Untaian Kisah yang Sangat Menginspirasi dari Seorang "Muthawwif" Haji dan Umrah Asal Indonesia

6 Feb 2019 09:30 4599 Hits 0 Comments

Rezeki bukan hanya berupa materi, tapi kesehatan, kesempatan, kemudahan, dipertemukan dengan orang yang baik dan lingkungan yang baik, itu juga merupakan rezeki dari Allah Ta'ala. Sederhananya adalah kisah inspiratif dari Muthawwif asal Indonesia ini.

http://www.plimbi.com/article/174192/untaian-kisah-menginspirasi-penuh-makna-dari-seorang-muthawwif-haji-dan-umrah-asal-indonesia

Mengunjungi Tanah Suci Mekkah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawwarah untuk beribadah Haji dan Umrah kepada-Nya adalah dambaan setiap umat muslim dari seluruh penjuru di dunia. Tua, muda, laki-laki, perempuan, berbeda negara, berbeda suku bangsa, berbeda bahasa semua kumpul menjadi satu memadati kota paling agung di muka bumi ini, yakni kota Mekkah Al-Mukarramah yang di dalamnya terdapat Kakbah (Baitullah), Masjidil Haram, Padang Arafah, serta tempat-tempat bersejarah lainnya. Dan di kota Madinah Al-Munawwarah yang terdapat Masjid Nabawi, Jabal Uhud, serta tempat-tempat bersejarah lainnya. Bersyukurlah bagi orang-orang yang telah berkunjung ke sana, karena tak semua orang mendapat kesempatan baik untuk berkunjung ke Tanah Suci yang mulia itu.

Berbicara tentang Haji dan Umrah memang selalu menjadi bahasan yang menarik dan tidak akan pernah bosan untuk terus dibicarakan keindahan dari Tanah Suci tersebut, serta berbicara tentang Haji dan Umrah pun ada satu profesi yang sekarang ini sangat melekat dalam dua aktivitas tersebut di Tanah Suci, yaitu profesi Muthawwif.

Mungkin dari sebagian kita, belum mengenal dengan dekat profesi ini. Secara harfiah, makna "Muthawwif" adalah orang yang sedang berthawwaf atau orang yang sedang mengelilingi Kakbah. Namun, di era saat ini, makna "Muthawwif" bukan lagi sebatas itu, tapi orang yang menjadi pemandu dan juga pembimbing jamaah haji ataupun umrah. Semakin membludaknya Jamaah Umrah tiap tahun, membuat profesi ini semakin populer dan semakin banyak orang yang ingin menggeluti profesi ini. diketahui sebelumnya bahwa pekerjaan ini dulunya hanya bisa dilakukan anggota-anggota keluarga di Makkah dan kemudian diwariskan kepada keturunan mereka. Awal kemunculan profesi ini sebagai pekerjaan yang menerima upah adalah di masa Dinasti Mamluk, 1250 M hingga 1517 M. Kemudian, menurut referensi yang pernah saya baca lagi, yang perlu diketahui adalah bahwa, pada masa Raja Abdul Aziz al Saud (1932-1953), keluar peraturan sementara untuk Muthawwif. 

Berbicara mengenai profesi Muthawwif, ada sebuah kisah inspiratif dari seorang Muthawwif asli Indonesia yang kini tengah bermukim di negara Arab Saudi. yang sangat sabar, santun, dan tidak kenal Lelah dalam memandu Jamaah yang tengah beribadah di Tanah Suci. Beliau bernama Martua Mahadi Harahap, atau yang biasa disapa dengan Ustadz Ucok. Beliau menceritakan awal mulanya terjun ke dalam profesi seorang Muthawwif ini. Bermula pada tahun 2005 ketika beliau tamat sekolah dasar di SD 200118 Padang Sidempuan, beliau sudah bercita-cita untuk menjadi seorang da’i seperti kakak sepupu nya yang pada ketika itu memang sudah berdomisili di kota Mekkah, beliau pun juga mengatakan kepada ayahnya bahwa beliau ingin disekolahkan ke Pesantren.

Untaian Kisah Menginspirasi Penuh Makna dari Seorang

Selama di pesantren beliau dan semua teman punya cita-cita yang berbeda-beda, hanya sebagian kecil yang bercita-cita untuk bersekolah di kota Mekkah Al mukarrahmah ini, karena yang lainnya memilih ke Mesir, Yaman dan sebagian besar universitas-universitas di dalam negeri.

setelah tamat pesantren yaitu pada tahun 2012 ketika itu, cita-cita beliau terhambat untuk melanjutkan pendidikan di makkah Al mukarramah dikarenakan pada saat itu visa untuk domisili di sana sangat sulit didapatkan, akhirnya atas saran orangtua dan teman-temannya, beliau akhirnya memutuskan untuk kuliah di IAIN Padang Sidempuan sampai tahun 2016, kemudian pada akhir tahun 2016 Kakak sepupunya memberi kabar bahagia bahwa beliau sudah bisa berangkat dalam waktu dekat, barulah di tahun 2017 pada bulan Maret beliau akhirnya berangkat ke kota Mekkah Al-Mukarramah dengan hati yang senang, bahagia, haru juga sedih bercampur di kala itu.

