AFC U-19 baru saja dimulai kemarin. Dimana, Indonesia menjadi tuan rumah dari perhelatan besar antar negara Asia dibawah usia 19 tahun ini. Jelas, ini adalah peluang bagi Indonesia untuk bersaing ketat dengan negara-negara hebat seperti Jepang, Korea Selatan, dan negara Asia lainnya. Bukan itu saja, ini juga menjadi peluang bagi Egi Maulana Vikri dkk. agar bisa membawa tim Garuda untuk mentas diajang Piala Dunia U-20 di Polandia tahun depan.
Syarat agar mereka bisa melaju ke Polandia yaitu minimal Indonesia harus lolos ke partai semifinal Piala AFC U-19 ini. Mengingat, jumlah kontestan yang diperbolehkan untuk benua Asia di ajang Piala Dunia yaitu paling banyak 5 negara, itupun bila ada yang lolos di babak play-off. Selebihnya, negara Asia hanya bisa mengirimkan 4 kontestan ke Piala Dunia seluruh kelompok umur.
Langkah mereka menuju Polandia akan dihadang oleh 3 kontestan lain di grup A, yaitu Chinese Taipei, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Semua kontestan ini bisa dibilang sangat menantang, belum lagi ada 2 negara yang berasal dari timur tengah yang memiliki postur yang menjulang. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indra Syafri dalam meramu skuat nya agar bisa lolos ke Polandia tahun depan.
Di partai pembuka tadi malam, Indonesia ditantang oleh Chinese Taipei. Kemenangan akan membuat langkah Indonesia sedikit lebih ringan agar mampu memompa motivasi mereka di laga berikutnya. Dan hal itu mampu mereka capai. Dua gol Witan Sulaiman dan Egi Maulana Vikri mampu membenamkan Chinese Taipei dengan skor 3-1 di stadion Gelora Bung Karno.
Sepanjang pertandingan, baik Witan dan Egi mampu membuat pertahanan Chinese Taipei kocar-kacir dengan pergerakan tanpa bola mereka. Lalu, bagaimana Egi dan Witan membuat prahara tersebut?Berikut pembahasannya.
Sejak awal laga, Indonesia mampu mengambil alih penguasaan bola, dan banyak membuat peluang. Formasi 4-2-1-3 yang diturunkan oleh Indra Syafri sejatinya sudah berjalan sesuai rencana. Egi yang ditempatkan sebagai pemain nomor 10, yaitu gelandang serang, mampu membuat pertahanan Chinese Taipei keteteran oleh pergerakan dirinya.
Belum lagi, kemampuan Syahrian Abimanyu yang punya passing yang akurat menjadi kunci mengapa Indonesia mampu banyak menciptakan peluang melalui umpan terobosan yang akurat. Tidak hanya itu, pergerakan Witan di sisi kiri mampu membuat posisi sayap kanan Chinese Taipei harus kerja ekstra keras untuk membendung nya. Tidak hanya Witan, Saddil Ramdani pun punya keahlian yang sama.
Yang berbeda dari Saddil adalah, Saddil lebih bermain cut-inside, atau menusuk ke daerah lini tengah untuk melakukan shooting dan umpan terobosan dengan kaki kirinya, sementara Witan Sulaiman lebih bermain menusuk di sisi sayap untuk melakukan crossing pada Egi maupun Rafli Mursalim. Pergerakan Saddil terbukti membuat banyak pemain Chinese Taipei untuk datang menekan dirinya, bahkan tidak hanya satu pemain, melainkan hingga 3-4 pemain yang menekan dirinya.
Hal itu menjadi peluang bagi pemain lainnya seperti Egi. Ketika Saddil membawa bola, semua mata pemain Chinese Taipei terfokus pada bola dan Saddil, dan mereka lupa terhadap Egi yang sering mencuri kesempatan melalui umpan terobosan di belakang pertahanan mereka. Dan Egi seringkali berhasil mendapatkan bola dari situasi tersebut, namun kembali penyelesaian akhir menjadi masalah mereka di babak pertama.
Babak pertama berakhir dengan skor 0-0. Di babak kedua, Indonesia masih memegang kendali permainan. Taipei juga mulai memberikan perlawanan yang lebih ketat terhadap Indonesia. Namun, Taipei cenderung kurang sigap dalam bertahan. Dalam beberapa kesempatan, Indonesia mampu mencuri peluang melalui serangan balik, dimana para pemain belakang Taipei tidak terlalu naik posisi mereka, sehingga memudahkan Indonesia dalam mengeksploitasi seluruh celah yang ada.
Bahkan gol pertama Indonesia tercipta berkat serangan balik ini. Pertahanan Chinese Taipei yang tidak ikut melakukan pressing menjadi senjata mematikan bagi Witan dan Egi untuk melakukan tusukan di belakang pertahanan mereka. Skor pun berubah menjadi 1-0 setelah Egi memaksimalkan umpan dari Witan Sulaiman. Namun, kelengahkan lini pertahanan Indonesia memaksa skor menjadi imbang 1-1 beberapa menit setelah mereka menciptakan gol.
Namun, Witan mampu menjadi pahlawan di pertandingan kali ini. Setelah memberi assist pada Egi, kali ini dia menciptakan 2 gol kemenangan Indonesia dengan skor 3-1. Khusus gol ketiga terjadi atas andil dari Egi yang mampu mencuri posisi offside Chinese Taipei dan mengecoh kiper Taipei sebelum akhirnya memberi umpan kepada Witan yang bergerak lebih bebas daripada Egi. Hasil ini membuat Indonesia menjadi pemuncak grup A dengan keunggulan selisih gol dari Uni Emirat Arab yang menang 2-1 atas Qatar di laga sebelumnya.
Itulah pembahasan mengenai Egi dan Witan membawa Indonesia menang di partai pembuka AFC U-19. Pada pertandingan ini bisa dibilang Indonesia mampu membuat banyak peluang, namun penyelesaian akhir menjadi masalah mereka saat ini. Selain itu, kemampuan Egi dan Witan ini bisa menjadi kekuatan utama ditengah sulitnya Indonesia membongkar pertahanan lawan di pertandingan berikutnya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kalian semua.