Mengenal Luka Modric, Sang Pemenang Gelar Pemain Terbaik Eropa Tahun Ini

1 Sep 2018 14:46 1574 Hits 0 Comments
Seperti apa Luka Modric ini?Mengapa dirinya bisa meraih banyak kesuksesan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir?

Beberapa hari yang lalu, UEFA resmi mengumumkan pemenang gelar pemain terbaik Eropa acara drawing fase grup Liga Champions. Selain gelar pemain terbaik secara keseluruhan, setiap posisi pun, baik penjaga gawang, bek, pemain tengah, dan penyerang juga diumumkan oleh UEFA. Hasil polling sendiri memutuskan kalau Luka Modric menjadi pemain terbaik Eropa tahun ini.

Modric sendiri berhasil mengalahkan mantan rekannya di Real Madrid, Cristiano Ronaldo, dan penyerang Liverfool, Mohamed Salah dalam perebutan penghargaan dari UEFA ini. Selain dianugerahi gelar pemain terbaik secara keseluruhan, Modric juga dianugerahi gelar pemain tengah terbaik dari UEFA. Hal ini jelas sangat luar biasa, karena Modric mampu meraih banyak prestasi pada tahun ini, baik itu level tim maupun individu.

Bersama Real Madrid, Modric mampu meraih gelar UCL untuk ketiga kalinya secara beruntun pada musim lalu, setelah mengalahkan Liverfool di partai final. Sementara itu, kegemilangan Modric musim ini mampu membawa negaranya, Kroasia melaju hingga partai final Piala Dunia sebelum akhirnya takluk dari Perancis. Meski begitu, dirinya tetap dianugerahi gelar pemain terbaik Piala Dunia kemarin.

Lalu, seperti apa Luka Modric ini?Mengapa dirinya bisa meraih banyak kesuksesan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir?Berikut ini ulasannya.

Luka Modric sendiri lahir di Zadar, sebuah daerah kecil di pesisir Kroasia. Pemain yang punya panggilan ‘Lukita’ ini lahir pada tanggal 9 September 1985. Itu artinya, kini dirinya telah berusia hampir 33 tahun, atau memasuki usia emas dalam karir sepakbola dirinya. Meski lahir di negara Balkan, namun postur tubuh dari Modric sendiri hanya setinggi 173 cm. Bahkan dirinya dicemooh oleh daerahnya sendiri karena postur tubuhnya tidak cocok untuk bermain sepakbola.

Namun, perlahan tapi pasti, Modric mulai mematahkan cemoohan itu. Diawal karirnya, dia bergabung pada tim Dinamo Zagreb junior pada musim 2002-2003, setelah 1 musim dirinya langsung promosi ke tim utama. Meski sempat dipinjamkan ke berbagai klub Kroasia lainnya selama 2 musim, namun dirinya tetap berkostum Zagreb sampai musim 2007-2008.

Permainan Modric yang mulai menanjak akhirnya membuat timnas Kroasia memanggil dirinya ke Piala Dunia 2006. Meski negaranya tidak berbicara banyak pada saat itu, namun hal ini menjadi tolak ukur bagi dirinya untuk meningkatkan performa hingga beberapa musim berikutnya. Belum cukup sampai disitu, performa Modric tersebut membuat dirinya masuk ke daftar tim terbaik Euro 2008.

Karena hal tersebut, Tottenham Hotspurs tertarik untuk mendatangkan dirinya ke White Hart Lane. Akhirnya, pada musim 2008-2009, Modric resmi hengkang ke Spurs. Permainan Modric ini mampu mengangkat performa Spurs yang sering berada di papan tengah Liga Inggris. Puncaknya, pada musim 2011, Modric berhasil membawa Spurs lolos ke Liga Champions setelah menang play off dari Young Boys. Selain itu, dirinya berhasil membawa Spurs menjadi pesaing juara bagi tim-tim kuat Liga Inggris lainnya dengan finis di posisi 3 pada musim yang sama.

Karena performa impresif tersebut membuat Modric dianugerahi sebagai pemain terbaik Spurs pada musim 2011-2012. Di musim berikutnya, Real Madrid berhasil mengambil kepemilikan Modric dari Spurs dengan harga 30 juta pounds pada tahun 2012. Musim pertama di Real Madrid tidak berjalan dengan baik. Keberadaan Xabi Alonso di lini tengah Real Madrid pada musim itu membuat Modric sering berada di bangku cadangan Real Madrid. Alhasil, di akhir musim, dirinya dicap sebagai pembelian terburuk sepanjang musim 2012-2013.

Namun, anggapan tersebut hanya berlaku pada musim itu, dimusim berikutnya, Modric mulai menujukkan pengaruh yang besar pada permainan Real Madrid. Yaitu, dimana Real Madrid berhasil meraih gelar Liga Champions ke-10 nya pada musim 2013-2014 setelah mengalahkan Atletico Madrid dengan skor 4-1.

Masuknya Toni Kroos dan hengkangnya Xabi Alonso membuat Modric menjadi playmaker utama Real Madrid hingga saat ini. Duetnya bersama Kroos menjadi duet maut yang berhasil menghancurkan berbagai anggapan buruk semua media dan tim lainnya. Kolaborasi mereka dimulai pada musim 2015-2016, dimana mereka berdua berhasil meraih gelar Liga Champions ke-11 untuk Real Madrid setelah menang adu penalty dengan Atletico di Milan. Di musim berikutnya, anggapan kalau juara bertahan UCL tidak dapat meraih gelar yang sama dalam 2 musim beruntun akhirnya dipatahkan oleh kegemilangan Kroos-Modric. Real Madrid berhasil meraih Duo Decima setelah menghancurkan Juventus di final. Puncaknya, Real Madrid berhasil meraih hattrick UCL setelah mengalahkan Liverfool di Kiev.

Ternyata, performa luar biasa Modric tidak berhenti sampai disitu. Di Piala Dunia 2018, performa tersebut mampu membuat Kroasia mencatatkan sejarah sampai di final Piala Dunia untuk pertama kalinya. Meski gagal juara, namun Modric mendapat gelar pemain terbaik kompetisi.

Itulah penjelasan mengenai Luka Modric. Apakah ini adalah puncak performa dari Modric?Atau Modric akan kembali menunjukkan kejutan lain bersama Real Madrid?Kita patut menunggu seperti apa Modric nantinya.
Tags

About The Author

Aldi Saepurahman-4 39
Ordinary

Aldi Saepurahman-4

My Coding My Adventure
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel