Ini mungkin judul artikel teraneh yang pernah saya bikin. Kalau dipikir-pikir buat apa ya pakai segala mempertanyakan mengapa payudara wanita harus ditutupi?
Sudah jelas jawabannya ialah karena mengikuti aturan atau norma kesusilaan dan kesopanan yang berlaku sejak lama. Sejak Manusia mengenal cara berpakaian yang baik tentunya.
Sebuah tabu bila ada wanita yang tidak menututup payudaranya di depan umum. Apalagi di negara kita, yang kental akan budaya timur. Disini berpakaian sopan sudah wajib hukumnya.
Namun bila bicara lebih jauh. Entah sejak kapan ada aturan bagian payudara mutlak di tutupi. Spesifiknya bagain putingnya.
Di Bali 1950-an. Wanita disana masih akrab dengan bertelanjang dada. Namun sejak banyaknya tamu domestik datang ke pulau dewata. Kebiasaan ini mulai diubah dengan memakai kemben. Untuk menghormati tamu yang datang.
Sedangkan kini kita lihat banyak busana yang bisa kita sebut "kurang bahan". Kita tahu sama tahulah maksudnya.
Dari jenis pakaian terbuka apapun bentuknya. Persamaan yang bisa diambil ialah bagian dada atau payudara tetap ditutupi.
Kalau bicara kesopan dalam berbusana. Mayoritas masyarakat Indonesia tentu merujuk batasan aurat dalam agama Islam. Tentu batasan aurat wanita tidak hanya menutup bagian dada saja.
Sementara di dunia barat yang erat dengan busana terbuka. Se-vulgar apapun pakaiannya, tetap saja kalau ditempat umum jarang terlihat wanita yang membuka seluruh bagian dadanya.
Di dalam kartun juga begitu. Kartun bertema fabel, hewan-hewan yang menyerupai manusia pada bagian dadanya juga ditutup.
Dan lucunya lagi, jika bicara lebih spesifik. Sebagian besar bentuk visual wanita bertelanjang dada. Bagian puting payudara tetap disensor. Hanya bagian putingnya saja.
Padahal bila alasannya pornografi dan menghindari unsur sensual sehingga membangkitkan birahi pria. Rasanya lucu aja. Bila yang disensor hanya putingnya saja. Sedangkan bagian lainnya dibuka.
Ini sih tergantung dari pandangan prianya saja. Persoalannya kini ada dua. Mata pria dan aturan berbusana yang aneh.
Aneh. Dimana ada gaya berbusana wanita yang nyaris telanjang, namun bagian puting payudaranya tetap ditutupi. Sedangkan orang-orang menjadi heboh melihat wanita yang tidak menutup bagian dadanya. Sementara bikini dianggap sudah biasa. Bukankah itu hanya masalah beberapa centimeter saja.
Hal semacam ini sudah pernah diperdebatkan sejumlah artis dunia. Sejak Instagram menerapkan regulasi terkait sensor puting payudara pada 2015.
Memang yang menjadi pokok masalahnya ialah pria itu sendiri. Salah satu yang bikin pria tertarik dengan payudara wanita ialah misteriusnya. Bisa karena selama ini (payudara wanita) tertutup atau karena ukurannya.
Padahal setiap pria punya payudaranya sendiri juga. Punya puting juga. Bisa lihat sendiri. Haha. Namun inilah yang namanya mindset yang sudah terbentuk dari dulu.
Saya tidak tahu sejak kapan aturan menutup puting payudara bagi wanita. Padahal kalau bicara soal berpakaian sopan, tentu bukan hanya menutup payudara saja. Dan saya tidak pada posisi untuk mengomentari cara berbusana wanita.
Mengulik kembali mengapa payudara wanita harus ditutup? Sedangkan pria boleh bertelanjang dada. Namun bukan berarti ini mengajak para wanita berontak dan minta kesetaraan.
Meski kedengarannya aneh. Ketika orang-orang menganggap wanita yang berpakaian terbuka dianggap biasa. Namun kenapa ketika terlihat puting payudaranya sedikit saja menjadi heboh.
Ya kita berpikir positif saja. Barangkali ini bukan hanya soal pornografi saja. Namun untuk membedakan Manusia dengan spesies mamalia lainnya.
Sebagai makhluk ber-puting. Tentu manusia jangan sampai disamakan dengan sapi, babi, kucing dan lainnya.
Aturan cara berbusana inilah yang sengaja dibuat untuk membedakan Manusia dengan makhluk hidup lainnya.
Payudara dianggap sakral. Karena salah satu sumber kehidupan Manusia berasal dari ASI. Dimana ASI berasal dari payudara ibu.
Pria pun tidak jauh beda sebenarnya. Tidak seperti sekarang. Dulu pria juga tidak boleh membuka puting payudaranya.
Para pria Amerika sebelum 1930 yang juga dilarang menampilkan putingnya. Dalam situs Young Naturist America, salah satu organisasi pejuang Body Positivity di Amerika, diceritakan kalau puting pria juga sempat terlarang di negeri itu. Barulah pada 1936, New York City jadi daerah pertama yang melegalkan pria menampakkan putingnya di Amerika.
Sejarah pelarangan dimulai pada 1737, ketika pria diwajibkan memakai sepasang celana dalam panjang dan waistcoat (semacam rompi tapi untuk berenang) jika ingin mandi di pemandian umum. Aturan itu berlaku untuk pria berumur di atas 10 tahun.
Alasannya kurang lebih sama dengan yang terjadi pada perempuan di masa ini: dada telanjang seorang pria dianggap akan memicu gairah wanita. Sehingga menampilkan puting akhirnya dianggap tabu.
Jadi kesimpulannya sudah tahukan mengapa payudara wanita harus ditutup didepan umum. Untuk menghindari dari mata-mata jahat lelaki.