Senang karena bisa melihat Kakbah dan juga bisa melihat Masjidil Haram, namun ada sedihnya juga karena harus meninggalkan orangtua, kakak, dan juga teman-teman. Setelah iqamah identitas mukimin pendatang di negara Arab Saudi didapatkan, barulah beliau pindah ke asrama pelajar mandailing yang dinamakan dengan “Rubat Mandily” di mana setiap pagi dari hari Ahad (Minggu) sampai Kamis adalah hari yg wajib bagi beliau untuk menuntut ilmu di salah satu sekolah yg lumayan tua namanya Madrasah Shoulatiah. Menjadi seorang muthawwif adalah salah satu cita-cita yang sangat populer di tengah-tengah santri di pondok pesantren beliau.

Lebih lanjut, beliau juga berbagai suka duka pengalamannya menjadi seorang Muthawwif. Adapun Sukanya adalah ketika semua team handling baik yang di jakarta dan di Arab Saudi kompak untuk memberi kenyamanan dan keamanan kepada jamaah selama menunaikan ibadahnya, selain itu ketika Jamaah melemparkan senyuman ramah dan mau bahu-membahu menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua serta kompak ketika menunaikan ibadah umrahnya, di situ, seorang muthawwif sangat bangga dan senang melihatnya. Dukanya ketika seorang Muthawwif sudah memberikan informasi terkini di group untuk kegiatan esok hari, namun ada halangan yang harus membuat kegiatan tersebut di-cancel.

Dukanya lagi, ketika ada jemaah yg hilang, di mana ini benar-benar sangat mengkhawatirkan, di samping itu, ketika seorang Muthawwif terserang penyakit seperti flu, demam misalnya, maka harus bisa menyembunyikan itu semua di hadapan Jamaah, di situ kita harus maksimal untuk mereka, karena bagaimanapun juga mereka adalah tamu-tamu Allah yang sangat mulia.

Untaian Kisah Menginspirasi Penuh Makna dari Seorang

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang Muthawwif menurut beliau adalah sebagai berikut:

1. Persiapkan Mental dengan Baik

Mempersiapkan mental ini sangat diwajjibkan bagi kalian yang ingin menekuni profesi sebagai seorang Muthawwif. Karena kehidupan di negara Arab Saudi tidak sama saat seperti kita berada di Indonesia. Untuk itu, diperlukan mental yang baik untuk dapat survive di negara yang selalu penuh dengan pengunjung dari berbagai negara tersebut.

2. Persiapkan Waktu Luang untuk Memahami Medan

Hal selanjutnya yang harus dipersiapkan untuk menjadi seorang Muthawwif adalah banyaklah mempersiapkan waktu luang untuk memahami medan, medan yang dimaksud di sini adalah Tanah Suci Mekkah dan Madinah yang menjadi lokasi ziarah para Jamaah haji maupun umrah.

3. Pelajari Bahasa Arab

Memahami bahasa arab ini merupakan sebuah keharusan bagi seorang Muthawwif. Karena bahasa arab adalah bahasa komunikasi sehari-hari bagi para Muthawwif Indonesia untuk dapat berkomunikasi di Tanah Suci. Maka dari itu, bagi yang mau menekuni juga profesi ini harus benar-benar menguasai bahasa arab. Bagi lulusan Pesantren, menguasai bahasa Arab tentu akan sangat memudahkan

4. Senantiasa Ramah

Tips selanjutnya bagi seorang Muthawwif adalah senantiasa berperilaku ramah kepada siapa saja, khususnya kepada para Jamaah Umrah dan Haji. Karena banyak di antara mereka yang baru pernah sekali ke Tanah Suci dan belum tahu tempat-tempat serta aturan selama mereka berada di sana, nah tugas seorang Muthawwif lah untuk membimbing perjalanan ibadah mereka, melayani mereka dengan ramah, agar mereka pun senang.

Untaian Kisah Menginspirasi Penuh Makna dari Seorang

***

Begitu banyak nilai-nilai positif yang dapat diambil dari cerita di atas. Yang intinya adalah rezeki bukan hanya berupa materi, tapi kesehatan, kesempatan, kemudahan, dipertemukan dengan orang yang baik dan lingkungan yang baik, itu juga merupakan rezeki dari Allah Ta'ala. 

*Sumber foto (Facebook Martua Mahadi Harahap)

Tags

About The Author

Rachmah Dewi Marsaid 14
Novice

Rachmah Dewi Marsaid

Books Author | Contents Writer | Moeslem | Indonesia
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Rachmah Dewi Marsaid