Mengenal 5 E-Wallet Terpopuler di Indonesia, Nomor Tiga itu Paling Tua!

10 Sep 2019 18:25 3847 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Seperti apa e-wallet terbaik di Indonesia? Apa strategi pemasaran yang mereka lakukan untuk meningkatkan popularitasnya?

Di zaman dimana ledakan teknologi semakin sulit dibendung, banyak hal yang secara tidak langsung mengubah kebiasaan hidup dari mereka yang terpengaruhi oleh ledakan teknologi tersebut.

Contohnya saja mereka yang di awal bulan asalnya selalu memiliki dompet yang tebal dikarenakan penuh dengan uang gajian, menjadi selalu memiliki dompet yang tipis dikarenakan uang gajian dibayarkan lewat rekening bank masing-masing.

Atau mereka yang asalnya belanja berbagai kebutuhan selalu menggunakan uang cash, kini hanya cukup dengan menggunakan smartphone saja. Teknologi membayar tanpa uang cash tersebut biasa disebut dengan ‘pembayaran cashless’.

Pembayaran cashless sendiri yang penulis tahu ada dua macam. Yaitu pembayaran menggunakan e-money yang wujudnya sendiri berupa sebuah kartu mirip dengan kartu ATM, dan pembayaran yang menggunakan aplikasi di smartphone dimana aplikasi tersebut biasa disebut dengan e-wallet.

Pada artikel sebelumnya, penulis pernah membahas tentang “Apa itu e-wallet? Apa perbedaannya dengan e-money?”

Dan pada artikel kali ini, penulis akan membahas lebih dalam lagi tentang e-wallet, atau tepatnya membahas tentang e-wallet yang saat ini paling sering digunakan di Indonesia. Tapi sayangnya, belum cukup banyak yang menggunakan e-wallet ini. Padahal dari segi efisiensi, e-wallet ini bisa menghemat banyak waktu, uang dan tenaga yang dihabiskan untuk bertransaksi.

Ada setidaknya 5 aplikasi dompet digital (e-wallet) yang rakyat Indonesia paling sering gunakan yaitu Go-Pay, OVO, Doku Wallet, Dana dan Link Aja dan setiap aplikasi tersebut memiliki strategi atau cara yang berbeda-beda dalam mempromosikan produk dompet digitalnya tersebut.

 

1. Gopay

Gopay adalah salah satu produk dompet digital dari perusahaan bernama PT Aplikasi Karya Anak Bangsa yang biasa kita kenal dengan nama ‘Gojek’ yang sudah terdaftar di Bank Indonesia.

Didirikan pada tahun 2010 oleh ketika founders-nya yaitu Nadiem Makarim, Kevin Aluwi dan Michaelangelo Moran, awal berdirinya Gojek sendiri adalah sebagai berfungsi sebagai call center yang menghubungkan antara konsumen dengan pengemudi ojek.

Semakin tumbuh dengan pesat sampai bisa mendapatkan gelar perusahaan Unicorn dan Decacorn pertama asal Indonesia, pada tahun 2015 Gojek itu sebenarnya hanya punya tiga layanan saja. Tapi makin kesini layanan yang tersedia di Gojek terus bertambah dan menjadikan Gojek sebagai aplikasi multifungsi yang memuat hingga 20 layanan dan menjadikan Gojek seperti sekarang ini.

Hal tersebut tentunya tidak luput dari bagaimana Gojek memberikan layanan yang profesional terhadap para konsumennya, khususnya yang berhubungan langsung dengan pembayaran cashless seperti Gopay.

Gopay sendiri sebetulnya mirip dengan kebanyakan e-wallet saat ini dimana fungsi utamanya adalah untuk melakukan pembayaran non-tunai ketika membeli atau menggunakan layanan yang ada pada aplikasi Gojek. Namun karena gencarnya promosi yang dilakukan Gojek untuk Gopay, maka banyak juga orang yang akhirnya (mau tidak mau) menggunakan Gopay sebagai alat pembayaran layanan atau produk yang ada pada aplikasi gojek.

Contoh strategi promosi yang dilakukan pihak Gojek selaku pemilik layanan Gopay adalah dengan memberikan promo potongan-potongan voucher ataupun cashback untuk setiap pembelian atau pembayaran menggunakan Gopay.

Kelebihan Gopay dibandingkan dengan e-wallet lainnya yang ada di Indonesia adalah adanya kerjasama antara Gojek dengan pihak Google. Sehingga Anda yang ingin membeli aplikasi ataupun in-purchase pada sebuah aplikasi yang ada di Play Store, Anda bisa membayarnya menggunakan Gopay.

Tapi kepopuleran Gopay tentunya tidak lepas dari ditemukannya kelemahan rakyat Indonesia yaitu Jiwa “irit” rakyat Indonesia yang secara otomatis “terpancing” ketika mendengar kata “diskon” ataupun “cashback”.

 

2. OVO

Mungkin adalah e-wallet yang penulis anggap terbaik karena selain terhubung dengan Grab dan berbagai layanan yang ada didalamnya, OVO juga bekerja sama dengan Tokopedia sebagai salah satu marketplace terbesar di Indonesia.

Dinaungi oleh perusahaan bernama Visionet Data Internasional yang dibentuk pada tahun 2016, OVO yang merupakan salah satu dompet digital terbaik di Indonesia lahir setahun kemudian, yakni pada tahun 2017.

Sama halnya seperti Gopay, OVO juga menjadi alat pembayaran cashless yang sah untuk berbagai jenis layanan dan pembayaran pada aplikasi Grab. Tidak hanya itu, kelebihan lainnya yang dimiliki OVO adalah menjadi alat pembayaran sah juga di salah satu marketplace terbesar di Indonesia yaitu Tokopedia.

Menurut pihak PT Visionet sendiri, dari tahun 2017 hingga akhir tahun 2018, OVO sudah tumbuh lebih dari 400 persen dari sisi penggunanya. Hal tersebut tentunya tidak lain dan tidak bukan karena strategi promosi yang dilakukannya sejak hadirnya OVO di Indonesia.

Strategi promosi OVO yang paling terkenal atau mungkin sudah menjadi ciri khas dari OVO adalah strategi pemasaran dengan metode cashback, yaitu metode dimana setiap pembeli membeli atau menggunakan sebuah layanan, akan ada “kembalian” dari pembayaran yang sudah dilakukan pembeli dengan bentuk poin yang disebut dengan “OVO Points”.

Namun semakin kesini, OVO juga menggunakan strategi promosi lainnya seperti pada aplikasi Grab yang memberikan diskon untuk setiap pemesanan makanan dalam batas harga tertentu, atau diskon langsung setiap melakukan perjalanan menggunakan Grab Bike ataupun Grab Car.

Secara umum sih promosinya sama saja dengan Gopay. Namun yang mungkin membedakannya dengan Gopay saat ini adalah kelebihan OVO yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran di Tokopedia.

 

(bersambung ke halaman 2)

Tags

About The Author

Buricak Burinyai 68
Expert

Buricak Burinyai

Seorang warga Bandung yang cinta Bandung, teknologi dan mantannya
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel