Suku yang mendiami pulau Kalimantan salah satunya suku Dayak Lundayeh. Suku Dayak Lundayeh adalah penduduk asli pulau Kalimantan yang tinggal tepatnya berada di wilayah kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan utara yang sebagian besar menempati wilayah dipedalaman hingga wilayah perbatasan negara Malaysia. Kehidupan masyarakat suku Lundayeh menarik untuk ditelusuri. Sisi lain kehidupan masyarakat suku Dayak Lundayeh adalah pada mata pencahariannya. Masyarakat suku Dayak lundayeh hidup di daerah pendalaman kegiatan sehari - hari mengolah lahan pertanian dengan bertani/berladang menanam padi sawah tadah hujan, serta singkong dengan metode pertanian khas suku Lundayeh.
Masyarakat suku Dayak Lundayeh sebagian besar bekerja sebagai petani. Masyarakat petani Lundayeh yang tinggal sebagian besar didaerah pedalaman Kalimantan utara dikenal sebagai petani yang ulet dan pekerja keras dalam mengelola pertanian.Petani Lundayeh masih memakai sistem pertanian tradisional yaitu sistem kearifan lokal .Sistem kearifan lokal masyarakat suku Lundayeh dalam mengolah pertanian menjadi cirikhas suku Lundayeh sampai kini.
   Â
Kebiasaan masyarakat suku Dayak Lundayeh dalam bertani yang sejak dahulu selalu konsisten dalam menjaga sistem kearifan lokal membuat pola pertaniannya menjadi berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Suku Lundayeh dalam mengolah pertanian berpedoman pada kearifan lokal dalam arti pola pertanian dikalangan masyarakat Dayak Lundayehselalu mengaitkan hubungan antara manusia dan alam yang demikian erat dan saling berkaitan .
Masyarakat Lundayeh dalam mengolah lahan pertanian tanpa meninggalkan sistem kearifan lokal dan tetap mempertahankan sampai kini sehingga tak heran petani Krayan dalam hal ini masyarakat Lundayeh berhasil menciptakan beras Adan. Petani suku Lundayeh mampu membuat 60 macam varian padi dalam setiap tahun mampu menghasilkan padi 1,5 ton atau 750 hingga 1000 kaleng beras setiap KK.
  Â
Sisi lain dari kehidupan petani Lundayeh yang tak kalah menarik adalah dilihat dari pola pertanian petani suku Dayak Lundayeh tdalam mengolah pertanian masih menggunakan alat -alat tradisional seperti membajak sawah dengan kerbau. Sisi lain petani Lundayeh dalam mengolah sawah yang unik adalah pupuk. Pupuk yang digunakan petani Lundayeh tidak memakai zat kimia melainkan pupuk kandang.
  Â
Sisi lain kehidupan petani Lundayeh memang tak biasa dan unik yakni tradisi gotong royong khas suku Lundayeh salah satunya tradisi meledek yakni kegiatan membersihkan sawah dari gulma, dan jerami bekas pertanaman yang dilakukan secara gotong royong sebelum ditanami. Proses pembersihan dari gulma dan jerami kemudian sebelum benih padi disemaikan terlebg dahulu benih tersebut dibawa para petani ke gereja untuk diberkati agar hasil panen dapat meningkat serta tanaman padi aman bebas dari hama atau penyakit tanaman.
Â
Budaya lain petani Lundayeh dalam mengolah pertanian yaitu  acara pemberkatan benih yang disebut Pade fra. Pasca menanam benih padi dilahan persawahan dilakukan perawatan padi, namun terkadang selama perawatan tanaman padi diserang hama tikus, maka untuk mengusir tikus dilakukan acara ngelabo labo atau gropyokan hama tikus yang dilakukan sebelum penanaman padi.
Rangkaian prosesi acara sebelum penanaman padi terutama membasmi hama cukup panjang tidak hanya membasmi hama tikus dengan acara gropyokan, melainkan juga dengan membasmi hama burung yang biasa merusak tanaman padi dengan cara ngelabo keruak.
Fakta lain yang perlu diketahui dalam budaya tani masyarakat suku Dayak Lundayeh salah satunya adalah saat panen padi telah tiba hingga dilakukan acara ngerupen sebagaimana acara paleo nibu pade yang dilakukan secara gotong royong melibatkan petani lainnya kemudian dalam memanen padi meraka melakukan secara bergantian.