BENDERA BUKAN UNTUK MEMECAH BELAH

6 Nov 2018 16:48 1020 Hits 0 Comments
pembakaran bendera yang diduga bendera HTI pada peringatan hari santri nasional di Garut menuai berbagai kontroversi di masyarakat

Indonesia adalah negara yang besar, berbagai keragaman ada didalamnya dan karena keragaman itulah banyak memunculkan kejadian-kejadian baru salah satunya pada tanggal 22 Oktober 2018 tepat pada peringatan Hari Santri Nasional, Indonesia digegerkan dengan kejadian pembakaran bendera berlafalkan kalimat tauhid. Kejadian ini terjadi di Garut, Jawa Barat.

Bermula ketika peringatan Hari Santri Nasional di Garut, Jawa Barat terdaapat kesepakatan bahwa hanya dibolehkan untuk mengibarkan bendera merah putih. Namun, terdapat salah seorang peserta acara bernama Uus mengibarkan bendera yang disinyalir bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Uus mengaku tidak tahu dengan adanya aturan tersebut dan hanya ingin memeriahkan acara saja. Ketika mengibarkan bendera Uus langsung didatangi panitia dan mengambil alih bendera yang dibawa Uus kemudian dibakar oleh F dan M.

Pada hari yang sama terdapat 11 daerah di Jawa Barat dengan kejadian yang sama. Hanya saja cara pengamanan bendera berdeda, bendera yang diamankan diberikan kepada polisi dan disimpan, kejadian di Garut ini diduga terdapat provokator dibelakangnya sehingga keblablasanyang bertujuan untuk memancing marah bangsa.

Banser mendefinisikan bahwa bendera yang dibakar adalah bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena setiap aksi yang dilakukan HTI selalu membawa bendera tersebut serta si pembawa bendera di Garut pun mengatakan bahwa bendera yang dibawanya adalah bendera HTI, untuk kejadian ini GP Ansor telah meminta maaf atas kegaduhan ini dan berjanji untuk tidak terulang kembali. Namun, disisi lain banyak pihak yang menganggap bendera yang dibakar adalah bendera tauhid bendera seluruh umat Islam di dunia untuk itu mereka berdemonstrasi menuntut negara untuk mengadili pihak-pihak yang terlibat dalam pembakaran bendera tauhid.

Dapat dilihat disini bahwa keutuhan negara sedang diuji, lemahnya rasa kesatuan dan persatuan serta mudahnya masyarakat dipantik masalah yang kemudian menjadi besar yang berdampak pada perpecahan. Disini seharusnya masalah clear dengan GP Ansor meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Akan tetapi, banyaknnya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menungangi yang bertujuan memecah belah bangsa Indonesia dan juga tahun-tahun panas politik dapat menjadi salah satu faktor kenapa masalah ini tidak segera clear.

Kita sebagai masyarakat sudah sepatutnya dewasa dalam menghadapi masalah. Kesampingkan emosi kita dan saring berbagai informasi yang  diterima agar kita menjadi masyarakat yang cerdas dan tidak dimnfaatkan oleh oknum-oknum yang ingin memecah belah bangsa. Kita juga jangan memandang segala sesuatu dari satu sisi kita juga harus open minded.

Tags

About The Author

Lisa Asma Uun Fatiya 10
Novice

Lisa Asma Uun Fatiya

Mahasiswi Universitas Brawijaya
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Lisa Asma Uun Fatiya