Hanjeli atau terkenal dengan sebutan Jali telah lama berkembang dan dibudidayakan di Indonesia ,Tanaman Jali atau dalam bahasa ilmiahnya bernama Coix Lacryma Jobi L merupakan
Sejenis tumbuhan biji - bijian dari suku padi- padian atau Poaceae. Tanaman Jali di Indonesia memiliki beberapa sebutan dengan nama hanjeli,hajeli,jelai,jali ,japen hingga sebutan Jaten .
Tanaman Jali terbagi dua varietas yaitu Jali jenis pertama disebut Coix Lacryma Jobi var memiliki cangkang keras berwarna putih biasanya sebagai manik-manik.Tanaman Jali jenis yang kedua disebut Coix Lacryma Jobi var ma-yuen memiliki cangkang lunakÂ
Buah Jali berbentuk bulat lonjong pada varietas ma-yuen berwarna putih ,biru serta ungu berkulit keras apabila sudah tua dan biasanya dikomsumsi sebagai pengganti nasi dan obat alternatif berbagai penyakit dari Kolestrol hingga empedu.
Tanaman Jali dalam budidaya pertanian termasuk tanaman annual atau musiman .Tanaman Jali bisa tumbuh pada iklim panas atau daerah tropis seperti di Indonesia . Menariknya Hanjeli bisa tumbuh pada tanah lempung,berpasir atau tanah liat.
Tanah yang gembur dalam budidaya tanaman Jali menjadi lahan yang terbaik untuk tanam Jali.Ketika menemukan tanah tandus bisa menggunakan pacul agar tanah tetap gembur dan lembab.
Pupuk juga perlu digunakan dalam budidaya tanaman Jali dan salah satunya bisa menggunakan pupuk kandang dan pupuk Bokashi.
Cara lain budidaya tanaman jali dengan membuat bendengan berukuran 40 m- x60 m dengan 2-3 biji per lubang tanam .
Untuk menghemat biaya dapat menggunakan mulsa plastik atau mulsa organik.Cara unik dalam budidaya tanaman jali yaitu menambahkan insektisida dengan  dosis rendah atau sekitar 10-15 kg/hektar.
Metode ini menjadi cara sederhana untuk membantu pertumbuhan tanaman Jali dimasa awal dan tidak sedang terkena hama penyakit.Â
Pemilihan bibit tanaman Jali yang juga perlu dilakukan supaya panen Jali nanti bisa menghasilkan Jali yang berkualitas.
Ketika memilih bibit Jali dengan varietas yang telah ditentukan yaitu bibit yang sehat ,tidak cacat dan tidak banyak serangan hama penyakit.
Selain itu,perlu memperhatikan iklim,cuaca,suhu dan keadaan lahan yang akan menjadi tempat budidaya tanaman Jali.
Setelah masa tanam Jali selesai ada masa pemupukan agar tanaman Jali tetap subur yaitu dengan penggunaan pupuk NPK sebanyak 2 kilogram / hektar .
Pupuk organik juga perlu dilakukan sebanyak 2 ton / hektar .Pemupukan susulan dalam budidaya tanaman Jali perlu dilakukan sebanyak 100 kilogram / hektar NPK .
Langkah selanjutnya setelah masa pemupukan usai adalah masa penyiraman .Penyiraman terhadap tanaman Jali perlu dilakukan agar tanah pada tanaman Jali tetap lembab dan tanah terlihat basah serta lembab menjadi kunci keberhasilan dalam budidaya tanaman Jali .
Masalah lain dalam budidaya tanaman Jali adalah hama penyakit.Hama penyakit pada tanaman Jali yaitu burung ,namun hama ini bisa ditanggulangi dengan memberi racun Namun pada dasarnya tanaman Jali relatif sedikit terserang hama dan penyakit.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman Jali perlu juga dilakukan dan menariknya Jali mempunyai alelopati sehingga dapat bersaing dengan gulma .
Cara ini tergolong mudah sehingga budidaya tanaman Jali bisa dilakukan secara meluas dan skala besar.
Saat panen Jali tiba menjadi masa yang ditunggu-tunggu para petani Jali ,tetapi perlu dilihat apakah jali sudah layak dipanen atau belum.
Ketika biji Jali sudah matang ditandai dengan biji telah berisi atau bernas ,keras dan bila ditekan dengan tangan berwarna putih mengkilap.
Biji Jali saat panen tiba dipetik sampai ketiak daun. Setelah masa panen selesai hasil panen Jali disimpan dalam keadaan kering dengan kadar air 13% ,biji Jali berkulit biji keras agar biji Jali tahan lama dan disimpan wadah kering atau plastik kedap udara.
Terkait hal tersebut di atas tanaman Jali mudah perawatannya dan murah biayanya membuat sejumlah petani di beberapa daerah di Indonesia sudah mulai budidaya tanaman Jali ,bahkan diantara mereka sudah banyak berhasil budidaya tanaman Jali dengan hasil panen Jali yang melimpah .
Ada sebagian daerah di Indonesia menjadi central Jali salah satunya di Jawa Barat yaitu Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi.
Menariknya tanaman Jali di desa ini disebut dengan nama Ngaseuk atau Hanjeli dan Desa Waluran Mandiri  menjadi central tanaman Jali di Sukabumi .
Budidaya tanaman Jali di Desa Waluran seluas 3 hektar dan memiliki cirikhas membuat desa ini kini menjadi desa wisata.Dari Hanjeli ini pula kini Hanjeli sebagai icon ekonomi sekaligus daya tarik wisata.
Di desa ini Hanjeli diolah menjadi wajit,rengginan,bubur Hanjeli ,dodol dan tepung Hanjeli . Wilayah lain di Jawa Barat yang menjadi tempat budidaya tanaman Jali di antaranya :wilayah Tanjung Sari,Sumedang ,Garut,Ciamis ,Indramayu yang diolah sebagai bubur,tape,dodol,nasi Hanjeli dan olahan pangan menarik lainnya .
Budidaya tanaman Jali juga bisa ditemukan di kawasan Jawa Tengah.Tanaman Jali di kawasan ini mulai berkembang cukup pesat salah satunya wilayah Desa Rejosari ,Kecamatan Jambu,Kabupaten Semarang ,Jawa Tengah yang kini menjadi salah satu central Jali di Semarang ,bahkan di desa ini telah terbentuk komunitas petani Jali yang anggotanya terdiri dari beberapa desa yang ada di Kabupaten Semarang dan sekitarnya salah satunya anggota komunitas petani Jali Desa Rejosari berasal dari Desa Losari , Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah .
Seiring bergulirnya waktu kini pet,ani Jali asal Desa Losari  yang menjadi bagian dari komunitas petani Jali Rejosari kemudian mendirikan komunitas sendiri.bahkan sekarang Desa Losari menjadi central tanaman Jali di Kabupaten Magelang.
Belum lama ini warga Desa Losari menggelar tradisi wiwitan Jali menjadi cara unik masyarakat desa ini melakukan kegiatan dilakukan sebelum masa panen tanaman Jali tiba.Â