Salah satu sifat yang dimiliki seorang manusia yang mungkin menjadi sebuah bukti bahwa manusia itu adalah manusia yaitu sifat serakah. Untuk sifat serakah sendiri, bentuknya itu bermacam-macam dimana salah satunya adalah yang akan kita bahas sekarang ini yaitu seorang shopaholic atau kecanduan belanja.
Siapa sih yang tidak suka belanja? Khususnya mereka kaum Hawa.
Selama kita punya kemampuan untuk membeli suatu barang yang kita inginkan, biasanya ada saja yang akhirnya membeli dan batal barang yang diinginkan tersebut. Tapi beda ceritanya dengan shopaholic. Mereka yang hobi berbelanja atau kecanduan untuk berbelanja biasanya akan membeli suatu produk yang sudah mereka sukai dengan berbagai cara.
Selain gejala di atas, mereka yang kecanduan berbelanja pun biasanya mendapat kepuasan tersendiri ketika selesai berbelanja. Contohnya si A sedang menginginkan sebuah iPhone 11 Pro. Kemudian ia pun membelinya, padahal smartphone yang dimilikinya sendiri sudah ada 3 buah. Walaupun akhirnya smartphone tersebut jarang dipakai karena sudah ada tiga smartphone sebelumnya, si A akan tetap mendapatkan kepuasan dari aktivitas belanja tersebut. Bukan kepuasan bahwa ia sudah membeli iPhone 11 Pro.
Ciri-ciri lain dari seorang shopaholic atau pecandu belanja adalah sering membeli produk yang tidak ada manfaatnya. Atau dengan kata lain, produk yang dibeli itu adalah berdasarkan hasrat sesaat saja dan bukan karena sudah mempertimbangkan fungsi ataupun manfaat dari produk tersebut.
Ciri selanjutnya dari seorang pecandu belanja adalah banyaknya hutang. Walaupun tidak bisa dijadikan sebuah pegangan karena banyak juga mereka yang punya banyak uang menjadi pecandu belanja, sebagian dari mereka yang punya hutang banyak biasanya dikarenakan punya hobi berbelanja.
Ciri terakhir dari seseorang yang kecanduan belanja adalah adanya keinginan atau urge untuk berbelanja setiap hari atau setiap beberapa kali dalam seminggu. Ketika aktivitas belanja ini tidak dilakukan, biasanya akan ada rasa tidak nyaman atau mood yang turun akibat tidak dapat melakukan aktivitas belanja tersebut.
Dari kelima ciri atau gejala di atas, seorang shopaholic yang sudah akut atau tidak terkontrol lagi keuangannya, biasanya harus didampingi oleh mereka yang dapat dipercaya. Mendampingi disini memiliki arti sempit yakni mengatur keuangan dari si pecandu. Apalagi kecanduan belanja sendiri adalah sebuah “penyakit†yang sulit diobati. Karena walau ada ilmu psikologi yang membahasnya, belanja dalam arti umum sendiri adalah sebuah hal yang menjadi sebuah kebutuhan primer, dimana kegiatan belanja itu menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda seorang shopaholic? Kalau iya, coba segeralah untuk “bertaubatâ€; jangan sampai Anda terjerumus lagi ke dalam kecanduan belanja yang lebih parah lagi. Karena bisa-bisa tidak hanya Anda yang menjadi korban, tapi bisa melibatkan orang-orang di sekitar Anda yang Anda sayangi. -BB-