Kita sekarang ada pada zaman di mana yang alay jadi terkenal, yang ngumbar aib jadi muncul terus di televisi, yang berantem malah jadi sorotan, dan sebagainya. Semua itu terjadi karena perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat beberapa tahun terakhir ini. Media sosial yang menjadi raja sekarang. Semua tunduk di bawah media sosial. Melakukan apa pun untuk jadi famous di media sosial. Seolah dengan dikenal banyak orang di media sosial akan menjadikan dirinya layaknya presiden. Seolah apa pun bakal dilakukan yang penting bisa jadi selebgram, jadi selebtwit, atau jadi youtuber. Engga peduli mau itu bakal dihujat atau dipuji, yang penting followers naik, subscriber bertambah, dan viewers meningkat. Kebanyakan orang sekarang punya media sosial itu tujuannya untuk terkenal. Ada yang bikin konten berbahaya biar banyak yang muji. Ada yang bikin konten ngejelekin diri sendiri biar banyak yang lihat di instagram. Ada yang curhat-curhat galau biar banyak yang respect. Ada yang berantem dan dimasukin ke media sosial biar viral. Dan masih banyak sekali yanh dilakukan pengguna media sosial untuk jadi terkenal. Saya sebenarnya agak miris melihat fenomena yang terjadi di Indonesia, karena media sosial dijadikan ajang hanya untuk jadi terkenal. Sedangkan harusnya media sosial digunakan dengan bijak untuk berbagi hal-hal positif. Bukan malah menyebarkan hal-hal yang engga berfaedah dan buang-buang waktu. Di sini bukan bermaksud menyudutkan satu pihak atau apa pun, saya hanya ingin menyampaikan apa yag ada di pikiran saya. Media sosial juga adalah media atau sarana untuk mengembangkan kreatifitas. Dengan adanya media sosial, orang bisa membagikan hasil karyanya, entah itu video, foto, atau apa pun. Dan yang pasti karya yang layak untuk dipertontonkan pada banyak orang dan bisa menginspirasi banyak orang. Media sosial kan bisa diakses semua orang, jadi kalau bisa berbagi hal positif, itu juga bisa menambah pahala juga kan. Hehe. Sekarang ini, orang berlomba-lomba bikin konten yang bisa bikin namanya naik daun di media sosial. Misal, bikin konten makan makanan yang engga wajar, seperti makan makanan mentah. Sebenarnya apa yang ingin ditunjukkan dengan melakukan hal itu? Menurut saya, itu hanya akan merugikan diri sendiri. Beberapa makanan memang ada yang aman dikonsumsi dalam keadaan mentah, tapi alangkah baiknya jika dimakan dalam keadaan matang. Kalau hobi makan dan ingin mengunggah konten berkaitan dengan hobi itu, kenapa engga bikin konten tentang makanan sehat, review makanan halal, atau semacamnya? Dari pada bikin konten yang akhirnya akan membuat tubuh tidak sehat. Ada juga yang curhat galau di media sosial mengenai masalah percintaannya dan jadi viral. Apa sih untungnya begitu? Iya sih dapat bayaran dari viewers yang bejibun, tapi kan engga etis juga kalo di upload di media sosial, itu menurut saya ya. Kalau kamu galau dan butuh teman untuk cerita, kenapa engga lari ke keluarga atau sahabat kamu yang mana mereka akan kasih nasihat dan saran-saran atas masalah kamu. Jangan malah curhat di media sosial dan malah menyebarkan aib kamu sendiri. Media sosial itu ada bukan berarti semua panats untuk diupload di media sosial. Ada batasan-batasan yang harus diketahui. Boleh saja kalau mau curhat di media sosial, tapi tentang keberhasilan atau kesuksesan yang bisa menularkan semangat positif bagi yang melihatnya. Bukan curhat yang mengumbar aib sendiri. Alangkah baiknya masalah itu jangan diumbar ke semua orang, cukup diri sendiri, keluarga dan orang terdekat yang tahu. Terlepas dari itu semua, media sosial memang sudah menjadi bagian penting bagi kehiduapan manusia. Banyak orang yang menggantungkan hidupnya dari media sosial. Menggantungkan di sini bukan berarti kecanduan media sosial, tapi pekerjaan mereka dan pendapatan mereka berasal dari media sosial, seperti berjualan atau membuaka online shop di media sosial. Sekarang memang belanja online lebih dipilih oleh banyak orang. Nah, dengan online shop media sosial menjadi lebih bermanfaat. Asalkan yang dijual memang barang yang berkualitas dan tanpa penipuan. Selain itu, ada juga endorse. Itu adalah sistem promosi yang dilakukan oleh online shop dengan bantuan selebgram. Nah, itu lah yang menjadj faktor utama para pengguna media sosial untuk menjadi terkenal. Mereka mengaharapakan jika mereka terkenal akan banyak endorse maka akan mendapat banyak penghasilan. Tapi cara-cara yang dilakukan kurang tepat dan malah menjadikan mereka banyak mendapat hujatan dan merugi. Maka dari itu, marilah kita kampanyekan bijak menggunakan media sosial. Menjadikan media sosial tempat untuk menyalurkan kreatifitas dan lebih produktif. Jangan membuat konten-konten tidak mendidik atau kurang bermanfaat bagi banyak orang. Sebisa mungkin jangan mengumbar masalah atau aib sendiri ke media sosial. Itu akan merugikan diri sendiri dan tidak etis. Berpikirlah dulu sebelum melakukan sesuatu apalagi di media sosial yang sekarang bisa menjadi boomerang bagi diri kamu sendiri. Think smart when you use social media.
Zaman Now : Yang Umbar Aib Malah Viral?
Media sosial jadi ajang cari tenar.