Perilaku kejam Google sebagai 'Penguasa' internet!!

12 Sep 2018 10:26 1747 Hits 0 Comments
Untuk jadi dominator sebesar Google, tentu usaha keras harus dilakukan seara terus-menerus. Bahkan, seringkali perilaku 'jahat' tak luput dilakukan oleh perusahaan yang bermarkas di Mountain View, California, AS, tersebut.

Siapa yang tidak kenal dengan Google? Ya, Google adalah salah satu kekuatan terbesar di internet. Jika kita ingin mengetahui sesuatu, tak bisa dipungkiri, Google adalah hal yang kita lakukan pertama kali. Google bahkan telah jadi kata kerja.

Tak hanya mencari sesuatu di internet, namun sebagian besar dari kita mencarinya juga melalui browser Chrome. Kita menonton video di platform YouTube, menulis blog di Blogger, menggunakan Waze untuk mencari alamat, dan menggunakan smartphone berbasis Android. Itu semua milik Google.

Untuk jadi dominator sebesar Google, tentu usaha keras harus dilakukan seara terus-menerus. Bahkan, seringkali perilaku 'jahat' tak luput dilakukan oleh perusahaan yang bermarkas di Mountain View, California, AS, tersebut.

Berikut beberapa kejahatan yang dilakukan oleh penguasa internet tersebut :

1. Praktik Monopoli

Hasil gambar untuk praktik monopoli google

Beberapa waktu lalu, penguasa internet ini didenda oleh oleh Uni Eropa sebesar $2,7 miliar. Hal ini dikarenakan Google menyalahgunakan posisinya dalam menguasai pasar Uni Eropa untuk menutup pesaing  dari daftar pencarian Google.

Pendendaan ini dilakukan Uni Eropa karena Google memprioritaskan Google. Seperti jika seseorang ingin membaca review, Google menyediakan Goole Review. Padahal ada situs  seperti Yelp yang telah lama digunakan sebagai reviewer . Masalahnya, Yelp tak memiliki search engine sendiri, dan review Yelp bisa masuk ke laman ke-4 pencarian Google.

Uni Eropa sendiri juga berpendapat bahwa Google berada di puncak kompetisi bukan karena mereka yang terbaik, namun karena secara diam-diam memblokir konsumen dari alternatif yang lebih baik.

2. Menghapus cerita negatif tentang Google.

menghapus-cerita-negatif-tentang-google.

Penguasa internet ini juga diduga gemar menghapus cerita negatifnya. Dalam praktiknya, artikel-artikel yang berkomentar miring soal Google akan terkubur di laman-laman terakhir pencarian.

Pada tahun 2011, Google bahkan pernah berdiskusi dengan Forbes dimana Google tidak akan memprioritaskan Forbes di peringkan pencarian jika Forbes tidak menampilkan tombol Google Plus untuk membagi kontennya. 

3. Sejarah panjang menghindari pajak

Gambar terkait

Walaupun dikenal sebagai penguasa internet, Google juga dikenal sebagai perusahaan yang abai soal pajak. Selama beberapa tahun terakhir, beberapa negara termasuk Indonesia berjuang keras menagih pajak dari penguasa internet ini. Bahkan mengancamnya untuk dibawa ke meja hijau.

Di Italia, Google ditagih harus membayar pajak sebesar 303 Juta Euro karena keuntungan Google di Italia dialihkan ke Irlandia karena di sana pajak lebih murah. Di Prancis dan di Spanyol, tahun lalu, kantor Google digrebek dengan kasus serupa. Di Inggris, bahkan ada nilai ratusan juta pondsterling yang diduga masih belum dibayar Google.

Praktik penghindaran pajak ke Irlandia ini juga tanpa masalah, karena diduga tahun lalu Google hanya bayar 42 juta Euro pajak untuk penghasilan sebesar 22 milyar Euro.

Di Indonesia, Google bahkan terindikasi melakukan tindak pidana oleh Ditjen Pajak dan Kemenkeu. Google Indonesia pun menolak diperiksa dengan melakukan pemulangan surat perintah pemeriksaan. Hal ini membuat Menkeu Sri Mulyani turun tangan, dan mengancam membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional. Hal ini tak mengherankan karena memang pemasukan untuk Google di Indonesia diperkirakan mencapai 5,5 triliun Rupiah per tahun, dan dalam 5 tahun nilai pajaknya lebih dari 2 triliun Rupiah.

