Ditengah musim pemilu yang makin hangat jelang hari pencoblosan. Yuk mari kita alihkan fokus ke MRT Ratangga yang rencana akan di operasikan secara komersial Maret 2019 nanti. Saya masyarakat di daerah yang jauh dari Ibukota juga ikut senang. Horee... *saya kenapa ya*
Publikasi terkait Ratangga ini saya pikir masih kurang ya. Selain kemarin heboh karena ada selebgram yang pijak itu MRT punya kursi. Selebihnya  fokus sama nama yang disematkan pada MRT Jakarta ini.
"MRT Ratangga" itulah namanya. Mungkin kita yang mendengarnya berpikir apa gak nama lain ya? Seperti Seoul Metro, Mexico Line B, Beijing Subway, London Underground, dll. Kata orang-orang, namanya kekinian, ada Inggris-Inggrisnya.
Tapi itu pikiran yang salah. Pemilihan nama MRT Ratangga justru memiliki nilai yang kental dengan kearifan lokal. Bahkan nama MRT disini sebenarnya bukan Mass Rapid Transit. Tapi Moda Raya Transportasi. Indonesia banget kan?!
Jadi bisalah kita gunakan ejaan Em-Er-Te. Alih-alih menggunakan ejaan Inggris, Em-Ar-Ti.
Terkait nama Ratangga, ternyata memiliki arti yang gak sembarangan. Kita mungkin jarang dengar nih kalau gak dijadikan nama MRT Jakarta atau MRT yang pertama di Indonesia.
"Ratangga sebagai nama dari kereta MRT Jakarta. Nama Ratangga diambil dari puisi kitab Arjunawijaya dan kitab Sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular. Dalam bahasa Jawa kuno, arti ratangga adalah kereta perang yang identik dengan kekuatan dan pejuang," kata Dirut MRT William Sabandar di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (10/12/2018).
Ternyata "Ratangga" memiliki makna yang gak sembarangan. Diharapkan nantinya MRT Ratangga teguh mengangkut para "pejuang-pejuang" di Jakarta yang berjibaku mencapai mimpinya. Dan semoga semangat ini menular ke daerah dan kota lainnya di Indonesia.
Mungkin diawal-awal orang akan merasa asing dengan nama "Ratangga". Ya jelas karena masih baru ini.
Namun ternyata kereta-kereta lainnya di Indonesia sudah akrab dengan penamaan berasal dari sejarah pewayangan dan kerajaan di Nusantara. Seperti Gajayana, Bima, Taksaka, Sriwijaya, Jaka Tingkir, Jayabaya, Singosari, Majapahit, Bathara Kresna (bus rel), dan lainnya.
Artinya kita mesti bangga sama sejarah. Seberapun pesatnya kemajuan negara ini, konten-konten lokal akan tetap disematkan pada objek-objek penting negara.
Pemberian nama-nama dari dunia pewayangan juga sudah lama dilakukan oleh pemerintah sejak jaman Presiden Suharto.
Karena perjuangan untuk membangun negara ini tentunya berasal dari segenap tumpah darah bangsa Indonesia. Jadi sudah seharusnya menggunakan nama-nama khas tradisi Indonesia pada setiap tempat dan objek dalam negeri.
Jika nama rangkaian keretanya Ratangga, maka nama bor yang bergerak horizontal untuk membuat jalan MRT adalah Antareja. Nama itu diberikan Presiden Jokowi empat tahun lalu saat meresmikan pengeboran pertama jalur bawah tanah itu pada Senin (21/9/2015).
“Yang jago ambles bumi ya Antareja itu,†kata Jokowi saat menjawab pertanyaan wartawan, seperti dikutip dari Detik. Â
Terkait Perjalanan pembangunan MRT Ratangga ini juga cukup berat. Mulai diidamkan sejak tahun 1980. Mulai diadakan beberapa studi. Namun harapan sempat pupus saat krisis ekonomi 1997/98.
Pembangunan MRT Jakarta akhirnya dimulai di tahun 2013, saat Gubernur DKI Jakarta kala itu Joko Widodo akhirnya mengumumkan bahwa proyek ini akan dilanjutkan dan terdaftar sebagai salah satu proyek prioritas dalam anggaran kota Jakarta tahun 2013. Groundbreaking MRT Jakarta kemudian dilakukan pada bulan Oktober 2013.
Selama pembangunan MRT Ratangga ini hingga diresmikan Maret 2019 nanti. Masyarakat di Jakarta tentu sudah banyak berkorban dalam macet di jalan raya imbas pembangunan MRT.
Maka dari itu, pemberian nama Ratangga ini terasa pas untuk para pejuang-pejuang di jalanan Ibukota. Semoga semua berjalan lancar dan kemacetan di ibukota Jakarta berkurang.