Potret Kehidupan Masyarakat Suku Lundayeh di Krayan ,Kalimantan Utara

9 Jul 2019 12:25 6151 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Potret Kehidupan masyarakat Suku Lundayeh yang menetap di Kalimantan Utara dikenal memiliki sisi lain kehidupan yang unik dan khas mulai dari kebiasaan ,ekonomi ,pertanian hingga pola hidup di daerah perbatasan dengan wilayah negara Malaysi

Proses pengolahan garam gunung  memerlukan waktu 2 sampai 3 minggu dengan menggunakan metode tradisional yang dikembangkan secara lokal yakni barel logam sebagai teknologi baru untuk mengolahnya dalam jumlah besar dengan waktu yang lebih singkat.Garam dikemas secara tradisional yakni dengan cara memanaskan garam yang dimasukkan dalam bambu di atas tungku kemudian membungkusnya memakai daun. Pasca  selesai pengemasan garam selanjutnya disimpan dalam tumpukan kayu bakar diletakkan di atas perapian di dapur. Metode ini sering dilakukan masyarakat Krayan agar balok-balok garam tetap keras serta kering bertahan selama bertahun-tahun.

Garam gunung ini juga terdaftar pada Slow Food internasional lantaran unik bercitarasa khas membuat garam gunung Kayan dikenal sampai Malaysia,Brunei Darussalam.Garam gunung yang terkenal di Malaysia,Brunei akan keunikan,citarasa khas ,namun garam gunung dibuat dari Krayan, Kalimantan Utara ironisnya garam gunung buatan axli Indonesia justru belum banyak dikenal masyarakat Indonesia.  
     
Potensi ekonomi Kecamatan Krayan tak kalah menarik yakni Agrowisata. Agrowisata yang dimiliki Krayan kurang dikenal masyarakat luas padahal kekayaan alam dengan sistem pertanian padi Adan, keindahan alam, budayanya sungguh mempesona bisa dijadikan destenadi wisata di Kalimantan utara. Wacana Krayan dijadikan destinasi wisata telah lama lama digularkan oleh pemerintah setempat sejak setahun yang lalu, namun belum dikelola secara profesional. Potensi parawisata Krayan cukup menarik antara lain Sumur garam di desa Midan, gunung Yuvai, Semaring di long Bawan, taman nasional kayan Mentarang dan beberapa tempat wisata lainnya. 

Ekonomi Kecamatan Krayan yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia  dari tahun ke tahun tidak menentu, bahkan selama 70 tahun Indonesia merdeka kondisi sosial ekonomi Krayan masih jauh tertinggal dari daerah lain di Indonesia. Wilayah Krayan daerah terpelosok pedalaman Kalimantan hampir sebagian besar wilayah desa - desa berada di kawasan dataran tinggi yang berbukit- bukit sulit dijangkau .Krayan termasuk salah satu dari  28 kawasan strategis nasional, namun disisi lain masyarakat Krayan jauh dari kendali pemerintahan.

Ekonomi Krayan tertinggal, bahkan hingga memasuki tahun 2017 pemenuhan ekonomi kebutuhan sehari - hari 95 persen masyarakat Krayan sangat tergantung pasokan kebutuhan pokok dari negara Malaysia. Hal ini membuktikan keterikatan ekonomi juga kedekatan emosional serta ikatan kekeluargaan sampai sekarang masih demikian melekat hanya dipisahkan oleh batas negara.Keadaan  ketahanan ekonomi Krayan masih lemah lantaran belum ada pembangunan yang signifikan.

Krayan selama puluhan tahun minim sentuhan pembangunan sehingga akses jalan jarang dijumpai hanya bisa menggunakan akses udara kemudian jalan-jalan ,jembatan banyak yang rusak. Tahun 2017 pembangunan infratruktur daerah Krayan terus dilakukan yakni pembangunan  jalan tembus Krayan jalan Malinau, Long Bawan - Long Midang sepanjang 20.75 km. Walau jalan tembus dibangun, Krayan masih tetap  tertinggal dari daerah lain  dalam pembangunan infratruktur. Pembangunan ekonomi di Krayan yang lambat membuat masyarakat Krayan  yang tinggal didaerah pedalaman ,perbatasan  terus menghadapi berbagai persoalan yang sulit terutama memperoleh berbagai kebutuhan pokok memenuhi kebutuhan sehari-hari. Atas dasar inilah mendorong masyarakat tinggal di dataran tinggi untuk berdiri sendiri menjadi sebuah daerah kabupaten baru yakni Kabupaten Krayan.

Walaupun kawasan Krayan terisolasi dari dunia luar sebagai akibat belum adanya akses jalan darat,tetapi pola kehidupan suku dayak Lundayeh cukup maju tak kalah dengan pola kehidupan suku lain di Kalimantan.Masyarakat Lundayeh sebagian besar mata pencahariannya bertani ladang gilir mudik dengan memanfaatkan dataran tinggi sebagai lahan pertanian. Sumber air irigasinya berasal dari air pegunungan dan menggunakan bibit padi lokal yang dibudidayakan masyarakat Krayan dan menggunakan pestisida alami terbuat dari kotoran hewan kerbau mampu menghasilkan beras berkualitas yakni beras Adan Krayan. Beras adan Krayan adalah beras organik ini terkenal hingga negara Malaysia dan Brunei Darussalam. Beras Pada memiliki citarasa berbeda dengan beras biasa, selain pulen juga sangat wangi.
     
Masyarakat Lundayeh yang tinggal di Krayan  dikenal sangat menghormati tradisi serta budaya leluhur nenek moyang, sehingga tak heran pola hidup masyarakat suku ini sangat erat dengan adat istiadat. Adat istiadat suku dayak Lundayeh di Krayan telah lama ada dan tetap terjaga kelestariannya hingga sekarang, karena suku ini dikenal kuat menjaga budaya kearifan lokal yang juga sangat bersahabat dengan alam. Hal ini membentuk karatertistik masyarakat Krayan yang terlihat dari kehidupan sosial budayanya mengingat masyarakat Lundayeh sebagian kehidupannya sangat tergantung pada alam.

Tags

About The Author

Suryatiningsih 46
Ordinary
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel