Minggu kemarin, Arsenal dan Liverfool dipertemukan dalam pekan ke-11 Liga Inggris. 3 poin akan membuat kans kedua tim semakin besar untuk menjadi juara Liga Inggris. Meski Liverfool lebih diunggulkan karena berada di posisi yang lebih baik dibandingkan Arsenal, dan berbekal rekor tidak terkalahkan dalam 5 pertemuan terakhir mereka menghadapi Arsenal, namun Arsenal tidak takut dalam meladeni gelombang serangan Liverfool-nya Jurgen Klopp.
Bahkan sepanjang pertandingan, Arsenal mampu memberikan problem terhadap Liverfool yang seperti kewalahan dalam menghentikan pergerakan cerdas para pemain Arsenal dibawah asuhan Unai Emery. Namun, skor 1-1 merupakan hasil yang adil bagi kedua tim karena tetap menjaga asa mereka untuk menuju tangga juara Liga Inggris. Meski tertinggal terlebih dahulu oleh gol James Milner, namun Lacazette mampu menyelamatkan Arsenal dengan golnya. Lalu, apa kunci Unai Emery dalam meraih 1 poin krusial dari Liverfool?
Seperti yang kita tahu kalau baik Unai Emery dan Jurgen Klopp adalah tipe pelatih yang suka mendorong para pemainnya untuk melakukan tekanan langsung ke daerah pertahanan lawan, atau tipe permainan high pressing. Dan kedua tim memainkan permainan tersebut. Beberapa kali ketika pemain Arsenal menguasai bola, tidak hanya 1 pemain yang menekan, namun 3-5 pemain yang ikut menekan para pemain Arsenal yang menguasai bola. Begitupun dengan Unai Emery yang melakukan hal serupa dengan Klopp di Liverfool.
Di artikel sebelumnya sempat dibahas mengenai taktik pressing Liverfool yang biasa memainkan pressing diagonal, dimana Mane dan Salah menekan bek tengah serta fullback lawan, sementara Firmino bisa menekan dua bek tengah ataupun gelandang bertahan lawan. Namun, taktik pressing kali ini sedikit berbeda dengan hal tersebut. Karena Arsenal adalah tim yang suka dalam memainkan bola dari pertahanan dan cepat dalam membangun serangan ke depan, maka dari itu high pressing cepat dengan menumpuk 3-5 pemain terhadap beberapa pemain Arsenal yang berada di daerah penguasaan bola dilakukan Liverfool agar mampu melakukan tekanan balik ke pertahanan Arsenal.
Lalu bagaimana caranya Arsenal memecahkan high pressing tersebut?Bila memainkan high pressing dengan menumpuk hingga 5 pemain di daerah penguasaan bola, maka diperlukan peralihan daerah permainan ke sisi yang kosong. Hal itu diperhatikan jelas oleh Arsenal. High pressing yang dilakukan Liverfool meninggalkan ruang kosong di posisi lain dari pemain Liverfool yang bebas dari tekanan.
Bisa diperhatikan kalau ada sampai 6Â pemain Liverfool yang menekan Bellerin maupun Torreira dalam menguasai bola, namun kedua pemain ini cerdas dalam melakukan transisi dari bertahan ke menyerang. Seperti yang dibahas di artikel sebelumnya kalau Torreira adalah pemain yang mampu membuat transisi cepat dari bertahan ke menyerang. Hal inilah yang dimaksimalkan Arsenal dalam membongkar ketatnya tekanan dari pemain Liverfool.
Setelah kegagalan tekanan tersebut, Liverfool terkesan lebih simple dalam melakukan pressing terhadap pemain Arsenal, dimana mereka melakukan zonal marking terhadap ruang kosong yang mereka tempati. Namun seperti yang sempat dibahas di artikel-artikel sebelumnya kalau Arsenal kali ini adalah tipe tim yang suka dalam menumpuk pemain mereka untuk menyambut umpan di kotak penalty. Tidak hanya 2 pemain, melainkan sampai 4 pemain bisa menyambut umpan tersebut.
Dengan melakukan tekanan seperti halnya Bellerin yang ikut serta naik ke pertahanan Liverfool untuk membuat crossing, membuat Liverfool sedikit tertekan dan dipaksa untuk melakukan zonal marking di daerah sendiri. Namun hal itulah yang terkadang menjadi masalah, mengapa?Ketika dua fullback ikut membantu serangan, akan menyisakan celah dibelakang atau diposisi mereka. Dan itu menjadi santapan Salah maupun Mane dalam membongkar ketatnya tekanan Arsenal yang melakukan counter-pressing sampai 4 pemain sekaligus terhadapnya.
Namun skema serangan balik Salah dan Mane mampu dipatahkan oleh para pemain Arsenal. Walaupun begitu, skema tersebut mampu membuat Liverfool sempat leading melalui Milner. Sayangnya, strategi menumpuk pemain di kotak penalty yang dilakukan Arsenal berhasil membuat Lacazette menyamakan kedudukan hingga pertandingan berakhir.
Secara permainan, Arsenal bisa dibilang sangat cerdas dalam memaksimalkan setiap celah yang ditinggalkan pemain Liverfool. Mereka tidak panic kala menghadapi tekanan tersebut. Namun ketidakberuntungan kali ini menghinggapi Arsenal. Skor 1-1 ini adalah skor yang adil bagi kedua tim.