Assalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokaatuh
Halo guys, hari ini saya akan membahas seputar madzhab.
Bagi kalian yang muslim, pasti sudah tidak asing lagi dengan yang Namanya “madzhabâ€. Dalam ilmu Fiqh ada banyak sekali madzhab, namun yang paling terkenal dan paling banyak diikuti oleh umat muslim di dunia ada empat madzhab, yaitu madzhab Syafi’I, Hanafi, Hanbali, dan Maliki.
Berbicara tentang madzhab, pada umumnya madzhab bukan hanya mengacu pada permasalahan fiqhiyah, namun juga berkaitan dengan keyakinan dan aqidah. Oleh karena itu tidak baik bagi seseorang apabila terlalu fanatic terhadap salah satu madzhab. Akan tetapi hanya mengikuti madzhab tersebut dibidang fiqh dan meninggalkan aqidah yang diyakini oleh imam dari madzhab tersebut.
Nah, seperti yang sudah saya katakana sebelumnya, ada empat madzhab yang diakui oleh banyak sekali umat islam, berikut penjelasan dan perbedaan singkatnya.
Â
1. Madzhab Hanbali
Madzhab ini didirikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani (164 – 241 H). Beliau dibesarkan di Baghdad dan tumbuh besar disana. Beliau merupakan murid dari Imam Syafi’I yang paling istimewa dan juga tidak pernah berpisah sampai Imam Syafi’I pergi ke Mesir.
Imam Ahmad merupakan seorang pakar hadist dan fiqh. Dasar dari madzhab beliau adalah Al-Quran, sunnah, fatwa sahabat, Ijam’, Qiyas, Istishab, Marsalah Mursalah, dan Saddudzrai’.
Beliau tidak mengarang satu buku pun mengenai fiqhnya, namun pengikutnya yang membukukan madzhabnya dari perbuatan, perkataan, jawaban dari pertanyaan dan lain-lain. Beliau memiliki ingatan yang kuat, dan juga pernah mengarang sebuah buku yang memuat lebih dari 40.000 hadist.
Â
2. Madzhab Syafi’i
Madzhab ini didirikan oleh Muhammad bin Idris Asy Syafi’I (150 – 204 H). Beliau dilahirkan di Gaza, Palestina pada tahun 150 H dan wafat di Mesir pada tahun 204 H. Beliau adalah seorang penghafal Al-Quran pada umur 7 tahun dan sangat pandai berdiskusi.
Pada awalnya beliau belajar dengan Imam Maliki yang juga dikenal dengan madzhabul hadist, lalu kemudian beliau pergi ke irak untuk belajar dengan Imam Hanafi yang dikenal dengan madzhabul qiyas.
Imam Syafi’I berikhtiar untuk menyatukan madzhab hadist dan madzhab qiyas. Dasar dari madzhab beliau adalah Al-Quran, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas. Beliau menganggap perkataan sahabat sebagai ijtihad yang bisa saja salah, karena itu beliau tidak memasukannya ke dalam dasar dari madzhabnya.
Â
3. Madzhab Maliki
Pendirinya adalah Imam Malik bin Anas bin Abi Amir Al-Ashbahi (93 – 179 H). Beliau dilahirkan di Madinah hingga menjadi seorang ahli hadist disana. Madzhab beliau dikenal juga sebagai madzhab ahli hadist.
Madzhab ini lebih merujuk kepada hadist Rasulullah SAW dan praktek penduduk Madinah. Madzhab ini lahir di Madinah lalu kemudian berkembang ke negara lain khususnya Maroko. Imam Malik meyakini bahwa apa yang dikerjakan oleh penduduk Madinah bisa dijadikan dasar hukum tanpa harus merujuk kepada hadist shahih pada umumnya. Imam Malik sangat mencintai Rasulullah SAW dan tidak pernah menunggangi unta di Madinah untuk menghormati makam beliau.
Â
4. Madzhab Hanafi
Madzhab ini didirikan oleh An-Nu’man bin Tsabit (80 – 150 H) atau lebih dikenal dengan nama Abu Hanifah. Beliau lahir di Kufah dan merupakan keturunan bangsa Persia. Beliau hidup pada dua masa yaitu pada daulah Umaiyah dan Abbasiyah. Ada yang mengatakan beliau sebagai pengikut tabiin, dan ada juga yang berpendapat bahwa beliau adalah termasuk tabiin.
Beliau adalah seorang ulama yang cerdas, pengasih, ahli tahajud dan fasih membaca Al-Quran. Madzhab ini dikenal sebagai madzhab terdepan dalam masalah pemanfaatan akal dalam permasalahan fiqh.