Seperti yang sudah kita semua tahu bahwa Indonesia merupakan Negara dengan beragam suku dan bahasa. Terdapat kurang lebih 300 suku yang tersebar dari wilayah sabang sampai merauke. Dari banyaknya suku tersebut pastinya berbeda pula bahasa daerah yang digunakan bukan?. Indonesia juga merupakan negara kedua yang memiliki bahasa daerah terbanyak setelah Papua Nugini.
Data kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan terdapat sekitar 655 bahasa daerah yang ada di Indonesia. Tahukah kalian daerah mana yang menggunakan bahasa daerah terbanyak di Indonesia?. Papua adalah daerah dengan penggunaan bahasa daerah terbanyak di Indonesia yaitu sekitar 348 bahasa daerah yang digunakan.
Namun fakta yang terjadi saat ini adalah mulai berkurangnya peggunaan bahasa daerah di Indonesia. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat bisa jadi mengubah cara komunikasi kita saat ini. Secara tidak sadar kita mulai mengurangi penggunanaan bahasa daerah bahkan tidak menggunakan bahasa daerah sama sekali.
Penggunaan bahasa daerah juga dianggap tidak “gaul†bagi sebagian lapisan masyarakat terutama kalangan muda karena dianggap kuno dan tidak keren. Bahkan kita mungkin lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dengan sedikit bahasa asing dalam komunikasi kita sehari-hari. Sudah ada beberapa bahasa daerah kita yang sudah tidak digunakan lagi dan sebagian terancam punah. Miris sekali ya.
Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada tahun 2016 tercatat ada 11 bahasa daerah yang sudah punah di Indonesia, yaitu 2 bahasa daerah Papua dan 9 bahasa daerah Maluku. Dari Papua terdapat bahasa Tandia dan Mawes, sedangkan dari Maluku terdapat bahasa Kajeli/Kayeli, Piru, Moksela, Palumata, Ternateno, Hukumina, Hoti, Serua dan Nila. Ada juga beberapa bahasa daerah yang terancam punah yaitu sebagian besar bahasa daerah Papua, Maluku, Sulawesi, dan Sumatra.
Meskipun bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu berbagai suku bangsa dan alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya, namun tidak sepantasnya kita melupakan bahasa daerah kita sendiri. Kareana bukan tidak mungkin bahasa daerah kita 20 tahun ke depan akan punah. Mungkin juga bahasa daerah kita akan tergantikan dengan bahasa asing.
Mari kita bahas penyebab dari berkurangnya penggunaan bahasa daerah di Indonesia. Pertama yaitu berkurangnya jumlah penutur bahasa daerah, karena seperti yang kita tahu bahwa sebagian besar penutur bahasa daerah berasal dari kalangan tua. Berkurangnya jumlah penutur tersebut diantaranya disebabkan karena kematian. Selanjutnya banyak sekali orang yang merantau ke daerah lain, jadi otomatis mereka sudah tidak menggunakan bahasa daerah asal mereka dalam komunikasi sehari-hari dan menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan mereka mulai mempelajari bahasa daerah tempat rantauan mereka.
Salah satu cara untuk tetap melestarikan bahasa daerah adalah dengan lebih mengintensifkan pembelajaran bahasa daerah di sekolah-sekolah. Bisa dengan menambah jam pelajaran untuk mata pelajaran bahasa daerah, karena saat ini untuk jam mata pelajaran bahasa daerah di sekolah lebih sedikit dibandingkan mata pelajaran lainnya. Bisa jadi dengan ditambahnya jam pelajarannya dapat sedikit membantu menambah penggunaan bahasa daerah.
Namun hal yang terpenting untuk tetap menjaga kelestarian bahasa daerah kita adalah sikap masayarakat terhadap bahasa daerah itu sendiri. Jika sikap masyarakat saja kurang menghargai dan menghormati bahasa daerah bagaimana mungkin bahasa daerah kita akan tetap lestari. Hal tersebut yang justru akan membuat bahasa daerah kita perlahan-lahan mulai terlupakan.
Jadi sebagai generasi muda kita semua harus tetap melestarikan bahasa daerah agar bahasa daerah kita tetap ada dan digunakan bahkan sampai generasi-generasi berikutnya. Juga penting sekali menanamkan rasa keperdulian terhadap bahasa daerah kepada masyarakat. Bisa dengan dilakukannya penyuluhan atau pembekalan kepada masyarakat akan pentingnya pelestarian bahasa daerah sebagai salah satu aset bangsa. Mari kita jaga salah satu dari sekian banyak kekayaan bangsa Indonesia agar aset bangsa tetap terjaga kelestariannya.
Â