Tedong ,begitulah masyarakat Tana Toraja menyebut hewan ternak kerbau, namun tedong kerbau di kalangan masyarakat Tana Toraja menjadi hewan yang suci dan begitu penting untuk kebutuhan upacara adat kematian Rambo Solo. Ada yang menarik dengan keberadaan kerbau atau tedong ini pada saat upacara adat kematian Rambo Solo tersebut berlangsung .Tedong tidak saja menjadi pusat perhatian karena warna kulit yang belang dan harganya mencapai milayaran, tetapi menariknya saat sebelum acara Rambo Solo berlangsung tedong atau kerbau tersebut dilibatkan dalam adu kerbau yang disebut Mapasilaga Tedong demi menghibur keluarga yang sedang berduka.
ÂMapasilaga Tedong, sebuah tradisi unik khas Tana Toraja yang biasa digelar pada saat berlangsung upacara pemakaman yang disebut Rambo Solo .Orang Tana Toraja memiliki kebiasaan menjadikan kerbau sebagai jagoan tarung atau dalam adat Tana Toraja yang dinamakan Ma'pasilaga Tedong yang artinya pertarungan kerbau .Menariknya kerbau atau tedong yang dilombakan dalam adu tarung dalam Mapasilaga Tedong tersebut ditempatkan pada sekitar arena aduan biar tedong sebutan kerbau oleh masyarakat Tana Toraja terbiasa dengan bau tanah di arena .Selain itu, tujuannya agar kerbau tersebut mengira arena adalah rumah mereka.
ÂSebelum acara Mapasilaga Tedong dimulai diawali puluhan kerbau yang akan diadu berbaris di lapangan tempat upacara digelar. Kerbau- kerbau tersebut diarak yang didahului oleh tim pengusung gong ,pembawa umbul- umbul,dan sejumlah wanita dari keluarga yang berduka ke lapangan tempat pemakaman di Rantepao. Pada saat barisan kerbau meninggalkan lokasi musik pengiring tradisional dibunyikan berasal dari sejumlah wanita yang menumbuk padi pada lesung secara bergantian.
ÂHal tak kalah menarik dalam prosesi Mapasilaga Tedong tersebut pihak keluarga yang mengadakan ritual harus menyediakan daging babi bakar,rokok hingga tuak kepada pemandu kerbau dan para tamu yang datang.
Adu kerbau yang dinamakan Mapasilaga Tedong ini digelar sebelum upacara pemakaman dimulai . Kerbau yang diadu dalam Mapasilaga Tedong bukan kerbau sembarangan melainkan kerbau istimewa yang disebut Kerbau Tedong Bonga atau kerbau bule atau kerbau Albino .Jenis kerbau lain yang digunakan saat acara Mapasilaga Tedong adalah Kerbau Salepo yang memiliki bercak hitam dipunggung dan Kerbau Lontong Boke yang memiliki punggung berwarna hitam.
ÂArena Mapasilaga Tedong salah satunya ada di kaki Gunung Sesean tepatnya Desa Toyasa Akung.Kecamatan Bangkelekila,Ka Toraja Utara .Arena Tedong Silaga berada pada area berlumpur dengan pagar kayu yang sederhana dibuat oleh keluarga yang sedang berduka .Uniknya Tedong Silaga bagi masyarakat Tana Toraja dianggap sebagai hiburan keluarga yang ditinggalkan .Tedong Silaga digelar sebelum upacara penerimaan tamu Rambo Solo.Menariknya Kerbau yang bertarung dalam Mapasilaga Tedong tersebut diberi nama menarik dan unik seperti Kamppa,Tampo,Penton ,Spartan dan lain sebagainya.
ÂAda yang menarik berkaitan dengan nama kerbau tersebut yaitu nama kerbau yang ikut dalam Tedong Silaga memiliki dan membentuk sebuah komunitas.Saat hari pertarungan tiba para anggota komunitas yang sebagian besar terdiri dan remaja dan anak muda memakai baju komunitasnya .Komunitas ini berasal dari kampung yang sama dan membuat pertarungan tersebut menjadi acara bergengsi antar kampung di arena Tedong Silaga .Pertarungan kerbau dalam Tedong Silaga terbagi menjadi beberapa kelas mulai dari kelas berat hingga kelas menengah.Jenis kelas berat adalah kelas yang unik dimana dikelas ini menjadi kelas mematikan bagi tedong yang sudah lama bertarung dan bisa sampai membunuh lawannya.
ÂLain lagi kelas menengah adalah kelas bagi pemula yang baru bertarung 10 kali terutama kerbau baru.Menariknya dalam kelas menengah ini para penonton bebas memasang taruhan setiap pertarungan. Biasanya semakin tinggi kelasnya semakin tinggi taruhannya .Judi berlangsung terbuka dan terang-terangan membuat arena pertarungan semakin meriah.
ÂTedong Silaga berlangsung unik dan menarik bagaimana tidak kerbau yang diajak bertarung lebih dulu berkeliling lapangan pertarungan yang basah dan berlumpur. Selanjutnya acara Mapasilaga Tedong dimulai dengan dua kerbau yang diadu dan mereka menghantamkan tanduk mereka ke tanduk lawannya dan saling menjatuhkan satu sama lain. Kerbau yang dinyatakan kalah adalah kerbau yang lari meninggalkan lawannya dengan keluar dari arena Mapasilaga Tedong dianggap kalah, bahkan dibeberapa pertarungan tak jarang ada yang langsung mati .Kerbau yang mati pada saat bertarung Tedong Silaga menjadi tanggung jawab masing-masing membuat Tedong Silaga makin menarik dan menajubkan.