Tadi malam, Real Madrid mengadakan pertemuan penting mengenai pembahasan masa depan pelatih mereka, Julen Lopetegui. Serangkaian hasil buruk yang ia tuai dalam beberapa pertandingan terakhir termasuk kekalahan memalukan 5-1 dari Barcelona di El Clasico menjadi acuan pembahasan tersebut. Hasilnya adalah Real Madrid secara resmi memecat Lopetegui dari kepelatihan Real Madrid dan menunjuk legenda Real Madrid, Santiago Solari yang sebelumnya menukangi Real Madrid Castilla untuk promosi jadi pelatih di tim utama.
Dalam 7 pertandingan terakhir, termasuk menghadapi Barcelona, Real Madrid bisa dibilang sangat dibawah performa mereka. Permainan disiplin yang mereka terapkan musim lalu tidak terlihat seiring pergantian pelatih pada awal musim ini. Lalu, apa yang membuat Real Madrid tidak tampil konsisten seperti halnya di era Zinedine Zidane?
- Gaya Bermain
Di era Zinedine Zidane, Real Madrid cenderung mengandalkan kekompakan pemain mereka untuk membongkar rapatnya pertahanan lawan. Tak jarang memang hampir setiap pemain di setiap lini mereka mampu mencetak gol, baik itu lini depan, tengah, hingga belakang.
Dalam halnya menyerang, peran Marcelo, Carvajal, dan dua winger mereka, Bale dan Ronaldo(saat masih membela Real Madrid) memiliki peran krusial dalam terjadinya gol-gol Madrid musim lalu. Tekanan 4 pemain ini mampu membuat banyak pemain untuk menekan mereka, dan itu membuat pergerakan lini tengah seperti halnya Kroos dan Modric leluasa untuk mengatur tempo permainan dengan umpan-umpan mematikannya.
Dalam halnya bertahan, semua pemain Real Madrid sangat kompak untuk bertahan dan tahu kapan harus melakukan tekanan terhadap pemain lawan. Peran dari Casemiro sebagai gelandang bertahan tim sangat krusial dalam memutus serangan lawan dari lini tengah. Inilah yang jadi nilai plus dari era kepelatihan Zidane.
Beda cerita ketika Lopetegui menukangi Madrid. Dalam hal membangun serangan mungkin lebih agresif karena mereka setidaknya mampu menguasai bola hingga 65% dalam pertandingan yang mereka lakoni. Namun sepeninggal Ronaldo, Bale dan Benzema kesulitan membongkar pertahanan lawan. Hal inilah yang membuat jumlah gol Madrid saat ini hanya sampai 14 gol di 10 pertandingan awal.
Bukan hanya itu, gaya bermain Real Madrid dalam menekan lawan cukup buruk. Memang mereka menerapkan strategi high pressing hingga pertahanan lawan. Namun, masalahnya adalah pertahanan mereka tidak ikut menekan sehingga menyisakan celah di antara lini belakang dan lini tengah mereka yang mampu dieksploitasi lawan. Hal inilah yang membuat mereka bisa kebobolan 5 gol kala menghadapi Barcelona.
- Sisi Kiri Terlalu Bergantung Pada Ronaldo Dan Marcelo
Musim lalu, baik Ronaldo dan Marcelo mampu menjadi andalan dan ancaman nyata bagi pertahanan lawan, khususnya sisi kiri Madrid yang ditempati oleh mereka berdua. Buktinya, kombinasi mereka membuat Real Madrid mampu menciptakan banyak gol di La Liga musim lalu. Peran Ronaldo pun lebih bebas karena dia tidak hanya statis di kiri, namun merangsek ke tengah untuk menyambut umpan dari Marcelo yang melakukan overlap dari belakang.
Musim ini, sepeninggal Ronaldo, Marco Asensio adalah pemain yang menempati posisi penyerang kiri Madrid. Namun kontribusi Asensio masih jauh dari harapan. Dan itu memaksa Marcelo untuk bekerja lebih keras di sisi kiri Madrid untuk melakukan serangan ke pertahanan lawan.
Hal itulah yang menjadi boomerang bagi Real Madrid. Marcelo yang terlalu fokus untuk menyerang membuat dirinya memberikan celah di belakang dirinya, dan menebar ancaman bagi pertahanan Real Madrid. Dan ketika Real Madrid gagal membangun serangan, lawan bisa memanfaatkan serangan balik untuk membalikkan tekanan tersebut pada Real Madrid yang sudah menyisakan Ramos dan Varane di lini belakang mereka.
Belum lagi, Ramos yang seringkali terlambat dalam menekan karena mulai termakan usia menjadi masalah Real Madrid yang harus segera diperbaiki oleh Solari nantinya. Hal inilah yang membuat Real Madrid kebobolan 3 gol menghadapi Barcelona di babak kedua, dimana semuanya berasal dari serangan balik tersebut.
Itulah pembahasan mengenai akhir perjalanan kepelatihan Lopetegui di Madrid. Bisa disimpulkan kalau Madrid menyimpan banyak problem yang harus segera diperbaiki apabila mereka ingin tetap berada di Liga Champions musim depan. Apakah Solari mampu menghilangkan problem tersebut?