Perang dagang antara negara China dan Amerika Serikat ternyata memiliki dampak yang cukup besar bagi perusahaan-perusahaan besar asal Tiongkok tersebut.
Salah satu yang terkenan dampaknya adalah Huawei dengan berita yang sedang panas adalah berita tentang pemutusan kerjasama secara sepihak oleh Google terhadap Huawei.
Dengan adanya pemutusan kerjasama ini, secara otomatis Huawei yang seharusnya memiliki akses ke Android harus berdiam di gerbang pemblokiran. Seperti yang sudah kita tahu, Huawei adalah salah satu produsen gadget dan peralatan elektronik raksasa asal China yang meraih sukses di Eropa.
Mulai dari penjualan perangkat nirkabel, elektronik, hingga yang paling populer saat ini adalah smartphone flagship buatannya.
Usut punya usut, presiden AS yaitu Donald Trump beralasan, pemblokiran tersebut harus dilakukan karena Huawei dicurigai mengancam keamanan nasional negeri paman Sam tersebut lewat gadget atau perangkat keras buatannya tersebut.
Yang mungkin paling merugikan bagi Huawei sendiri adalah hilangnya akses penjualan smartphone ke negara-negara di Eropa seperti ke Yunani, Portugal dan Spanyol dimana Huawei mendominasi penjualan smartphone disana.
Mungkin kalau hanya Google saja yang memasukkan Huawei ke daftar hitam, Huawei akan masih dapat mencari solusi lainnya seperti membuat sistem operasi baru yang dapat menyaingin Android ataupun iOS dari Apple.
Tapi sayangnya kenyataan tak seindah kelihatannya.
Tidak hanyak Google, ada setidaknya 5 perusahaan asal Amerika lainnya yang juga memutuskan kerjasama atau memasukkan Huawei ke daftar hitamnya antara lain;
Â
Â
1. Intel
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, “apa hubungannya Intel dengan Huawei? Kan huawei tidak memakai prosesor buatan intel?â€
Jika ada pertanyaan seperti itu, sebelumnya mungkin Anda harus tahu kalau sebuah gadget, khususnya smartphone, yang dibuat oleh sebuah perusahaan tidak semua hardware atau software-nya buatan perusahaan tersebut. Malah kebanyakan dibuat oleh perusahaan-perusahaan lain yang kemudian menjalin kerjasama dengan perusahaan manufaktur tersebut.
Dalam kaitannya, disini Intel bekerja sama dengan Huawei dimana, perusahaan tersebut menjual baseband processor atau sebuah chip yang mengatur fungsi yang membutuhkan antenna.
Â
Â
2. Broadcom
Adalah sebuah perusahaan manufaktur semi-konduktor asal Amerika. Dengan adanya ban presiden Donald Trump terhadap Huawei, penghasilan dari Broadcom sendiri berkurang hingga 50%. Hal tersebut dikarenakan Huawei adalah langganan utama dari Broadcom.
Dengan putusnya hubungan kerjasama tersebut, secara otomatis produk-produk Huawei berupa network switch atau yang biasa disebut juga dengan nama switching hub berkemungkinan untuk tidak diproduksi lagi.
Â
Â
3. Qualcomm
Bisa jadi ini merupakan sebuah pukulan besar bagi Huawei, karena sebagian besar produk perangkat keras yang berhubungan dengan jaringan buatan Huawei, disuplai oleh Qualcomm.
Seperti chip pada perangkat modem ataupun router buatan Huawei yang rata-rata menggunakan chip buatan Qualcomm.
Â
Â
4. Xilinx
Adalah perusahaan manufaktur yang biasanya membuat perangkat semi-konduktor seperti FPGA (Field Programmable Gate Arrays). Tanpa adanya perangkat yang satu ini, mungkin kebanyakan perangkat buatan Huawei tidak akan dapat bekerja dengan semestinya.
Dengan kata lain, dengan putusnya kerjasama dengan Xilinx ini merupakan sebuah pukulan besar terhadap Huawei.
Â
Â
5. ARM
Â
Â
Salah satu keunggulan Huawei dibandingkan perusahaan manufaktur smartphone lainnya adalah kemampuannya untuk memproduksi prosessor miliknya sendiri.
Namun sayangnya, di dalam prosessor smartphone buatan Huawei yang bernama Kirin itu beberapa komponen utamanya didesain oleh perusahaan ARM. Seperti contohnya CPU Cortex dan GPU Mali.
Dengan kehilangan akses ke teknologi yang ARM miliki, secara otomatis, chip Kirin terbaru tidak akan pernah muncul. Dan smartphone baru dari Huawei pun terancam tidak akan pernah ada lagi.
Dan menurut penulis, pemutusan kerjasama dengan ARM ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan smartphone Huawei nantinya. Bahkan teknologi 5G yang digadang-gadang Huawei akan memiliki kecepatan yang luar biasa di perangkat smartphone terbarunya nanti juga terancam tidak akan pernah ada.
Â
Hingga saat artikel ini dibuat, pemerintah Amerika Serikat telah memberikan kelonggaran terhadap ban atau pemblokiran atas Huawei dimana pada 90 hari ke depan, Huawei akan mendapatkan dukungan dari perusahaan-perusahaan yang memang pernah bekerjasama sebelumnya.
Contonhnya pada smartphone terbarunya yaitu Huawei P30 Pro. Smartphone tersebut akan terus mendapatkan dukungan dari Google berupa update baik itu dari software ataupun security hingga 90 hari ke depan.
Setelah 90 hari kedepan, tidak akan ada yang tahu lagi bagaimana nasib Huawei. Mungkin Huawei akan gulung tikar, atau mungkin juga Huawei akan melakukan comeback dengan salah satunya meluncurkan smartphone dengan jeroannya berasal dari China semua.
Ya, yang paling penting sih semoga saja mereka yang sudah membeli perangkat Huawei tidak akan merugi besar. Khususnya yang sudah membeli perangkat smartphone seharga belasan juta. -BB-
Â