Keberpihakan dan kepedulian terhadap konsumsi masyarakat dengan kebijakan pro rakyat era SBY memimpin negara menjadi bagian tidak bisa dipisahkan untuk menumbuhkan ekonomi domestik. Krisis ekonomi bagi masyarakat bagian bawah adalah kekurangan uang, harga sembilan kebutuhan pokok meroket. Pergumulan ini menjadikan kerusuhan sosial, kejahatan meningkat, dan berbagai macam dampak yang masa memperbaikinya butuh waktu.
Menukik lebih dalam dan luas pembagian kesejahteraan menggunakan pendekatan rumusan ekonomi adalah kemampuan orang perorang untuk mengakses barang dan jasa. Uang adalah alat untuk mendapatkan barang dan jasa. Kemampuan ini mampu menggerakkan bebagai produsen komoditi dan pedagang yang dinamakan dengan UMKM.
Dari prespektif konsumen, menguasai uang tanpa kewajiban untuk mengembalikan plus dengan bunga dan membelanjakan untuk kebutuhan hidup mampu menggerakkan ekonomi masyarakat. Bila seseorang ibu lansia mendapatkan uang tunjangan contoh Rp. 500.000/bulan. Maka ia akan membelanjakan minimal senilai 400.000 untuk kebutuhan konsumsi sebulan. Â
Dari sisi lain, pedagang akan bergairah untuk berdagang. Dimana suatu tempat banyak urang beredar maka pedagang akan datang untuk menawarkan barang dagangan untuk kebutuhan masyarakat. Dan pergerakan ini menghasilkan data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik. Dari akumulasi data yang terhimpun menjadi data bagi kebijakan ditingkatkan pusat, propinsi dan daerah.
Instrumen pajak yang diambil dari setiap transaksi terhadap beberapa produk adalah kewenanga negara. Contoh pajak penambahan nilai sebesar 10% akan mengumpulkan uang pada satuan waktu. Dengan uang kas yang terhimpun dalam rekening pemerintah di perbankan. Dengan kekuatan fiskal dari uang kas maka negara mampu untuk membangun infrastruk, menggaji pegawai negeri. Termasuk memberikan bantuan tunai langsung lewat skema kebijakan PNPM, Bantuan tunai langsung.
Disisi lain, Kebijakan menurunkan suku bunga kredit dengan Program KUR dan mensubsidi bunga. Menurunkan biaya produksi bagi produsen umkm untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dampaknya adalah bergeraknya beberapa usaha. Bila kita melihat pertumbuhan warung makan, riuh rendahnya wisata kuliner, termasuk transaksi lewat dunia daring.
Pergerakan ekonomi secara domestik dan pemulihan ekosistem sektor riil lewat skema perbankan. Turut menolong fungsi intermediasi perbankan pada sektor rill. Bila perbankan hanya semata membiayai usaha sektor industri dampak ekonomi terhadap sektor rill langsung menyentuh masyarakat akan panjang.
Kebijakan SBY beserta regulasi pendukung pro rakyat, pro dunia usaha, mampu menciptakan ekosistem usaha dan optimisme berusaha. Sedangkan pembangunan infrastruktur berkaitan dengan memperlancar arus barang dan konektivitas antar pelaku usaha. Jembatan suramadu bagian dari mempermudah akses barang baik dari madura ke surabaya dan sebaliknya.
Menggerakkan ekonomi baik sektor riil berhubungan dengan daya beli, ketersediaan produk dan jasa. Sedangkan untuk sektor moneter berhubungan dengan pengusaha besar dan investasi besar. Dan setiap kebijakan berdampak baik bagi masyarakat baik sebagai pengusaha, pedagang, produsesn maupun sebagai konsumen.