Berbicara mengenai suku Baduy yang terbayang keterbelakangan, suku yang terisolir dan anti kebudayaan. Namun kesemuanya itu akan terjawab ketika berkunjung ke kawasan Baduy dan melihat dari dekat pola hidup dan perilakunya justru banyak menemukan pelajaran berharga salah satunya bidang pertanian. Pelajaran yang berharga dari kehidupan masyarakat Baduy adalah cara mereka menjaga alam dan menjaga keseimbangan ekosistemnya hingga mampu mencipaltakan kearifan budaya lokal. Hal ini terlihat jelas dari sistem pertanian mereka bangun yang banyak mennggunakan cara sederhana dan berpadu dengan alam dan adat menghasil sistem pertanian yang unik dan khas Baduy.
Â
Ketika memberantas hama misalnya petani Baduy menggunakan metode pertanian yang unik dengan menancapkan batang atay cabang daun belah yang berbau khas bertujuan mencegah serangan hama penyakit atau hewan perekat tikus.Batang yang ditancapkan ke tanah dikenal sangat disukai capung. Capung dianggap predator, penghalauh hama-hama tanaman padi.Burung hantu suka bertengger di cabang daun pelah tersebut. Burung hantu yang sering hinggap di cabang daun pelah dianggap sebagai predator bagi tikus yang seringkali merusak ladang.
Â
Cara petani Baduy menyubur tanaman dan pencegahan tanaman dari serangan hama penyakit dengan konsep pemberantasan hama terpadu yang menjadi bagian kearifan budaya suku Baduy dalam bertani. Penyubur tanaman dan pestida terbuat dari campuran berbagai memanfaatkan ramuan dedaunan yang ditumbuk halus kemudian dicampur dengan abu dapur yang dikenal ramah lingkungan. Sementara itu,alat pertanian pun sederhana seperti golok dan lainnya,walaupun pola pertanian suku Baduy sederhana hasil pertanian padi berkualitas,tahan lama,aromanya enak. Jenis padi suku Baduy berasal dari produk lokal yang dikembangkan sendiri.Kini dikawasan ini jenis tanaman padi mencapai 80 variant padi yang jarang ditemukan daerah lain.
Â
Padi huma salah satu jenis padi hasil varian karya suku Baduy yang telah ada ratusan tahun lalu. Lahan pertanian padi huma menurut Sanca, petani Baduy yang menjadi salah satu menyewa tanah milik orang lain seperti milik Perum Perhutani. Sewa lahan pertanian dilakukan ,karena areal pertanian di tanah adat terbatas. Lewat pertanian padi huma masyarakat Baduy menurut Sanca belum pernah kelaparan atau mengalami rawan pangan, sebab hasil produksi padi huma melimpah dan surplus. Hasil panen padi huma tidak dijual melainkan disimpan di lumbung pangan atau rumah Leuit atau tempat menyimpan padi.
Â
Dari hasil pertanian menjadi ekonomi andalan bagi warga Baduy dengan bercocok tanam di ladang tanpa menggunakan pupuk kimia.Hasil pertanian seperti pisang,petai,daun sereh, umbi-umbian dan padi huma, sayur-sayuran dan buah - buahan kemudian dijual ke pasar terdekat yaitu pasar Rangkasbelitung dengan menggunakan kendaraan setiap akhir pekan. Hasil pertanian yang dijual oleh warga Baduy terlihat cukup banyak daun sereh misalnya bisa mencapai 2 karung atau sekitar 30 kilogram. Profesi masyarakat Baduy sebagai petani sejak ratusan tahun yang lalu secara turun temurun. Hasil pertanian berupa padi huma dari masyarakat Baduy dalam setiap panen disimpan di gudang dan tidak dijual sehingga persedian pangan cukup melimpah. Dari padi huma yang disimpan digudang inilah menjadi rahasia ketahanan pangan Suku Baduy.