Pelajaran Berharga dari Kasus Saham Gorengan Jiwasraya dan Asabri

14 Jan 2020 11:21 1212 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Saham blue chip (big cap) biasanya disebut juga saham papan atas atau saham unggulan. Saham-saham seperti inilah yang sepertinya diacuhkan PT Asuransi Jiwasraya dan PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau PT Asabri (Persero).

Akhir-akhir ini publik dihebohkan dengan limbungnya keuangan PT Asuransi Jiwasraya dan PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau PT Asabri (Persero). Masalah yang muncul di Jiwasraya dan Asabri di antaranya terkait pengelolaan investasi. Pengelolaan investasi di Asabri punya model yang sama dengan Jiwasraya.

Model investasi keduanya sama di saham-saham yang kualitasnya tidak bagus alias gorengan. Keduanya tersandung saham gorengan.

Jiwasraya dan Asabri sama-sama tekor karena salah kelola dana penempatan. Dikabarkan, portofolio saham milik Asabri anjlok hingga 90 persen. Kerugiannya pun disebut-sebut mencapai triliunan.

Saham gorengan yang diincar Jiwasraya karena kesalahan penempatan investasi yang dilakukan manajemen terdahulu. Jiwasraya banyak melakukan investasi di aset berisiko tinggi untuk mengejar return tinggi.

Menariknya, Jiwasraya juga diduga melakukan rekayasa harga saham. Modusnya melalui melalui saham overprice yang dibeli oleh Jiwasraya, kemudian dijual pada harga negosiasi (di atas harga perolehan) kepada manajer investasi, untuk kemudian dibeli kembali oleh Jiwasraya.

Pada dasarnya saham gorengan itu identik dengan saham murah meriah yang tidak jelas fundamentalnya. Saham gorengan ini biasanya yang harus diwaspadai investor. Investor saham pemula pun kerap dianjurkan untuk bermain-main dengan saham gorengan.

Saham gorengan ini biasanya dimainkan (digoreng) sehingga benar-benar fluktuatif: cepat melejit, tetapi cepat pula anjlok. Fluktuasi ini begitu menggoda karena seolah-olah memberikan keuntungan besar dalam waktu singkat.

Namun karena saham ini dimainkan, tak sedikit investor yang terjebak sehingga endingnya kerugianlah yang didapatkan. Harga yang sengaja diangkat tinggi-tinggi menggiurkan investor, namun begitu masuk harga bisa langsung turun drastis.

Maka penting bagi investor saham untuk memilih saham-saham dengan fundamental yang baik, yakni dengan tahu isi dari saham yang diincar dengan baik dengan menggunakan analisis fundamental dan teknikal, bukan sekadar pakai ilmu kira-kira atau spekulasi.

Menariknya, memilih saham-saham dengan analisis fundamental dan teknikal mudah dilakukan dengan platform nabung saham modern berbasis aplikasi bernama IPOTGO besutan PT Indo Premier Sekuritas. Platform ini menyediakan kenyamanan nabung saham online dengan teknologi tools untuk mengatur cuan terbaik.

Dukungan fitur, tools analisis, distribusi berita dan informasi riset secara berkala dan komprehensif akan memudahkan investor memilih saham-saham dengan fundamental dan teknikal terbaik.

Adapun saham dengan fundamental dan teknikal baik adalah saham-saham yang dikategorikan saham blue chip. Ciri umumnya dikenal publik, jenis usahanya jelas, produknya laku di pasar, ada  etos dan kinerja yang baik, fundamental yang baik, dikelola oleh orang-orang professiona hingga tidak banyak utang.

Saham blue chip (big cap) biasanya disebut juga saham papan atas atau saham unggulan. Saham-saham seperti inilah yang sepertinya diacuhkan PT Asuransi Jiwasraya dan PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau PT Asabri (Persero).

Tags

About The Author

Johanes Sutanto 40
Ordinary

Johanes Sutanto

Pembelajar dalam menulis
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel