Suku Bugis adalah salah satu suku yang ada di Pulau Sulawesi.Suku ini menempati wilayah Pulau Sulawesi bagian selatan tepatnya Sulawesi Selatan .Suku Bugis yang dikenal sebutan memiliki seni budaya yang unik dan khas seperti adat perkawinan,adat bangun rumah dan beragam budaya lainnya.Masyarakat suku Bugis memilki pola pikir yang maju mampu menciptakan peradapan yang luarbiasa. Budaya Bugis kini bercampur dengan ajaran Islam hingga muncul akulturasi budaya yang unik.Perpaduan ini terlihat jelas dalam rangkaian prosesi ritual adat Suku Bugis.Â
Kini seiring bergulirnya waktu peradapan Bugis mulai pudar ,bahkan sebagian masyarakat Bugis-Makasar di zaman milenial saat ini hampir  tidak mengenal budaya lokalnya sendiri.Budaya Bugis sudah jarang dijumpai ditengah kalangan masyarakat .Entah apa yang menyebabkan pudarnya budaya Bugis yang demikian fenomena ini sampai- sampai generasi mudah sudah tidak mengenalnya lagi .
Budaya Bugis yang mulai pudar itu adalah Sinrili. Sinrili adalah alat musik tradisional khas Bugis yang masih bertahan saat ini,meski keberadaannya mulai jarang ditemui.Cara memainkan alat musik dari Bugis terbilang ini sederhana hanya dengan duduk bersila lengkap pakaian tradisional khas Bugis nyanyian suara merdu terdengar indah dari Sinrili.
Penutur Sinrili disebut Pasinrili yang diiringi alunan Sinrili.Pasinrili dengan iringan Sinrili bercerita tentang kepahlawanan, keagamaan dan cinta. Cerita Pasinrili tentang kepahlawanan yang indah berisi usaha raja- raja menentang penjajahan Belanda. Kisah yang lain tak kalah menarik dikisahkan Pasinrili adalah cerita keagamaan tentang perkembangan Islam di Sulawesi Selatan dan norma - adat yang berlaku di Sulawesi Selatan. Pasinrili tidak monoton dalam bercerita terkadang diselingi humor membuat cerita ini makin menarik dan memikat.
Kini kisah Pasinrili dalam bercerita diiringi Sinrili yang indah tak terdengar dan hilang tidak berbekas lagi.Alat musik modern menggeser keberadaan Sinrili membuat generasi muda sudah tidak mengenal Sinrili lagi.Sinrili dahulu kebanggaan masyarakat Bugis, namun kini Sinrili hilang tidak dikenalnya lagi.
Angngaru adalah tarian khas Sulawesi Selatan yang masih bertahan sampai sekarang .Tarian Angngaru adalah tarian sakral dikalangan bangsawan ( karaeng ) yang kemudian menjadi tradisi lokal saat itu. Tarian ini digelar saat acara ritual upacara pernikahan dan penyambutan tamu penting dikalangan raja Bugis. Tari Angngaru membawa pesan moral yang dalam setiap gerakan yang disertai ucapan lantang yang mampu menarik urat- urat leher.
Tidak semua orang Bugis bisa membawa tarian ini dan hanya orang tertentu saja yang bisa membawakan tarian ini. Kini hanya hitungan jari sekelompok orang menjadi penari tarian Angngaru. Menariknya rangkaian tarian ini dipadukan dengan senjata khas Bugis yaitu Badik sebagai perlindungan dan penjagaan menjadikan tarian ini penuh sarat makna. Kini keberadaan tarian ini juga mulai terancam punah, jarang ditemukan ditengah zaman kekinian.
Bissu yang dikenal sebagai pendeta agama Bugis Pro Islam juga menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Bugis. Kini keberadaan Bissu mulai hilang, bahkan Bissu dikalangan masyarakat Bugis disalahartikan sebagai seorang waria. Entahlah mengapa bisa demikian. Padahal Bissu dalam budaya Bugis memiliki peran penting dalam operator komunikasi antara manusia dan dewa melalui upacara tradisional dengan menggunakan bahasa dewa.
Jumlah Bissu kini mulai berkurang dari 40 orang menjadi 5 orang. Jumlah Bissu terus menerus berkurang seiring bergulirnya waktu. Isu gender yang terjadi akhir-akhir ini membuat reputasi Bissu semakin menurun .Fenomena ini membuat Bissu terancam punah dalam budaya Bugis.
Indikasi lain yang membuat Bissu mulai terancam pudar dan punah adalah isu tentang syarat menjadi Bissu yang cukup berat adalah kesaktian Bissu.Kesaktian Bissu yang kebal tidak mati ketika ditusuk senjata tradisional khas Bugis disebut Badik menjadi syarat yang cukup berat bagi generasi berikutnya untuk menjadi sebagai Bissu.Syarat lain yang cukup berat menjadi Bissu adalah kemampuan untuk menunjukkan kekebalan tubuh dengan cara menusuk keris ke leher sendiri .Tidak sembarang orang melakukan hal ini menjadi pertimbangan sebagai Bissu.
Kesaktian Bissu bisa dilihat dalam prosesi ritual tradisi Maggiri. Tradisi Maggiri adalah prosesi menusuk diri yang dilakukan Bissu. Menusuk diri untuk menguji apakah roh leluhur sudah merasuk ke dalam diri Bissu dalam sebuah upacara. Ketika Bissu kebal dari tusukan Badik dapat memberi berkat pada yang memintanya. Prosesi tradisi Maggiri dalam menusuk diri dengan senjata Badik menjadi pemandangan yang menajubkan.
Budaya Bugis yang terkenal keanekaragaman dan ciri khasnya yang unik ini lambat laun hilang. Pudarnya budaya Bugis memberi pengaruh luarbiasa pada generasi muda. Mereka tak lagi mengenal budaya lokalnya sendiri mengingat budayanya hilang tak berbekas. Mereka tidak dikenalkan budaya Bugis sejak kecil membuat mereka juga tidak mengenalnya lagi .Keadaan seperti ini kalau dibiarkan bisa jadi karakteristik budaya Bugis terancam hilang.Budaya Bugis mulai tergerus oleh budaya asing yang datang silih berganti tiada henti.Generasi muda pun yang terkominasi globalisasi.Â