Mengapa Seseorang Bisa Menjadi LGBT?

16 Jan 2020 10:02 2635 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
 Penyebab orientasi seksual setiap orang berbeda-beda sebenarnya belum bisa dipastikan secara pasti. Namun setidaknya ada sejumlah dugaan penyebab seseorang menjadi LGBT (lesbian, gay, bisexual & transgender). Para ahli menduga faktor penyebabnya tidak sama setiap orang. Dan juga gabungan dari beberapa penyebab. 

Kasus Reynhard Sinaga yang menghebohkan dan menyita perhatian dunia khususnya publik Indonesia dan Inggris itu kembali membuat isu LGBT menjadi sorotan.

Harus diakui, masyarakat Indonesia kurang familiar dengan istilah tersebut. Umumnya orang Indonesia hanya mengetahui homo, gay dan lesbi.

Hal-hal demikian memang masih terkesan tabu untuk dibahas di sebagian ruang-ruang publik masyarakat Indonesia. Tapi bukan berarti tidak boleh dipelajari. Mengetahui istilah seksual demikian bukan berarti untuk menirukannya. Namun merupakan bagian dari pendidikan seksual dan penting dalam pergaulan secara luas.

Bagi kita orang awam tentunya menjadi tanda tanya besar. Terutama bagi mayoritas masyarakat Indonesia yang kuat memegang kodratnya sebagai makhluk yang telah diciptakan berpasang-pasangnya. Terlebih bila pendapatnya diambil dari sudut pandang seksual. Orang awam akan berpikir: "Begitu banyaknya cewek cantik-cantik diluar sana, masa maunya sama laki" begitu sebaliknya.

Perlu diketahui, orientasi seksual atau LGBT merupakan ketertarikan secara emosional, romantis, dan afeksionis terhadap manusia lain. Menurut APA (American Psychological Association), orientasi seksual tidak dapat dipilih oleh manusia.

Secara sederhana LGBT merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender. Singkatnya Orientasi seksual dibagi atas 3 kategori:

Heteroseksual: tertarik pada lawan jenis
Homoseksual: tertarik pada sesama jenis
Biseksual: tertarik pada sesama dan lawan jenis

Orientasi seksual berbeda dengan prilaku seksual. Dimana orientasi merupakan perasaan, sementara prilaku merupakan perbuatan. Dalam kasus Reynhard Sinaga, bisa dibilang perbuatan pemerkosaan yang dilakukannya merupakan prilaku seksual yang kebetulan orientasi seksualnya homoseksual. Dan mereka yang berorientasi heteroseksual juga bisa melakukan pemerkosaan, dalam hal ini pemerkosaan sebagai prilaku seksual.

Seseorang bisa saja hidup bertentangan dengan orientasi seksual yang dimilikinya. Misalnya, seorang laki-laki yang menikah dan memiliki anak, namun sebenarnya adalah homoseksual.

Penyebab orientasi seksual setiap orang berbeda-beda sebenarnya belum bisa dipastikan secara pasti. Namun setidaknya ada sejumlah dugaan penyebab seseorang menjadi LGBT (lesbian, gay, bisexual & transgender). Para ahli menduga faktor penyebabnya tidak sama setiap orang. Dan juga gabungan dari beberapa penyebab.

 

Faktor genetik

Tidak seimbangnya hormon dituding menjadi salah satu pemicu seseorang menjadi LGBT. Karena pada dasarnya naluri orientasi seksual berkembang sebelum seseorang masuk masa pubertas atau sebelum mengalami pengalaman seksual.

Allan Schwartz, LCSW, Ph.D, seorang psikoanalis lulusan National Psychological Association for Psychoanalysis, Amerika Serikat, menuliskan bahwa faktor genetik diyakini ahli sebagai salah satu penyebab LGBT.

Dari sejumlah kajian terkait penyebab seseorang menjadi LGBT, dibuktikan 50-60 % dari koresponden yang terlibat.

Faktor biologis juga turut mempengaruhi seseorang menjadi homoseksual atau biseksual. Hal ini berpotensi terjadi pada kasus seorang Ibu yang memiliki lebih dari satu orang putra. Memiliki resiko diantara putra-putranya menjadi gay.

Para ahli menduga adanya fenomena biologis yang terjadi sejak dalam kandungan. Walaupun mekanisme spesifiknya belum diketahui.

 

Faktor lingkungan

Sejumlah kaum homoseksual dan biseksual mengaku orientasi seksual yang dimilikinya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Berada di lingkungan yang tidak kondusif, sering melihat orang tua bertengkar, cerai, hingga kekerasan dalam rumah tangga turut berperan memengaruhi dalam hal ini.

 

Faktor trauma

Faktor ini cukup populer di umum sebagai faktor penyebab seseorang menjadi LGBT. Pengalaman buruk dimasa lalu seperti; pelecehan seksual maupun kekerasan seksual yang dialami seseorang. Disebut turut menjadi faktor pendorong seseorang menjadi LGBT.

Namun sejumlah ahli juga menyanggah bahwa faktor penyebab seseorang menjadi LGBT dipengaruhi dari; salah asuhan maupun trauma dimasa lalu. Karena orientasi seksual dapat terbentuk secara natural sejak kecil.

Akan tetapi hal ini merupakan pendapat ahli. Dimana sebenarnya LGBT ini masih menuai perdebatan. Bukan pada keberadaannya. Namun lebih kepada perumusan faktor penyebab, pengkategorian gangguan kejiwaan, hingga silang pendapat apa LGBT ini bisa disembuhkan atau tidak.

Di Indonesia tentunya sangat menutup rapat eksistensi kelompok LGBT. Meskipun disejumlah negara lain ada yang melegalkan pernikahan sejenis.  Dan di dalam negeri juga ada suara yang menuntut hal demikian. Namun hal tersebut sangat tidak mungkin terjadi di Indonesia karena tidak sesuai norma yang berlaku disini. Meskipun alasannya hak asasi manusia. Namun ada hal yang lebih penting yaitu keharmonisan, kodrat manusia untuk berpasang-pasangan dan melanjutkan keturunan.

Meskipun sulit merubah orientasi seksual yang sudah menyimpang kembali kejalur yang benar. Namun tidak ada yang tidak mungkin bila berusaha dengan sungguh-sungguh.

Karenanya orientasi seksual yang tidak semestinya meningkatkan risiko angka penularan penyakit seksual. Faktanya, mereka yang gay lebih berisiko tertular penyakit IMS (infeksi menular seksual), serta HIV/AIDS. Ini sama berbahayanya dengan mereka yang sering berganti-ganti pasangan.

Semoga kita semua menyadari semuanya dan mengambil kesimpulan dari artikel ini. Dapat mempertimbangkan dengan bijaksana antara pendidikan seksual, hak asasi, hingga penyakit seksual.

Tags

About The Author

Rianda Prayoga 48
Ordinary

Rianda Prayoga

Gak banyak bicara, sedikit cuek tapi lumayan ramah
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel