Meremangnya Sebutan Indonesia Agraris

17 Dec 2018 16:38 3103 Hits 1 Comments
Semakin banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan pemukiman menjadikan harga pangan Indonesia semakin tinggi

Negara agraris. Adalah sebutan yang melekat pada Indonesia. Negara Indonesia dikenal sebagai Negara agraris karena hamper separuh dari mat pencaharian penduduk Indonesia di bidang pertanian atau bercocok tanam. Karena hampir semua jenis tanaman yang di tanam di Indonesia dapat tumbuh subur, hal ini lah yang membuat belanda dan portugis tergila-gila untuk menguasai Indonesia, karena ergiur dengan tanah dan lahan pertanian Indonesia yang suburnya tak terkira dengan hasil melimpah membentang sepanjang nusantara. Banyak lahan pertanian yang telah berubah menjadi bangunan-bangunan. Sekarang begitu sulit untuk menemukan pemandangan hijau di perkotaan, bahkan lahan pertanian di desa juga makin terkikis keberadaannya.

Lahan pertanian yang makin menyempit menjadi momok bagi rakyat yang mata pencahariannya sebagai petani.  Bedasarkan data kementrian ATR/BPN tahun 2013 terdapat 7.750 juta ha sawah. Angka ini lebih rendah dari tahun 2000 sebanyak 8.157 ha. Kemudian pada tahun 2009 menjadi 8.106 juta ha. Sedangkan hal tersebut juga secara otomatis mempengaruhi jumlah petani yang semakin berkurang. jumlah petani di Indonesia berkurang sebanyak 5 juta orang dalam 10 tahun.

Data dari badan pusat statistic (BPS) menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir jumlah petani di Indonesia berkurang sangat derastis. Yang awalnya pada tahun 2003 lalu jumlahnyaa sekitar 31 juta orang, sekarang hanya 26 juta orang yang masih setia menjadi petani. Diprediksi dalam 50 tahun kedepan tidak tersisa lagi petani di negeri ini.

Bukan hanya masalah profesinya semata, namun juga peringatan keras akan keberlangsungan pasokan pangan dan tentunya juga akan meningkatkan ketergantungan Indonesia pada impor dari Negara lain. Kenyataannya, dulu pada dekade 1980-an Indonesia pernah menjadi swasembada pangan, khususnya beras.

Generasi penerus bangsa kita harus digiring untuk mengembangkan sector pertanian ysng lebih maju. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kaum muda saat ini enggan melirik petani untuk dijadikan profesi mereka.

Menjadi seorang petani sejatinya tak hanya menyoalkan gengsi. Tapi menjadi seorang petani ini tentang mrnjadi pahlawan pemenuh kebutuhan pokok bagi seluruh rakyat dari sabang sampai marauke. Profesi petani yang kerap dianggap dengan warga kelas menengah bawah didesa. Padahal tanpa profesi ini, Indonesia tak kan bisa mencapai kedaulatan pangan.

Semakin banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi pemukiman atau ruang industry. Profesi petani pun semakin langka. Jika jumlah penduduk dari tahun ke tahun semakin bertambah. Maka jangan salahkan bahwa harga pangan Indonesia akan semakin tinggi dan jangan salahkan bahwa julukan Negara agraris yang selama ini melekat pada Indonesia akan menghilang dan bagaimana nasib dari para penduduk yang menjadi petani jika lahan pertanian di Negara ini semakin menyempit ?

Tags

About The Author

Noverita Resya 13
Novice

Noverita Resya

ITP UMM
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Noverita Resya