Grup Facebook Jadi Rahasia? Ini Penyebabnya!

17 May 2019 18:55 8052 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Apa grup yang Anda ikuti menjadi salah satu korban reporting?

Media sosial sekarang ini, tidaklah sama dengan media sosial 10 – 15 tahun yang lalu dimana para penggunannya bak bayi yang baru lahir.

“Masih polos”, mungkin adalah kata yang tepat untuk para pengguna media sosial pada masa itu.

Sedikit ciri khas pengguna media sosial masa lalu adalah cara berkomunikasi. Yaitu masih adanya rasa hormat antar sesama pengguna, bahkan masih banyak yang menggunakan bahasa baku.

Seiring bertambahnya tahun, kemampuan rakyat Indonesia dalam mengoperasikan media sosial pun semakin bertambah. Namun sayangnya, banyak norma-norma yang tidak diindahkan lagi, terutama norma kesopanan dan norma hukum. Contohnya saja berbicara dengan orang lain pun sudah banyak yang menggunakan nada-nada arogansi ataupun nada-nada yang kasar yang tentunya bagi sebagian orang itu dianggap “wah ini orang cari masalah”.

Tidak hanya itu, sekarang media sosial juga dimanfaatkan sebagai media utama penyebaran informasi yang sayangnya, informasi di media sosial tersebut tidak tersaring oleh filter. Hal ini tentunya mengakibatkan informasi yang tersebar di dunia digital terlepas dari bentuk dan isinya sangat sulit untuk dibendung.

Okelah kalau informasinya bermanfaat, berupa fakta ataupun konten-konten positif lainnya. Bagaimana kalau informasinya berupa hoax, ujaran kebencian, ataupun konten-konten negatif yang tentunya merugikan banyak orang?

Banyak tokoh yang bilang bahwa “orang Indonesia itu sudah pintar, sudah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah”.

Standar pernyataan tersebut darimana?

Justru yang penulis liat para pengguna media sosial asal Indonesia itu lebih banyak yang gampang terpengaruh oleh seorang influencer atau tokoh idolanya, ketimbang oleh sebuah fakta yang diunggah oleh seseorang yang “tidak punya nama”.

Oh iya, ngomong-ngomong soal media sosial, beberapa hari ini para pengguna Facebook di Indonesia yang juga merupakan admin dari grup-grup di Facebook ramai-ramai mengganti privasi grup dari yang asalnya bersifat “publik” atau yang kontennya bisa dilihat baik anggota atau non-anggota, serta yang bersifat “tertutup” menjadi “rahasia” atau hanya bisa diakses oleh mereka yang merupakan anggota tersebut.

Usut punya usut, hal tersebut dikarenakan sebuah grup bernama IReC (Indonesian Reporting Committee) asal Indonesia yang beranggotakan ratusan ribu anggota memanfaatkan media sosial terbesar di dunia tersebut untuk menumbangkan grup-grup yang dianggap oleh grup tersebut sebagai grup dengan yang tidak layak untuk dilihat rakyat Indonesia dengan cara melaporkan grup secara massal.

Salah satu halaman grup yang hilang dari Facebook adalah sebuah grup bernama “Zucced”. Yaitu sebuah grup dengan keanggotaan bisa dikatakan sangat banyak, dengan kebanyakan posting atau kontennya berisi meme yang sebagian anggap orang lucu, tapi sebagian lagi anggap sebuah penghinaan ataupun hal yang kontroversial.

Sekilas, apa yang dilakukan grup tersebut memang hal yang terpuji, karena grup tersebut ingin menjaga Indonesia agar rakyatnya yang sekarang ini mudah digiring kemana-mana tidak terpengaruh juga oleh postingan-postingan kontroversial dari grup tersebut.

Tapi sayangnya, apa yang dilakukan oleh IReC tersebut menebarkan kecemasan kepada para pengguna Facebook Indonesia, terutama para admin grup-grup Facebook lokal.

Kecemasan tersebut bukanlah tanpa dasar. Hal tersebut dilakukan karena banyak informasi beredar di internet bahwa akan ada serangan balasan dari luar yang akan menyerang grup-grup dengan embel-embel “Indo” ataupun “Indonesia”. Bahkan sampai ada bule yang sampai membuat sayembara di Facebook untuk menumbangkan grup-grup Facebook Indonesia, terutama grup IReC yang menjadi target utamanya.

Tentunya yang mengubah privasi grup menjadi “secret” atau “rahasia” bukan hanya grup di Indonesia saja, grup-grup luar negeri yang memiliki konten serupa dengan Zucced sampai grup yang tidak ada hubungannya sama sekali juga ikut mengubah privasi grup mereka.

Berlangsung sejak tanggal 15 Mei 2019 hingga sampai ditulisnya artikel ini pada 17 Mei 2019, setidaknya sudah ada 8 grup yang penulis tahu mengubah privasinya menjadi “rahasia”.

Dan beberapa grup yang penulis ingin bergabung pun rata-rata mengganti sistem penerimaannya dimana seleksinya lebih ketat lagi. Alhasil, penulis ditolak di 5 grup tersebut. Hingga saat ini pun penulis yakin banyak yang kesulitan bergabung dengan grup-grup di Facebook, khususnya grup-grup internasional dimana kebanyakan anggotanya adalah orang luar.

Jadi bagaimana menurut Anda tindakan dari grup IReC ini? Perlukah didukung dan dipuji? Atau perlu dikecam?

Serta bagaimana tanggapan Anda soal pengguna media sosial saat ini? Apakah setuju bahwa orang Indonesia sudah pintar? Tahu mana yang benar dan mana yang salah? Silahkan tuliskan pendapat Anda di kolom komentar. -BB-

 

Tags

About The Author

Buricak Burinyai 68
Expert

Buricak Burinyai

Seorang warga Bandung yang cinta Bandung, teknologi dan mantannya
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel