Redmi 7a adalah smartphone Xiaomi kelas entry yang baru-baru ini saja dirilis dan dijual dengan metode flash sale di Lazada.
Yang penulis heran, smartphone tersebut kok bisa ya laku? Apa karena gaya hidup hedonis rakyat Indonesia? Atau memang smartphone tersebut punya nilai price to performance yang memang layak untuk dibeli?
Bagi yang gak kebagian saat flash sale kemarin, sebaiknya urungkan saja niat untuk meminang smartphone tersebut karena 5 alasan berikut di bawah ini adalah, 5 alasan yang membuat kamu gak bakal mau beli Redmi 7a lagi.
Â
Â
1. Ram & Storage yang Kecil
Tolonglah Xiaomi, sekarang itu tahun 2019 loh! Tapi masa Redmi 7a yang merupakan smartphone kelas entry tahun 2019 ini masih menggunakan RAM 2GB dan memori penyimpanan internal 16GB?
Okelah kalau jawabannya “karena smartphone ini masuk kelas entry dengan harga Cuma 1.2jt-an†Tapi penulis sih lebih pilih beli smartphone nambah 200-300rb sudah dapat RAM 3GB dan memori penyimpanan 32GB.
Â
2. Absennya IR Blaster
IR Blaster atau sensor infrared pada smartphone Xiaomi kelas entry hingga kelas menengah adalah sebuah fitur yang penulis rasa tidak boleh tidak hadir. Karena salah satu nilai jual smartphone dengan spesifikasi rendah adalah kelengkapan fiturnya.
IR blaster sendiri bagi penulis pribadi sangat berguna ketika kalian tidak ingin ribet membawa remot kontrol kemana-mana. Karena dengan adanya IR Blaster, kalian bisa menyalakan AC, Televisi, Kipas angin ataupun berbagai gadgets yang menggunakan perangkat infrared dengan smartphone kalian.
Â
Â
3. Bezel dan Layar yang Gak Kekinian
Mungkin sedikit berekspektasi lebih jika kita ingin smartphone murah tapi punya layar yang “wah!â€. Tapi bagi penulis, smartphone yang dirilis tahun 2019, mau berapapun harganya, mau apapun kastanya, layarnya wajib memiliki resolusi layar kekinian dan memiliki bezel kiri kanan yang tipis.
Pada Redmi 7a, layarnya punya bezel yang cukup tebal dan resolusinya sendiri terbilang cukup ketinggalan jika dibandingkan dengan kebanyakan smartphone zaman now.
Â
Â
4. Masih Pakai Micro USB
Mungkin banyak yang menganggap hal ini bukan sebuah kekurangan. Tapi menurut penulis sendiri, smartphone dengan colokan Micro USB itu adalah sebuah kekurangan. Hal tersebut dikarenakan penulis tidak punya perangkat power bank yang mendukung colokan Micro USB.
Sedangkan kebanyakan perangkat yang penulis miliki adalah gadget dengan colokan USB Type-C. Artinya, penulis harus membawa 2 buah power bank atau membeli kabel baru agar dapat mengisi daya smartphone Redmi 7a dengan power bank.
Â
Â
5. Build Quality yang Biasa Saja
Dari segi build quality, smartphone ini terasa biasa saja karena berbahan plastik. Ya apa boleh buat, hal tersebut mungkin dikarenakan tipe smartphone yang masih kelas entry. Sehingga banyak faktor yang terhambat keterbatasan budget.
Tapi ya tetap saja, penulis lebih baik membeli smartphone 2 jutaan dengan bodi yang sudah kekinian, kertimbang membeli Redmi 7a yang masih memiliki bodi plastik dan kurang enak dipandang mata. –BB-