Sejarah Dibalik Temanggung, Bekas Wilayah Kerajaan Mataram Kuno

12 Jul 2019 10:29 3100 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Temanggung diduga kuat sebagai bekas wilayah Kerajaan Mataram kuno. Bukti Temanggung sebagai bekas wilayah Kerajaan Mataram kuno adalah ditemukan sejumlah candi,situs Liyangan 

Temanggung diduga kuat sebagai peninggalan kerajaan Mataram. Hal ini tak lepas dari  sejarah terbentuknya Temanggung .Sejarah terbentuknya Kabupaten  Temanggung selalu dikaitkan dengan raja Mataram kuno yang bernama Rakai Pikatan. Sebelum menyandang Rakai Pikatan ,Ia bernama Mpu Manuku dan bergelar Rakai Patapan ketika Ia menguasai daerah Patapan. Mpu Manuku bergelar Rakai Pikatan kemudian mendirikan sebuah daerah bernama Mamwrati dengan ibukotanya Mawratipura diduga berada di daerah Kedu. Sejarah Temanggung banyak tercatat dalam prasasti Wanua III tahun 908 Masehi yang ditemukan bulan November 1983 di sebuah ladang didukuh Kedunglo, desa Gandulan, Kecamatan Kaloran sekitar 4 KM arah timur laut kota Temanggung.

Temanggung sebagai bekas wilayah kerajaan Mataram kuno ini ditemukan beberapa catatan yang meriwayatkan sejarah Temanggung berupa prasasti Wanua Tengah III, Prasasti Siwagrha tahun 856 M Rakai Pikatan, Prasasti Nalanda tahun 860 M. Sejumlah catatan tersebut menceritakan Rakai Pikatan mengangkat putranya bernama Kayu Wangi selanjutnya mengundurkan diri  dan meninggalkan Mataram untuk menikah dengan Pramodawardhani serta menyerang Kerajaan Syailendra yang dibantu Kayu Wangi putra Rakai Pikatan.

Bukti sejarah yang lain membuktikan Temanggung sebagai bekas wilayah kerajaan Mataram kuno adalah Candi Pringapus. Candi Pringapus terletak di desa Pringapus, Kecamatan Ngadirejo 22 KM arah barat laut kota Temanggung. Candi ini dihiasi arca - arca berartistik Hindu berkaitan Dewa Siwa sehingga Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwais. Candi Pringapus dibangun tahun 850 M sebagaimana tertulis di prasasti ditemukan sekitar candi bahwa candi ini adalah tempat restorasi tahun 1932 sekaligus replika Mahameru, nama sebuah gunung tempat tinggal para dewata.Candi ini diduga peninggalan kerajaan Mataram kuno.

Candi Gondosuli  ditemukan dalam keadaan sudah tidak utuh berserakan ini  tidak ketahui luas candi tersebut. Candi Gondosuli bagian atasnya berserakan, sedangkan bagian pondasi masih dalam keadaan utuh sebagian besar terpendam dalam tanah. Tanah sekitar candi Gondosuli sebagian besar digunakan untuk pemakaman umum,bahkan ada makam tokoh agama bernama Kyai Rofi'i yang dikeramatkan oleh penduduk setempat .Candi Gondosuli yang berarsitektur Hindu diperkirakan dibangun oleh Rakai Patapan salah satu anak dari Sanjaya, raja pertama Mataram ini memiliki bentuk tidak jauh dari candi Dieng,candi Pringapus, candi Gedongsongo .

Candi Gondosuli menurut ahli purbakala dari Australia bernama Casparis dibangun abad ke-9 tersebut terletak di Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Temanggung. Selain itu, Prasasti Gondosuli ditulis tahun 832 M yang ditemukan sekitar candi di desa Gondosuli, kecamatan Bulu tahun ini adalah saksi bisu kejayaan Dinasti Sanjaya dimasa pemerintahan Rakai Patahan(Rakaryan patahan pu palar) sebagai raja Mataram kuno.

Situs Liyangan  adalah peninggalan kerajaan Mataram kuno periode Jawa Tengah yang ditemukan tanpa sengaja oleh penambang pasir di lereng timur gunung Sindoro pada kedalaman 7-12 meter tahun 2008 tepatnya dusun Liyangan,desa Purbosari, kecamatan Ngadirejo Temanggung.Situs Liyangan sudah beberapa kali diekskavasi oleh Balai Arkeologi Yogyakarta kemudian dari 5 kali ekskavasi ditemukan areal peribadatan hindu kuno periode Mataram kuno abad ke-7 hingga abad ke-10 Masehi yang akhirnya dinamakan Situs Liyangan .

 Penemuan ini mampu menguak,mengungkap  misteri sejarah kerajaan Mataram kuno periode Jawatengah yang selama ini hanya tampak dari relief- relief candi .Kini jejak- jejak peninggalan Mataram kuno mulai dari aktivitas keseharian masyarakatnya,aktivitas peribadatannya hingga kegiatan- kegiatan pertanian masyarakat saat itu terungkap,terjawab ,akhirnya mendapat penjelasan  dalam Situs Liyangan yang telah ribuan tahun tertimbun material vulkanik Sindoro.

  Situs Liyangan juga kuat sebagai kompleks pemukiman Mataram kuno abad VII terlengkap yang selama ini tertimbun, tersembunyi materisl vulkanik gunung Sindoro. Peradapan budaya Mataram  kuno yang ditemukan dilereng timur gunung Sindoro mencakup tiga bagian yaitu; areal pemukiman lereng bagian bawah,areal peribadatan lereng bagian tengah dan oreal pertanian lereng bagian atas.

 Selain kompleks pemukiman situs Liyangan ditemukan juga talut yang diduga saluran air kuno,aneka hasil pertanian seperti: tumpukan ikatan padi, jagung, pala dan kelapa yang telah menghitam menjadi arang ,aneka perkakas tahan erupsi antara lain: tembikar, guci dan peralatan logam.Peralatan logam yang ditemukan antara lain; genta lonceng perunggu perangkat peribadatan dan lima lampu gantung perunggu. Penemuan ini menunjukkan tempat ini dahulu diperkirakan menjadi kompleks peribadatan hindu kuno.Ekskavasi Liyangan sekarang ini baru mengungkao sebagian kecil areal peribadatan diduga sisa - sisa hunian Mataram kuno tersebar hingga pegunungan kawasan gunung Sumbing, Sindoro yang menjadi poros berkembangnya permukiman Mataram kuno.
  
      

    

     

      

Tags

About The Author

Suryatiningsih 46
Ordinary
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel