuh milenial ini.
Apakah mereka mampu memberi inovasi dan kemajuan yang berarti terhadap pemerintah Jokowi? Hanya waktu yang akan menjawabnya dan memberi waktu, kesempatan bagi 7 milenial tersebut berinovasi dan berprestasi sesuai keahlian yang mereka miliki dalam membangun negeri tercinta ini.