Desa wisata di Temanggung memiliki adat istiadat yang khas kemudian menjadi tradisi masyarakat setempat salah satunya Desa Sumokarto. Wilayah desa Sumokarto yang terletak di Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung yang berada dilereng gunung Sumbing ini terkenal indah mempesona. Desa wisata Sumokarto ini juga kaya akan seni budaya, adat istiadat dan kesenian tradisional yang unik khas Desa Sumokarto. Tradisi unik tersebut antara lain:
1) Peternak bebek Betisan adalah mata pencaharian masyarakat Desa Sumokarto terutama Dusun Betisan yang sejak dulu dikenal sentral ternak bebek Betisan hingga kemudian dinamakan dusun Betisan. Bebek adalah peninggalan dari Sayyid Abdurrahman seorang Temunggung kerajaan Mataram Islam yang menyebarkan ajaran Islam di daerah ini. Dulu hampir setiap rumah memiliki bebek kini semakin lama peternak bebek makin menyusut akibat peternak bebek beralih menjadi petani tembakau yang dipandang pendapatannya lebih menjanjikan dibanding dengan pertenakan bebek.
  Â
Kini peternak bebek tinggal beberapa orang bisa dihitung dengan jari. Padahal dulu bebek menjadi sumber pendapatan dimana hampir setiap rumah memiliki bebek karena ketahanan telurnya. Bebek Betisan ini memiliki cirikhas tidak sama dengan jenis bebek lain yang perlu pangon atau diangon tidak bisa di ternak hanya di kandang saja .Sekarang bebek betisan tidak ada tempat untuk pangon karena lahan pertanian beralih menjadi lahan tembakau kemudian peternak bebek pun kini beralih menjadi petani tembakau.Melihat keadaan ini Pemkab Temanggung melalui pemerintah desa setempat melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan gairah masyarakat beternak bebek seperti pelatihan, pemberian alat- alat beternak
2) Bersih deso atau merti desa Sumokarto dilakukan setiap tahun dengan menggelar ritual adat mengunjungi pepunden atau tempat atau makam yang dianggap keramat yaitu makam kyai Sayyid yang terletak di tengah pemukiman penduduk.Ritual bersih desa yang digelar masyarakat desa Sumokarto sebagaimana dilakukan desa- desa lain dilereng- lereng gunung Sindoro- SumbingÂ
membawa tenong berisi nasi tumpeng, ingkung ayam, jajan pasar ke pepunden makam sayyid berdoa bersama sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan YME
   Â
3) Grebeg Bebek Betisan digelar oleh masyarakat Desa Sumokarto, Kecamatan Jumo, Temanggung setiap menjelang bulan Maulud Nabi, adalah tahun kelahiran Nabi SAW. Ritual grebek bebek betisan di awali kirab budaya arak-arakan 2 buah gunungan hasil bumi, nasi tumpeng, telur, ingkung ayam, ingkung bebek (hewan piaraan yang dikembangkan Sayyid Abdurrahman ) juga replika bebek raksasa ke komplek makam Sayyid berjarak 500 m dengan berjalan kaki dari balai desa .
Setiba di komplek makam dilanjutkan tumpengan yang dibawa kaum wanita dikumpulkan di suatu bangsal dekat makam, sedangkan 2 gunungan hasil bumi serta replika bebek raksasa diletakkan dihalaman makam kemudian para remaja menampilkan beladiri sebagai awal acara selanjutnya diikuti prosesi siram bumi dipimpin oleh kepala desa yaitu mengucurkan air dari sumur peninggalan Sayyid kepada masyarakat yang menyaksikan jalannya acara ritual grebeg  .Percikan air tersebut melambangkan kesuburan ,mendinginkan wataj angkara murka .Dua buah gunungan hasil bumi berupa terong, wortel, pisang, jeruk, salak, nanas, padi, rambutan dan lainnya juga harus disucikan dengan air agar pengharapan masyarakat agar hasil bumi terhindar dari penyakit yang dikenal Siram Gunung .
  Â
Acara selanjutnya Udik- udik yaitu menyebar bermacam aneka bunga beserta koin uang ditebar ke udara yang diperebutkan oleh seluruh warga .Puncak acara perebutan gunungan hasil bumi oleh seluruh warga yang hadir sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan YME.Kegiatan grebeg tersebut ditutup dengan makan nasi tumpeng bersama- sama di komplek makam, Ritual grebeg ini dilakukan sejak lama secara sederhana disetiap dusun, namun 2 tahun terakhir kegiatan ini dilaksanakan secara serentak dalam skala lebih besar .Acara grebeg bebek betisan digelar 2 hari yang dimeriahkan beragam lomba seperti: lomba volly, sepak bola, panjat pinang, lomba balap bebek yang diakhiri dengan pentas kesenian wayang kulit
   Â
4) lomba lari bebek Betisan digelar di Dusun Betisan yang sejak dulu sentral bebek di Temanggung ini telah berlangsung puluhan tahun yang lalu.Arena balab bebek seluas satu setengah meter diberi pembatas kain agar penonton tidak masuk arena kemudian arena itulah yang akan digunakan oleh para bebek untuk adu lari mencapai garis finish.Tanda garis dan finish start pun hanya berupa garis putih dari kaleng cat yang disemprotkan di permukaan jalan .
Peserta lomba balap bebek tidak hanya warga dusun Betisan, tetapi semua warga desa Sumokarto agar menciptakan rasa solidaritas antar dusun.Peserta lomba setiap tahun meningkat, tetapi menariknya jumlah peternak bebek betisan makin merosot dari 600 kk di dusun Betisan kini hanya tersisa 20% yang setia menjadi peternak bebek. Lomba balap bebek digelar setiap tahun bertujuan peningkatan kesejahteraan petani, meningkatkan animo pemelihara unggas juga menarik minat pengunjung datang ke Dusun Betisan ini sekaligus hiburan bagi masyarakat setelah melakukan perayaan maulud Nabi. Lomba balap bebek ini terkesan unik, aneh dan nyleneh, bahkan lomba ini diklaim penduduk sekitar sebagai satu- satunya di Jawa Tengah mungkin juga di Indonesia.Â