JAKARTA - Masa pensiun itu bisa menjadi momok bagi mereka yang tidak menyiapkannya secara matang dan jauh-jauh hari. Maklum saja, masa pensiun adalah masa-masa yang identik dengan kondisi fisik yang tidak lagi kuat untuk bekerja keras dan mendapatkan banyak pemasukan. Padahal, kebutuhan hidup plus inflasi terus meroket.
Oleh sebab itu, Financial Educator, Muljono, pun mengajak para guru dan karyawan SDK PENABUR Harapan Indah Bekasi untuk melek keuangan agar siap dengan masa pensiun.
"Memang di PENABUR ada dana pensiun, tetapi itu tentu saja tidak cukup. Perlu alternatif lain untuk menyiapkan usia indah saat pensiun," tandasnya di ruang aula sekolah, Selasa, 27 November 2018.
Ia lantas mengajak para guru untuk menjadi pensiunan GAUL, yakni Gaya hidup sehat dan bahagia, Aktivitas bermanfaat, Uangnya banyak dan Lupanya sedikit.
"Menurut survei majalah SWA, 80% eksekutif muda terancam miskin di hari tua karena kebiasaan yang konsumtif, besar pasak daripada tiang, investasi kacau dan tidak mempersiapkan hari tua. Sementara itu, tabloid Kontan Maret 2016 menyebutkan jumlah peserta dana pensiun di Indonesia baru 5,85% saja dari 67 juta orang pekerja," bebernya menunjukkan bukti.
Ia membeberkan survei lain dari Harvard yang menemukan fakta seseorang saat berusia 65 tahun: 35% meninggal dunia, 5% masih bekerja, 4% pensiun dan/atau hidup dengan tabungan pas-pasan, 55% miskin alias bergantung pada anak, menjadi gelandangan, hidup dari tunjangan sosial dan 1% kaya.
Temuan ini juga sesuai fakta di Indonesia, dimana saat pensiun, banyak orangtua justru menjadi beban bagi anak-anaknya. Pasalnya, banyak dari mereka tidak menyiapkan masa pensiun sejak jauh-jauh hari alias baru di usia mendekati masa pensiun. Ini tentu sangat memprihatinkan.
Muljono pun menyarankan pada lebih dari 40 guru yang ikut dalam acara ini akan pentingnya gaya hidup yang mau menunda kesenangan, tahu membedakan kebutuhan dan keinginan dan cerdas dalam keuangan.
"Kekayaan itu bukan soal gaji besar, tetapi soal pintar tidaknya mengelola pendapatan. Orang kantoran bergaji 10 juta/bulan belum tentu lebih kaya dibanding pekerja proyek bergaji 5 juta/bulan. Bisa jadi, orang kantoran tersebut pengeluarannya lebih gede dibanding pemasukan. Alhasil, malah minus dan ahirnya utang. Sementara itu, pekerja proyek bergaji 5 juta/bulan ternyata bisa lebih kaya karena pengeluarannya cuma 4 juta sehingga ada sisa 1 juta rupiah untuk ditabung," tandasnya.
Ia menjelaskan ada banyak opsi untuk menyiapkan masa pensiun yang indah dengan tidak hanya mengandalkan dana pensiun, salah satunya yakni melalui investasi reksa dana yang kini sangat mudah dan sudah serba online.
Ia menegaskan reksadana, khususnya, reksadana pasar uang adalah opsi investasi yang cocok untuk pemula karena memberikan imbal hasil tinggi dibanding tabungan dan deposito. Apalagi, reksa dana pasar uang sangat likuid.
Brand Manager IPOTPAY dari PT Indo Premier Sekuritas, Mattheus Raharja membenarkan kemudahan investasi reksa dana yang kini bisa dinikmati oleh siapa saja karena sudah serba digital dan bisa dinikmati dengan smartphone di genggaman tangan.
Ada banyak keuntungan memanfaatkan tabungan online masa kini dengan imbal hasil 7-9% per tahun yang ditawarkan di IPOTPAY. Selain imbal hasil tinggi, manfaat lainnya yakni fleksibilitas layanannya mulai dari pembayaran (kartu kredit, BPJS Kesehatan, PLN, dan belanja di e-commerce), pembelian (tiket, pulsa, token PLN), top-up e-wallet (GoPay, GrabPay, TCash, Mandiri e-Cash, OVO, PayPro) hingga transfer dana ke semua e-wallet bebas biaya.
Benefit layanan lainnya yakni gratis biaya transfer. Pengguna dapat dengan mudah melakukan transfer ke bank mana pun tanpa biaya transfer seperser pun, tanpa limit, real-time dan bisa kapan saja serta dimana saja melalui smartphone.
"untuk memulai investasi reksa dana pasar uang ini kini sangat mudah. Pembukaan rekening efeknya bisa dilakukan dengan smartphone dengan mengunduh aplikasi IPOTPAY yang tersedia di Play Store dan App Store dengan cepat, mudah dan ora susah," pungkasnya.