Musim ini bisa jadi bukan menjadi musimnya Manchester United. Penampilan mereka musim ini dirasa jauh dari harapan para penggemar mereka. Bahkan, posisi mereka di klasmen justru berada di posisi 8 dari 8 pertandingan awal mereka di Premier League. Musim lalu saja, United mampu berada di posisi 2 sebelum jeda pertandingan Internasional bulan Oktober.
Posisi United di klasmen bukan hanya berada dibawah para pesaing utama mereka seperti Man City, Liverfool, Chelsea, Arsenal maupun Tottenham. Posisi mereka justru berada di bawah tim sehebat Bournemouth dan tim yang baru promosi musim ini, Wolverhampton. Masalah ini jelas membuat United harus memperbaiki permainan mereka agar tidak terlempar dari persaingan juara.
Posisi mereka di klasmen saat ini tak lepas dari performa inkonsisten mereka dari awal musim. Tercatat, mereka sudah takluk sebanyak 4 kali di seluruh kompetisi. Dimana 3 diantarnya terjadi di Liga Inggris musim ini. 3 kekalahan tersebut terjadi ketika mereka menghadapi Brighton (kalah 3-2), lalu saat ditaklukkan Tottenham di kandang sendiri dengan skor telak 0-3, dan takluk dari West Ham dengan skor 3-1. Sementara itu, 1 kekalahan terjadi di ajang Piala Liga Inggris, dimana United takluk dari Derby County yang diasuh oleh Frank Lampard melalui adu penalty.
Lalu, apa yang menjadi akar masalah performa inkonsisten The Red Devils saat ini?Berikut pembahasannya.
- Lemahnya Pertahanan
Musim lalu, United bisa dibilang sulit untuk dibobol oleh lawan. Pertahanan United musim lalu hanya berhasil dibobol sebanyak 2 kali hingga jeda Internasional bulan Oktober, dan itu hanya dibobol oleh satu tim, yaitu Stoke City. Bukan itu saja, bahkan mereka mampu mencatat 19 kali clean sheet sepanjang Liga Inggris musim lalu.
Rataan kebobolan United musim lalu hanya mencapai 0,74 gol per pertandingan mereka. Jumlah itu tercatat paling sedikit kedua setelah sang juara musim lalu, Manchester City. Namun, pertahanan United seakan tidak menunjukkan performa terbaik mereka seperti musim lalu. Musim lalu, 4 bek yang selalu dipasang United seperti Smalling, Phil Jones, Lindelof, Bailly, Valencia maupun Ashley Young saling mengisi posisi mereka satu sama lain. Hal inilah yang membuat United sulit ditembus lawan, apalagi musim lalu United sering menerapkan strategi parkir bus ketika menghadapi tim yang punya penyerang handal.
Musim ini seakan pertahanan United begitu mudah ‘dipermainkan’ oleh para lawan mereka. Contohnya saja ketika menghadapi Tottenham. Pertahanan United begitu mudah dibongkar oleh Tottenham menggunakan strategi through pass yang mereka terapkan. Bahkan tidak ada koordinasi yang benar antara para pemain mereka untuk melakukan offside trap.
Bukan hanya itu, statistic United hingga pekan ke-8 Liga Inggris tercatat mereka sudah kebobolan 14 kali. Jumlah ini benar-benar berbanding terbalik dibandingkan dengan apa yang mereka capai musim lalu. Hal ini membuktikan bahwa United sedang mengalami krisis di lini pertahanan mereka.
- Jarang Ada Bantuan Pada Second-Line
Musim lalu, United bisa bertahan menggunakan strategi parkir bus. Dimana, mereka menumpuk hampir seluruh pemain mereka di daerah pertahanan mereka sendiri, termasuk lini tengah mereka yang mampu menutup celah yang ada di lini belakang United. Kemampuan Matic sebagai gelandang bertahan dan keahlian Pogba sebagai gelandang box-to-box mampu membantu kinerja United dalam transisi menyerang ke bertahan maupun sebaliknya.
Di musim ini, United memang bisa mencatatkan 13 gol ke gawang lawan. Namun, jumlah itu lebih sedikit disbanding jumlah kebobolan mereka musim ini, yaitu 14 gol. Hal ini jelas mengindikasikan ada sesuatu yang berjalan tidak beres dalam tim mereka. Faktor lini tengah United bisa membuktikan masalah tersebut.
Kinerja lini tengah United tidak sebaik musim lalu. Dalam menyerang, mereka seakan kehilangan kreativitas mereka dalam membongkar lini pertahanan lawan. Hal itulah yang memaksa United memainkan bola long pass dari belakang langsung ke Lukaku atau penyerang lainnya. Dan, hasilnya kadang tidak efektif. Bahkan ketika menghadapi Brighton pun, United kebobolan akibat gagalnya mereka melakukan build up di lini pertahanan mereka.
Bukan hanya itu, lini tengah United juga seakan tidak memberi banyak support terhadap lini belakang mereka. Peran lini tengah United seakan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, setelah dalam hal menyerang kehilangan kreasi, bahkan mereka juga tidak memberikan bantuan terhadap lini belakang mereka.
Space yang tercipta antara lini belakang dan lini tengah mereka ketika bertahan sangat besar sekali. Hal itu bisa dimanfaatkan Tottenham ketika mereka bertemu di Old Trafford untuk mencuri 3 angka. Peran Pogba juga seakan tidak terlihat sebaik musim lalu yang mampu memberikan banyak kreasi bagi para pemain lainnya dalam hal menyerang. Hal inilah yang membuat United mudah sekali dibobol oleh lawan.
Itulah pembahasan mengenai penyebab performa inkonsisten Manchester United musim ini. Apakah United bisa keluar dari performa inkonsisten ini?