Adakah Batas Kewajaran Bagi Netizen Julid?

29 Aug 2018 21:51 4111 Hits 0 Comments
Jika bertanya adakah batas julid netizen dalam berkomentar. Jawabannya tergantung siapa netizennya. Kalau netizen dengan akun asli, tentu selalu ada batas-batas norma yang dijaga. Namun kalau netizen dengan akun palsu atau robot. Sudah jelas, apapun bisa dia lakukan dan katakan. Meskipun itu kata-kata pedas dan kotor.

Pernah dengar istilah "mahabenar netizen dengan segala komentarnya" ? Ya, istilah tersebut merupakan bentuk dari level julid netizen Indonesia yang sangat tinggi.

Kita maklumi saja secara penghuni negeri ini sangat banyak dan beragam. Masyarakat kita memang suka keramaian, jadi wajar jika timeline selalu disesaki netizen Indonesia apapun topiknya dibikin heboh. Mudah sekali bikin viral bagi netizen Indonesia.

Setahu saya selama ini belum ada satu orangpun yang kuasa mengontrol "jempol" netizen agar menahan komentar julidnya. Bahkan orang nomor satu di negeri ini juga gak lepas dari sasaran julid netizen.

Dunia maya bak hutan belantara. Apapun bisa orang lakukan dan katakan. Belum lagi ada kelompok akun-akun palsu yang sangat liar ngomong apasaja dibalik "topeng" mereka.

Selama ini saya pikir orang julid itu ada batasannya. Kalau soal politik, seleb maupun pejabat ya wajar jika sering menjadi sasaran julid.

Tapi sekarang saya jadi gak habis pikir ternyata bencana alam dan perjuangan atlet Indonesia di Asian Games 2018 juga menjadi objek nyinyir. Seolah orang-orang yang julid itu gak ada batasnya. Apapun bisa orang katakan se enak jempolnya sendiri.

Semoga pemikiran saya salah. Atau saya saja yang terlalu baper. Sebenarnya orang-orang tidak ada niatan untuk mencibir sesuatu. Mungkin mereka-mereka hanya mengatakan apa yang mereka pikirkan namun mikirnya gak pake otak. Tidak ada yang perlu dilebih-lebih-kaannn..

Ada beberapa kemungkinan dibalik ke-julid-an atau kenyinyiran netizen. Pertama banyaknya netizen yang julid sebagai wujud matangnya demokrasi dan kebebasan berpendapat di negara ini.

Kini orang berani ngomong apa saja yang dipikirkan. Tanpa perlu takut lagi terkekang hukum seperti Indonesia dimasa lalu. tentu sebuah kabar baik bukan?

Lalu kemungkinan selanjutnya ialah banyaknya orang yang pengecut dan tidak bertanggung jawab. Kebebasan berpendapat tidak dimanfaatkan dengan tepat.

Bersembunyi dibalik akun palsu, banyak netizen yang se enaknya berkomentar julid. Entah itu ke akun seleb maupun publik figur lainnya. Seolah netizenlah yang paling benar.

Jenis netizen inilah yang paling bikin geram. Karena beraninya ngatain orang lain doang, namun identitas aslinya gak kelihatan.

Lalu, dari semua kemungkinan sebab netizen julid yang sudah saya katakan. Barangkali semuanya salah. Bisa saja jika netizen julid sebenarnya bukanlah orang yang seperti itu.

Namun karena ada sesuatu dibaliknya. Sesuatu itu ialah uang. Ini sih hanya isu sebenarnya. Katanya mereka-mereka yang berkomentar pedas terhadap perjuangan atlet-atlet yang berjuang di Asian Games 2018, sesungguhnya sengaja dibuat demi membentuk citra buruk Indonesia.

Ah tapi saya belum bisa memastikan semua ini. Ini hanya opini saya yang terus terang saya tidak nyaman jika kondisi masyarakat kita semakin kelewat batas dalam menyuarakan pendapatnya.

Dalam posisi demikian, mungkin saja saya hanya seorang yang terjebak dalam penggiringan opini publik. Saya selalu berharap masyarakat Indonesia tidak ada yang terpecah belah.

Bahwa semua ini hanyalah ilusi dunia maya saja yang dibuat oleh sekelompok orang yang tidak terhormat. Antara saya dan kamu, antara kita semua sebetulnya tidak ada masalah. Hanya beberapa orang saja yang bermain "drama" seolah bangsa ini terlalu parah.

Padahal kita baik-baik saja. Karena seperti pantauan saya pribadi. Di dunia nyata amat sangat jauh berbeda dengan dunia maya. Maka itu, jangan mudah teradu domba dan gampang tergiring opini. Bersikap biasa saja, dan biasa saja.

Jika bertanya adakah batas julid netizen dalam berkomentar. Jawabannya tergantung siapa netizennya. Kalau netizen dengan akun asli, tentu selalu ada batas-batas norma yang dijaga. Namun kalau netizen dengan akun palsu atau robot. Sudah jelas, apapun bisa dia lakukan dan katakan. Meskipun itu kata-kata pedas dan kotor.

Sekarang tinggal kita sendiri, mau menanggapi manusia asli atau manusia jadi-jadian. Saya rasa mending membangun jejaring sosial media untuk menandingi Facebook ketimbang menandingi komentar netizen imitasi.

Tags

About The Author

Rianda Prayoga 48
Ordinary

Rianda Prayoga

Gak banyak bicara, sedikit cuek tapi lumayan ramah
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel