Rumah adat Baduy dikenal dengan nama rumah adat Banten serta Sulah Nyanda. Rumah adat Baduy ini disebut-sebut mirip dengan salah satu jenis rumah adat sunda tepatnya pada bentuk bangunannya yang disebut Julang Ngapak. Rumah adat Baduy menjadi bagian dari kearifan budaya lokal masyarakat Baduy dalam menjaga alam dan adat istiadat setempat terlihat jelas dari lingkungan tempat mereka tinggal dan hutan-hutan yang ada disekitarnya masih alami dan asri.
Nilai-nilai kearifan lokal terlihat jelas dari pemukiman penduduk suku Baduy yang berada daerah perbukitan dikelilingi rimbunan pepohonan dan hutan yang masih asri.Rumah milik warga Baduy ini dibangun tanpa semen .Pemukiman penduduk sebagian besar terdiri dari bahan bangunan alami yang ramah lingkungan seperti kayu, rotan dan dinding rumahnya terbuat dari anyaman bambu. Pondasi rumah sebagian besar suku Baduy berasal dari batu kali membuat tiang penyangga rumah terlihat tidak sama tinggi dengan tiang lainnya.
Rumah adat khas Baduy unik dilihat dari ruangan dalam rumah adat yang masing-masing berbeda. Ketika berkunjung ke daerah Lebak tempat tinggal Suku Baduy menjumpai rumah adat Baduy yang terdiri dari 3 ruangan dan masing-masing fungsinya berbeda.Bagian depan sebagai ruang penerima tamu dan tempat menenun untuk kaum perempuan.Bagian tengah sebagai ruang keluarga dan tempat tidur dan bagian belakang tempat untuk memasak dan menyimpan hasil ladang dan padi. Ruangan rumah di rumah adat Baduy seperti ini disebut dengan Rumah adat Baduy Sulah Nyanda.
Rumah adat Baduy Sulah Nyanda menarik dilihat arsitekturnya terutama pada ruangan. Rumah adat Baduy Sulah Nyanda ini memiliki beberapa jenis ruangan yaitu: yang dinamakan ruangan Soroso. Soroso merupakan bagian depan yang mirip seperti beranda.Ruangan ini tempat bersantai sekaligus sebagai tempat ruang tamu.Ruangan berikutnya yang disebut Tepas. Tepas ini sebagai tempat pusat kegiatan keluarga mulai tempat pertemuan dan tempat acara keluarga .Ruangan ini juga bisa sebagai tempat istirahat dimalam hari. Ruangan yang lain tak kalah menarik di rumah adat Baduy adalah ruangan yang disebut dengan Ipah.Ruangan ini tempat berada di belakang rumah dan sebagai tempat menyimpan makanan sekaligus tempat memasak .Uniknya ruangan yang dinamakan Ipah ini sebagai ruang utama yang sering dijadikan tempat tidur bagi para kepala keluarga. Ruangan yang dinamakan Leuit menjadi tempat menarik .Bagaimana tidak menarik ruangan ini menjadi simbol ketahanan pangan masyarakat Baduy. Leuit juga menjadi lumbung padi tempat menyimpanÂ
Lantai rumah adat Baduy Sulah Nyanda menarik yang terbuat dari anyaman bambu yang dibuat sedemikian rupa hingga terbentuk lantai rumah yang kokoh dan rapi. Bagian atap rumah adat Baduy terbuat dari serat ijuk atau anyaman daun pohon kelapa dan menariknya rumah adat Baduy dibangun saling berhadap-hadapan kemudian selalu menghadap utara dan selatan.Pilihan yang menjadikan rumah adat Baduy hanya 2 arah menurut pandangan mereka yaitu sinar matahari menyinari daerah ini dan masuk ruangan rumah mereka menjadi penyebabnya.
Rumah adat Baduy yang dibuat dari bahan sederhana ini ternyata demikian kokoh, meski gempa bumi melanda Banten beberapa waktu yang lalu M 6,9 namun tak satu pun rumah adat dikawasan tersebut yang mengalami kerusakan .Saat gempa bumi melanda menurut kepala desa adat Baduy Jaro Saijo warga Baduy hanya merasakan getaran , tidak berdampak pada bangunan yang dihuni. Bangunan rumah dikawasan Baduy menurut Kepala Desa Adat Baduy Jaro Saijo dirancang untuk anti gempa sehingga ketika bencana gempa melanda dalam sejarahpun belum pernah ada rumah di kawasan Baduy ambruk dan mengalami kerusakan akibat gempa.Masyarakat Baduy demikian tinggi dalam menjaga alam terlihat dari tehnik pembangunan rumah tidak menggunakan paku hanya memakai rotan yang membuat rumah adat suku Baduy menja kokoh, kuat meski dilanda gempa bumi besar sekalipun.
Metode pembangunan rumah adat suku Baduy yang hanya memakai paku dan rotan menurut Kepala Desa suku Baduy Jaro Saijo telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan turun temurun sampai kini. Jarak dan lokasi rumah warga dalam pemukiman masyarakat suku Baduy diatur sedemikian rupa termasuk larangan membuat rumah di bandaran sungai menjadi cara mereka melestarikan dan menjaga alam dari kerusakan lingkungan. Ketika masyarakat suku Baduy membuka lahan menurut Jaro Saijo ada aturannya yang sesuai hukum adat yaitu upacara pembukaan lahan.