Rindu dan bangga, itulah kata-kata yang disampaikan oleh masyarakat di Jalan Rotowijayan, Kecamatan Keraton, DI Yogyakarta kala bertemu Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kendati tidak lagi menjabat sebagai Presiden RI, SBY dengan sabar mendengar setiap keluhan yang dirasakan masyarakat serta bijak menyikapi kondisi yang ada.
Rasa rindu diungkapkan masyarakat dengan memuji keberhasilan 10 tahun kepemimpinan SBY bersama Partai Demokrat yang sangat besar dampaknya bagi masyarakat. Mulai dari perhatian SBY kepada kesejahteraan buruh, ASN dan guru/tenaga honorer, hingga kemudahan dalam akses pelayanan kesehatan.
Dari segi buruh, SBY berpandangan bahwa kesejahteraan buruh berbanding lurus dengan produktivitas. Jika produktivitas meningkat, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan lebih. Oleh sebab itu, pada tahun 2013 SBY dengan tegas mengatakan era upah murah sudah berakhir.
Era upah murah berakhir yang disampaikan SBY bukan tanpa hitung-hitungan. Karena sepuluh tahun kepemimpinan SBY ekonomi stabil, daya beli terjaga, dan iklim investasi terus bertumbuh. Oleh sebab itu, menurut SBY sudah layak dan pantas para pengusaha memanusiakan pekerjanya.
Begitu juga halnya dengan ASN dan guru/tenaga honorer. Dalam 10 tahun kepemimpinan SBY, kenaikan gaji ASN terus dilakukan. Bagi guru/tenaga honorer, secara berkala SBY melakukan pengangkatan secara bertahap. Selama kepemimpinannya, lebih 1 juta guru/tenaga honorer yang akhirnya menjadi ASN.
Hak dasar warga negara akan akses pelayanan kesehatan juga menjadi perhatian serius pemerintahan era SBY di bawah dukungan Demokrat. Sejumlah kebijakan dikelurkan, salah satunya Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang dalam perjalanannya melebur menjadi BPJS. Jadi tidak ada lagi istilah orang miskin dilarang sakit. Semua warga negara mempunyai hak yang sama atas akses pelayanan kesehatan
Kenangan dan pujian masyarakat atas kepemimpinannya tidakmembuat SBY jumawa. SBY dengan bijak mengatakan esensi dari kepemimpinan adalah mewujudkan pembangunan untuk kemaslahatan hajat orang banyak. Tidak hanya infrastruktur tapi juga membangun manusianya. Kedua hal tersebut menurut SBY harus tumbuh dengan porsi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Rasa bangga juga diperlihatkan masyarakat kecamatan Keraton atas kebijaksanaan SBY dalam memandang kondisi kekinian. SBY tidak serta merta memuji atau menghakimi kebijakan pemerintah hari ini. Dalam pandangan, SBY berharap pemerintah hari ini bisa melanjutkan apa yang sudah baik dan dinikmati oleh rakyat serta memperbaiki apa-apa yang belum baik dari pemimpin-pemimpin sebelumnya.
SBY tidak berubah. Ketika dan setelah tidak menjadi Presiden RI, ia tetap menjadi pemimpin yang selalu berempati terhadap kesusahan rakyat dan mendengarkan kehendak rakyat.