Nanti malam, Arsenal akan menghadapi Livefool dalam lanjutan Liga Inggris pekan ke-11. Seperti yang kita tahu, Arsenal saat ini duduk di posisi 4 dengan poin 22, atau terpaut 4 angka dari Liverfool yang berada di posisi 2 klasmen sementara Liga Inggris. Kemenangan akan membuat Arsenal akan membuka asa untuk kembali ke jalur juara yang sudah mereka impikan, dimana mereka sudah puasa gelar Liga Inggris selama 14 tahun.
Kembalinya Arsenal ke papan atas tak lepas dari tangan dingin dari Unai Emery yang mampu membawa Arsenal tampil impresif dengan meraih 11 dari 12 pertandingan terakhir Arsenal di seluruh kompetisi. Dan Liverfool akan memberikan tantangan tersendiri bagi Arsenal, mengingat Liverfool memiliki kualitas yang berbeda dibandingkan 12 tim yang sebelumnya mereka hadapi.
Pada kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai peta kekuatan kedua tim, strategi kedua tim yang bisa membuat hasil maksimal bagi mereka. Simak pembahasan berikut ini.
Seperti yang kita tahu, Liverfool dibawah asuhan pelatih Jurgen Klopp memang tampil garang. Bukan hanya sekedar ketajaman lini depan dan strategi total football yang Klopp adopsi sejak melatih di Dortmund, namun strategi high pressing yang sering ia terapkan untuk membuat pemain lawan kesulitan dalam membangun serangan.
Kala menghadapi PSG, Liverfool menerapkan strategi yang unik dalam melakukan pressing terhadap pemain PSG. Strategi tersebut yaitu mereka menempatkan Mohamed Salah dan Sadio Mane untuk memberikan tekanan kepada masing-masing 2 bek PSG, 1 center back, dan 1 fullback. Tidak hanya itu, peran dari seorang Firmino benar-benar brilian. Pemain yang memainkan peran false nine sepanjang permainan kala itu membuat gelandang bertahan, Marquinhos kesulitan membagi bola ke lini depan PSG. Ditambah lagi, Wijnaldum dan Milner yang masing-masing menekan Di Maria dan Verratti agar tidak bisa memberikan umpan pada pemain yang ada di lini depan PSG.
Taktik ini berjalan sangat hebat, PSG kerap kali kesulitan dalam membangun serangan dan Liverfool kerap kali juga mampu membangun serangan dari strategi ini. Peran Salah dan Mane yang masing-masing menekan 2 pemain PSG menjadi faktor penyebab dari masalah ini, dimana mereka menjadi actor dibalik gol-gol kemenangan Liverfool saat itu.
Biasanya dalam memecahkan tekanan tersebut, sebuah tim harus melibatkan kiper untuk membangun serangan. Kiper juga bisa terlibat dalam skema build-up yang mereka bangun agar tekanan ini pecah dan para pemain mampu melakukan tekanan balik dari pressing yang mereka dapatkan sebelumnya. Sayangnya, Arsenal bukanlah tim yang mampu melakukan hal tersebut. Mengapa?Seperti yang kita tahu, kiper-kiper Arsenal baik itu Cech ataupun Leno bukanlah kiper yang mampu membantu build-up seperti Alisson maupun Ederson. Bahkan bila dipaksakan, kedua kiper ini kerap melakukan blunder untuk melakukan build up tersebut.
Lalu, bagaimana caranya supaya Arsenal bebas dari tekanan tersebut?Ada 2 trik yang harus dilakukan oleh Arsenal. Pertama adalah memaksimalkan peran dari Lucas Torreira. Seperti yang kita tahu, Unai Emery kerap memasang 3 pemain dan mendorong 2 fullback mereka untuk naik kedepan. 3 pemain dibelakang tersebut bisa meliputi 2 bek tengah dan 1 gelandang bertahan.
Peran Torreira akan sangat krusial mengingat ketangkasan dirinya dalam membangun serangan akan sangat diperlukan. Mengapa demikian?Karena dirinya punya kecepatan untuk membalikkan tekanan terhadap Arsenal kepada lawan. Seperti halnya melawan Chelsea, David Luiz berusaha untuk memberikan umpan terhadap Morata, namun dengan kejelian dan pengamatan Torreira, Arsenal mampu mengubah tekanan berbalik terhadap Chelsea.
Peran inilah yang harus dimaksimalkan mengingat Liverfool punya Mohamed Salah, Firmino dan Mane yang punya kecepatan. Belum cukup sampai disitu, trik kedua yaitu bersamaan dengan Torreira, dua fullback Arsenal didorong untuk bermain lebih melebar dan menekan sisi sayap Liverfool. Mengapa begitu?Di artikel sebelumnya pernah dibahas mengenai beberapa faktor penyebab Arsenal tampil gemilang, dimana Arsenal bermain dengan skema 4-2-2-2, yang dimana 2 pemain depan dan 2 gelandang serang mereka bermain merapat sehingga mereka bisa menekan masing-masing 1 pemain bertahan Liverfool.
Bersamaan dengan tekanan tersebut, Bellerin dan Monreal bisa ikut menekan dan memanfaatkan ruang yang ditinggal oleh dua fullback Liverfool yang biasanya ditempati oleh Arnold maupun Robertson, yang terlanjur terpancing oleh keberadaan 2 gelandang serang Arsenal yang merapat di kotak penalty. Peran ini harus dimaksimalkan, mengingat Arsenal berhasil menciptakan banyak gol melalui situasi crossing dari fullback mereka.
Bisa disimpulkan, kalau pertandingan ini akan berlangsung sengit. Arsenal dengan ketajaman duetnya dan Liverfool dengan ketajaman trio serta strategi high pressingnya akan saling sikut demi 3 poin berharga. Siapakah yang akan memenangkan pertandingan ini?