Kopi jadi minuman wajib bagi para orang tua di masa lalu, tapi kini telah menjadi minuman favorit di kalangan anak-anak muda. Derajat kopi pun terangkat. Kafe-kafe yang menyajikan minuman seduh tersebut terus bermunculan di mana-mana.
Di sudut-sudut gang dan tikungan bermunculan kafe-kafe yang kini menjadi tempat nongkrong anak-anak muda. Kopi yang selama ini nggak begitu dikenal, kini akrab di telinga anak-anak muda.
Banyak anak muda pun berburu kenikmatan berbagai rasa mulai dari kopi Gayo, kopi Mandailing, kopi Lampung, kopi Kintamani hingga kopi Jawa.
Seiring dengan maraknya kafe-kafe di berbagai kota, minum kopi telah menjelmakan gaya hidup masyarakat urban, khususnya anak-anak muda. Kedai kopi menjamur di kota-kota besar.
Menikmati cara membuat kopi dan menyeruputnya telah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian besar orang saat ini. Kafe-kafe yang menyajikan beragam kopi pun menjadi tempat nongkrong favorit anak-anak muda.
Anak-anak muda gandrung dengan sensasi rasa kopi. Sebagai sebuah gaya hidup, harga kopi pun kini ikut terdongkrak. Secangkir kopi di warung kopi yang terletak di pinggir jalan mungkin cuma dihargai Rp.2.000-3.000 saja, tapi tengok lah di kafe, coffee shop, kedai kopi atau nama yang sejenis harganya minimal Rp.20.000 rupiah.
Kopi benar-benar menjadi populer dan menjadi minuman favorit yang paling banyak dipesan. Data pertumbuhan peminum kopi di Indonesia pun meningkat 8% lebih tinggi dari pertumbuhan kopi secara global yang hanya 6%.
Minum kopi sebagai gaya hidup tentu sah-sah saja dan baik untuk pertumbuhan ekonomi, tetapi perlu disadari bahwa itu tak selamanya baik untuk dompet. Sebagai bagian dari gaya hidup, minum kopi juga butuh modal duit, bukan? Apalagi, kalau minumnya di kafe-kafe ternama.
Sebagai brand premium, harga kopi di Starbucks Coffee juga bisa dikatakan tidak murah. Beberapa minuman kopi di kedai ini ada yang dibanderol minimal Rp.50.000, tetapi tetap saja digandrungi karena telah menjadi gaya hidup.
Sayangnya, saat ini banyak kaum muda yang hanya mengejar gaya hidup, tapi keuangannya amburadul. Ini tentu memprihatinkan di tengah cibiran umum terkait ketidakmampuan mereka mengelola uang. Tidak sedikit lho anak muda yang mengejar gaya hidup, eh..ternyata kondisi keuangannya acak-kadul. Utang sana-sini. Anak muda begini ini yang perlu resolusi.
Nah, biar seimbang antara gaya hidup dan dompet, tak ada salahnya mulai sekarang kurangi kopi dan mulai mengubah mindset dengan cara menikmati investasi masa kini. Apalagi, investasi kini sudah sangat mudah dan terjangkau.
Partnership Distribution Head at Maybank Asset Management, Francisca Gerungan menegaskan milenial jangan hanya keluarkan uang untuk kopi saja, saatnya memikirkan investasi.
Ia menyebutkan cukup minimal Rp. 100.000 saja alias seharga 2 cup kopi premium, anak-anak muda sudah bisa menikmati investasi di reksa dana dengan mudah di aplikasi masa kini bernama IPOTPAY.
Di IPOTPAY terdapat beragam pilihan reksa dana, seperti Maybank Dana Pasar Uang yang imbal hasilnya dihitung harian dan pencairannya fleksibel: T+1 dana sudah tersedia.
Maybank Dana Pasar Uang yang diluncurkan sejak September 2011 ini memberikan indikasi imbal hasil 4,69% (secara Year to Date) dan 5,73% (secara Year on Year) per Oktober 2018. Dana kelolaan produk per 30 November 2018 adalah sebesar Rp 639 Miliar.
So, untuk menikmatinya kini sudah sangat gampang yakni dengan melakukan registrasi melalui aplikasi IPOTPAY yang telah tersedia di Play Store dan App Store. Registrasinya cepat tanpa tanda tangan basah dan kirim dokumen fisik segala. Registrasi sudah full digital dengan cepat, mudah dan ora susah. Jangan menunda lagi untuk mengurangi kopi dan menikmati investasi!
