Sempat tampil terseok-seok di 2 pertandingan awal Liga Inggris, Arsenal mulai menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dalam setiap pertandingan yang mereka lakoni. Dalam 12 pertandingan yang mereka lakoni setelah 2 pertandingan tersebut, Arsenal tak terkalahkan dalam semua laga tersebut. Bahkan mereka meraih 11 kemenangan beruntun sebelum kemarin Crystal Palace berhasil menghentikan laju 11 kemenangan beruntun tersebut.
Seperti yang kita tahu, Arsenal seakan tampil berbeda dari musim lalu, dimana mereka menunjukkan sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan pada era Arsene Wenger ketika dirinya masih melatih The Gunners. Apa yang menyebabkan Arsenal tampil superior dalam 12 pertandingan terakhir mereka?
- Tampilan Formasi Dan Strategi
Dari formasi mungkin dari zaman Wenger dan zaman Unai Emery tidak ada perubahan. Dimana Arsenal sama-sama menggunakan formasi 4-2-3-1 dengan seorang penyerang tunggal (Lacazette atau Aubameyang) yang disupport oleh Iwobi, Ozil, Mkhitaryan di belakangnya.
Namun yang membedakan adalah bersama Wenger, formasi ini lebih mengedepankan strategi penguasaan bola dan umpan satu-dua dari para pemain tengah mereka. Sementara itu, peran Iwobi dan Mkhitaryan lebih menusuk ke daerah sayap lawan dan sesekali melakukan cut inside ke pertahanan lawan. Namun, kekurangannya adalah para pemain tengah lumayan kesulitan dalam mensupport penyerang karena tidak banyak dukungan dari second line untuk menghancurkan ketatnya pertahanan lawan.
Bersama Unai Emery, formasi ini berjalan sedikit berbeda, dimana mereka tidak terfokus pada penguasaan bola, namun mereka mengandalkan efektifitas dan daya dobrak dari 4 pemain depan. Bahkan saat bertanding pun, formasi mereka berubah menjadi 4-2-2-2 dengan Lacazette dan terkadang Welbeck atau Aubameyang yang menusuk sebagai penyerang utama, dan Ozil serta Mkhitaryan ikut menusuk di belakang mereka, sehingga memaksa pertahanan lawan untuk bergerak merapat dan menyisakan ruang di sisi sayap mereka.
Strategi ini berjalan luar biasa. Hampir sebagian besar gol Arsenal di seluruh kompetisi musim ini berasal dari umpan silang yang dilepaskan fullback mereka yang ikut naik karena kekosongan di sisi sayap tersebut. Bukan itu saja, pemain yang menyambut crossing tersebut tidak hanya 2 penyerang mereka, namun 2 gelandang serang mereka ikut andil dalam menyambut umpan silang tersebut.
- Duet Maut Aubameyang-Lacazette dan Lucas Torreira
Dibalik superioritas lini depan Arsenal saat ini, ada peran yang membuat Arsenal sangat menakutkan di lini depan mereka. Yaitu peran Aubameyang dan Lacazette. Seperti yang kita tahu, Aubameyang merupakan penyerang yang berbahaya kala bermain bersama Borussia Dortmund. Dirinya bahkan hampir menjadi top skorer Liga Jerman bila saja Lewandowski tidak tampil lebih baik darinya.
Sementara itu, peran Lacazette juga tidak kalah tajam. Meski tidak banyak mendapat kesempatan kala bermain di bawah arahan Arsene Wenger, namun dirinya kerap menjadi pencetak gol Arsenal ketika dirinya diturunkan di lapangan. Pengaruh inilah yang membuat Arsenal saat ini mampu menjadi tim yang banyak mencetak gol kedua dibawah Manchester City di ajang Liga Inggris.
Arsenal akan lebih menakutkan ketika kedua pemain ini turun dilapangan secara bersamaan. Mengapa?Kualitas kedua pemain ini sangat-sangat diatas rata-rata mengingat reputasi mereka sebagai penyerang sangat patut diperhitungkan pertahanan lawan. Cardiff City, Fulham, Leicester dan Crystal Palace adalah korban dari keganasan duet ini. Meski tidak punya fisik menjulang seperti Giroud disaat masih membela Arsenal, namun kecepatan kedua pemain ini yang membuat pertahanan lawan ketar-ketir mengawalnya.
Selain duet ini, ada nama Lucas Torreira yang mencuri perhatian. Pemain yang didatangkan di awal musim dan berposisi sebagai gelandang bertahan ini mampu membuat pertahanan Arsenal sulit dibobol pertahanan lawan. Kemampuan dirinya dalam membaca permainan dan memotong serangan lawan adalah kelebihan dari Torreira.
Tidak hanya itu, kelebihan lain dari Lucas Torreira ini dia bermain lebih disiplin dibandingkan Granit Xhaka. Seperti yang kita tahu, di era Arsene Wenger, Xhaka kerap dipasang diposisi Torreira saat ini, namun hasilnya mengecewakan. Xhaka kerap mendapatkan kartu akibat tekel keras terhadap lawan. Apalagi, Xhaka tidak memiliki spesialisasi seperti itu sebelumnya.
Berbeda dengan Torreira, dirinya punya kecepatan untuk memutus serangan melalui tekel-tekelnya. Hasilnya mereka hanya kebobolan 6 gol dari 12 pertandingan terakhir Arsenal. Jumlah itu mampu memperbaiki catatan buruk Arsenal di lini pertahanan yang kerap kecolongan di musim lalu.
Itulah pembahasan mengenai faktor gemilangnya Arsenal di 12 pertandingan terakhir. Mampukah Arsenal melanjutkan tren positif ini hingga akhir musim?