4. Menjadi skandal pengiriman obat-obatan

skandal-pengiriman-obat-obatan.jpg

Pada tahun 2003 hingga 2011, Google terbukti melakukan tindakan kriminal dimana perusahaan tersebut mengizinkan perusahaan obat Kanada memasang iklan di sistem mereka yang menargetkan kepada konsumen Amerika Serikat. Hal ini dilakukan dengan kesadaran bahwa memfasilitasi penjualan obat lintas batas negara adalah hal ilegal.

Obat yang dibeli secara sembunyi-sembunyi dari luar Amerika Serikat tidak tercakup oleh FDA, yang merupakan BPOM AS. Kebetulan, Kanada tidak mengatur soal pengiriman obat, dan hal ini sepertinya dimanfaatkan sebagai 'jalan pintas' oleh Google untuk menerima pemasukan iklan lebih besar. Masalahnya, hal ini berpotensi berbahaya dan bisa jadi media penyelundupan.

Akhirnya Google dituntut di pengadilan, dan memilih untuk menyelesaikan kasus ini dengan membayar sebesar 500 juta dollar.

5. Kasus DeepMind

Hasil gambar untuk deep mind google

DeepMind adalah salah satu anak perusahaan Google yang ingin merevolusi kecerdasan buatan. Namun salah satu permasalahan dari DeepMind adalah kebutuhan untuk memiliki jumlah data besar untuk dipelajari. Untuk itu, pada 2015 lalu Google mendapat banyak sekali data mentah, namun dari cara yang mencurigakan.

Ternyata, Google yang bekerja sama dengan rumah sakit Royal Free Trust di London, mendapat data kesehatan dari 1,6 juta orang tanpa persetujuan mereka.

TechCrunch menyebut bahwa Google dan DeepMind punya motif tertentu atas 'pencurian' ini. Meski demikian, atas nama DeepMind, Google merilis permintaan maaf.

6. Skandal pelanggaran privasi 

Hasil gambar untuk street view google

Di tahun 2010, Google mulai mendorong pengembangan aplikasi Street View, dan gencar mengirim mobil Street View mereka ke kota-kota di seluruh penjuru dunia. Salah satu rencana untuk Street View adalah informasi tentang titik akses Wi-Fi, dan mobil Google secara otomatis mengumpulkan titik-titik tersebut.

Terdengar tak berbahaya memang, namun melansir Naked Security, ternyata Google menjadi jaringan yang mengendalikan server-server Wi-Fi tersebut. Dalam dunia hacking, hal ini disebut sniffing. Hal ini cukup berbahaya, di mana Google bisa tahu apa yang kita kirimkan melalui koneksi tersebut. Jadi, singkat kata, Google tiba-tiba jadi perusahaan yang mengetahui seluruh data privasi orang di seluruh dunia.

Ini jadi skandal besar. Google bahkan berbohong soal perilaku ini dan menolak berkoordinasi dengan yang berwajib. Oleh karena itu, Prancis mendenda 100.000 Euro karena ini, dan FTC, badan perlindungan konsumen AS, mendenda Google sebesar 25.000 dollar. Australia menyebut Google telah melakukan pelanggaran privasi terbesar sepanjang sejarah.

7. Pernah menjadi pemicu perang

Gambar terkait

Pada bulan November 2010, Kosta Rika dan Nikaragua penah hampir berperang karena serangan Nikaragua ke wilayah Kosta Rika. Penyebabnya? Google Maps.

Dilansir dari Telegraph, Google secara tidak sengaja menempatkan perbatasan yang merupakan wilayah sengketa antar dua negara tersebut, masuk beberapa kilometer ke wilayah Kosta Rika. Karena ini, seorang komandan Nikaragua membawa pasukannya ke Kosta Rika yang memicu perang.

Perang akhirnya tak terjadi. Namun New York Times menulis bahwa Google secara sadar mengabaikan perselisihan perbatasan yang masih sangat rentan dan aktif, dan punya dampak di dunia nyata.

 

Itulah beberapa kejahatan yang pernah dilakukan oleh penguasa internet, Google.

Tags

About The Author

MutiaraRizkynaArlinda 32
Ordinary

MutiaraRizkynaArlinda

student of SMK WIKRAMA BOGOR
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel